BULELENG | TATKALA.CO – Kabupaten Buleleng akan mengerahkan 182 penari serta banyak seniman pendukung lain untuk memeriahkan Pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45 tahun 2023 ini. Tema pawai yang digarap Buleleng, “Samudera Baniaga” atau Perniagaan Bahari.
Seniman penari dan penabuh yang terlibat berasal dari dari Sanggar Manik Uttara dan Yowana Giri Emas. Mereka akan menunjukkan kepiawaian mereka dalam menerjemahkan konsep Samudera Baniaga itu dalam acara pembukaan 18 Juni mendatang di Denpasar.
I Kadek Sofyan Artawan selaku pembina dari perwakilan Duta Kabupaten Buleleng tahun ini menjelaskan, persiapan dari garapan ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 hari untuk latihannya dengan membagi per sektoral tatanan dari para penari yang berjumlah 182 orang d iluar pendamping.
Susunan tersebut dijelaskannya meliputi dari pembawa papan nama, selanjutnya diikuti oleh tari maskot yang dalam hal ini menampilkan tari hasil rekontruksi yaitu Tari Pendet Pancasila, kemudian diikuti oleh garapan tari kreasi nelayan yang membawa dayung, dan terakhir berisi barisan tarian tematik yang mengangkat konsep dari cerita Pura Pabean di Pulaki.
“Dengan adanya pembinaan sekaligus pendampingan dari Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng sendiri dapat menjadi dukungan moral sebagai modal peserta untuk tampil,” katanya.
Sofyan mengatakan, dalam perjalanan sesi latihan tersebut pastinya menemui kendala seperti mempersatukan garapan mengingat para peserta disini latihan di tempat yang berbeda dan hanya bertemu pada saat H -1 sebelum pembinaan, namun hal tersebut bisa teratasi dengan respon yang dibarengi oleh semangat antuisiasme para peserta.
Telah dilakukan pembinaan terhadap seniman yang melakukan persiapan garapan pawai tersebut di di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Rabu, (3/5).
Ada tiga orang kurator dari panitia PKB Provinsi Bali yang memberikan beberapa masukan terhadap penampilan dari Duta Kabupaten Buleleng nanti agar dapat menampilkan yang terbaik dalam pawai.
Prof Dr I Wayan Dibia salah satu tim kurator melalui pengamatannya menerangkan semua komponen yang akan ditampilkan Duta Kabupaten Buleleng sudah dinilai memadai jadi semua unsur-unsur identitas daerah, uperengga, gamelan, dan tari maskot sudah dimasukkan di dalam garapan. Hanya saja cukup lebih mematangkan kembali konsep agar tidak melebihi waktu, dan tidak melanggar kesepakatan yang sudah ada.
“Karena pawai ini bukan suatu pertunjukan yang diam melainkan pertunjukan yang berjalan, oleh karena itu saran yang semua kurator tadi sampaikan adalah untuk peningkatan kualitas penampilan,” katanya. [T/Ado/*]