31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Memaknai Perbedaan Komunikasi Antarbudaya: Bukan Sekadar Wacana

ChusmerubyChusmeru
March 1, 2023
inEsai
Memaknai Perbedaan Komunikasi Antarbudaya: Bukan Sekadar Wacana

APAKAH SEMUA WARGA di Tanah Air ini merasa bangga menjadi bangsa Indonesia? Jika memang iya, apa yang membuat bangga? Alamnya yang indah, jumlah penduduknya yang melimpah, ataukah masyarakatnya yang ramah-tamah?

Banyak alasan bagi orang untuk merasa bangga hidup di Bumi Nusantara ini. Kekayaan budaya dan kemajemukan agama adalah salah satunya. Setiap daerah memiliki seni, adat, tradisi, dan budaya yang khas. Setiap orang juga memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan yang diyakininya. Potensi keberagaman ini diklaim banyak pihak sebagai faktor yang mempersatukan bangsa.

Namun tak sedikit pula yang menganggap keragaman adat, budaya, dan agama acapkali menjadi biang terjadinya konflik. Bagaimana bangsa ini memaknai keberagaman sangat menentukan sejauhmana keberagaman itu dapat mempersatukan, bukan menjadi sebab perpecahan.

Diperlukan pemahaman komunikasi antarbudaya oleh seluruh elemen bangsa. Sayangnya, komunikasi antarbudaya tak segampang yang dibayangkan. Banyak hal yang membuat komunikasi antarbudaya terkendala, seperti  etnosentrisme dan kondisi ketidaksadaran seseorang ketika berjumpa dengan budaya yang berbeda.

Etnosentrisme

Mengagumi dan mencintai nilai, adat, tradisi dan budaya yang dimiliki masyarakat adalah sikap yang mulia. Dengan sikap seperti itu orang akan berupaya menjadi manusia yang menghargai kearifan lokal sebagai landasan berperilakunya.

Tanpa modal kecintaan pada budaya sendiri, orang akan mudah kehilangan jatidiri dan terbentur pada budaya asing yang belum tentu tepat untuk digunakan dalam kehidupan lokalitasnya.

Meski demikian, kecintaan yang berlebihan terhadap budaya sendiri dapat membuat seseorang terjebak pada etnosentrisme. Hal ini terjadi pada orang-orang yang bersikap dan berpandangan hanya nilai, adat, tradisi, dan budaya mereka sendirilah yang paling baik dan paling benar. Sedangkan yang lain dianggap tidak baik dan tidak benar. Etnosentrisme seperti ini tentu saja akan menghambat komunikasi antarbudaya sebagai dasar pemahaman keberagaman.

Etnosentrisme bukan hanya mengejawantah dalam ruang sosial budaya saja. Ruang-ruang ekonomi dan politik juga tak luput dari perangkap etnosentrisme. Ada anggapan bahwa bisnis tertentu akan lebih berhasil jika dikelola oleh orang-orang yang berasal dari etnis tertentu. Bukan lantaran etnis tersebut memang memiliki nilai dan etos kerja yang baik, tetapi lebih dianggap karena etnis itu lebih baik dibanding etnis lain.

Oleh sebab itu, keberhasilan satu etnis dalam bisnis kerap menimbulkan kecurigaan dan kecemburuan antaretnis.

Ruang politik juga tak luput dari etnosentrisme. Demokratisasi sebagai pilar kehidupan berpolitik diwarnai dengan pandangan sempit tentang sosok pemimpin yang layak untuk dipilih. Hanya orang dari etnis atau suku tertentu yang dianggap layak memimpin bangsa ini. Etnis atau suku lain dianggap tidak layak.

Bahkan dalam beberapa kasus, seorang calon pemimpin mendapat penolakan karena latar belakang budaya dan agamanya. Jika demikian, masih pantaskah kita berbangga sebagai bangsa yang beragam?

Kesadaran versus Ketidaksadaran

Apa yang dikatakan elit politik tentang ragam budaya dan agama di Indonesia? Apa yang disampaikan tokoh-tokoh negeri ini tentang kekayaan adat dan tradisi? Apa yang dibicarakan para ilmuwan dan akademisi Tanah Air perihal kemajemukan bangsa ini?

Semua pasti sepakat, bahwa Indonesia adalah negara yang sangat menjunjung tinggi kerukunan antarumat beragama. Indonesia adalah negara yang sangat toleran terhadap perbedaan budaya. Semua satu suara, bahwa perbedaan latar belakang adat dan tradisi adalah anugerah terindah bangsa ini.

Semua yang disampaikan elit politik, tokoh masyarakat, dan para akademisi adalah pernyataan dalam sebuah ruang kesadaran (mindfulness). Ruang-ruang itu bisa bernama diskusi, seminar, simposium, dan sejenisnya. Dalam kondisi kesadaran sosial, politis, dan akademis, semua sepakat kebhinekaan adalah sebuah keniscayaan yang perlu terus dijaga dan dirawat.

Saat seminar dan diskusi di satu hotel berbintang, semua beranggapan pertikaian dan intoleransi terhadap perbedaan adalah sebuah pengingkaran dan pengkhianatan kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Namun ketika elit politik itu bertarung merebut kursi kekuasaan, ketika tokoh masyarakat berada di tengah kepentingan ekonomi, saat akademisi berebut jabatan struktural, akankah ruang kesadaran itu masih tetap terjaga?

Boleh jadi, sanjungan tentang perbedaan dan keberagaman itu hanya sekadar wacana dalam ruang kesadaran. Ketika kepentingan kekuasaan dan kue ekonomi diperebutkan, mereka akan berada dalam ruang ketidaksadaran (mindless). Komunikasi antarbudaya, antaretnis, dan antaragama mengalami ketegangan. Prasangka dan stigma terhadap latar belakang budaya menjadi bagian dari upaya pertarungan kepentingan.

Upaya serius perlu dilakukan seluruh anak bangsa untuk tetap menjaga ruang kesadaran dalam situasi apa pun. Komunikasi antarbudaya harus dibangun atas dasar kesadaran bahwa perbedaan itu bukanlah wacana, namun sebuah realita. Contoh-contoh sederhana dapat dilakukan. Siapa pun dapat menjadi presiden, menteri, rektor, kepala desa, hingga ketua RT; tanpa harus melahirkan perdebatan latar belakang suku, agama, dan budaya.

Saatnya kini berhenti mengumbar wacana tentang arti penting perbedaan dan keberagaman. Komunikasi yang dibangun di seluruh negeri mesti berangkat dari tindakan empiris memaknai perbedaan.

Sebagaimana dikatakan penyair Catherine Pulsifers, bicara tentang apa yang akan kita lakukan memang mudah, tapi itu tidak berarti apa-apa sampai kita mengambil tindakan dan mewujudkannya. [T]

Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi Hindu, Untuk Apa?
Tags: ilmu komunikasikomunikasikomunikasi antarbudayaPendidikanPolitik
Previous Post

Hal-hal yang Membuat Aku Kuat dari Segala Hal yang Bisa Membuat Aku Patah

Next Post

Bagaimana Cara Menjaga Hal Baik yang Sudah Melekat? | Pesan Kepada Ndul…

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Bagaimana Cara Menjaga Hal Baik yang Sudah Melekat? | Pesan Kepada Ndul…

Bagaimana Cara Menjaga Hal Baik yang Sudah Melekat? | Pesan Kepada Ndul…

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co