17 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer, Relasi Kuasa dan Perlawanan

Aldi PurnamabyAldi Purnama
February 24, 2023
inUlas Buku
Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer, Relasi Kuasa dan Perlawanan

Novel Bumi Manuisa karya Pramoedya Ananta Toer

Bumi Manusia (1980) karya Pramoedya Ananta Toer merupakan salah satu dari novel Tetralogi Pulau Buru yang dapat dikatakan masterpiece dalam karir Pram.

Bumi Manusia menggambarkan sebuah perjuangan, sosial-kultur, hak dan kewajiban, kekuasaan, dan sebagainya. Bumi Manusia adalah sebuah novel fiksi dengan genre drama history yang memiliki setting di kehidupan periode penjajahan Belanda.

Novel Bumi Manusia mendapat banyak pujian dan mengantarkan Pram sebagai pengarang yang disebut-sebut menjadi nomine penghargaan Nobel Sastra. Dalam sejarah sastra di Indonesia, Novel Bumi Manusia dikatakan sebagai salah satu novel terbaik, karena konon katanya cerita dari Bumi Manusia dapat dikatakan pula sebagai sebuah mahakarya yang menjadi warisan histori terbaik bagi tanah air Indonesia.

Ditafsir lewat sudut pandang yang baru, dapat ditemukan banyak hal yang mungkin sebelumnya tidak dapat terungkap dalam novel Bumi Manusia. Jika novel Bumi Manusia ditelusuri dengan perspektif yang mengacu pada teori struktural konstruktif atau teori praktik sosial, maka akan banyak hal yang dapat dipecahkan dan terungkap dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer ini.

Lalu, bisa dianalisa bagaimana pengarang dapat menyisipkan pemikirannya terhadap permainan tokoh Minke, Nyai Ontosoroh (Sanikem), Annelies Mellema, Robert Mellema, dan Herman Mellema, dalam jalan cerita Bumi Manusia yang berkaitan dengan sosialkultur antara Eropa, Indo, dan pribumi?

Serta, bagaimana pemikiran Pram hingga dapat mengisahkan novel Bumi Manusia yang problem atau masalahnya dihidangkan untuk Minke dan Nyai Ontosoroh? Terutama banyak terjadi kekerasan simbolik (Symbolic Violence) ala Pierre Bourdieu di dalamnya.

Sosial Kuktural

Kekuasaan pada saat itu memang dikatakan bahwa orang Eropa menganggap diri sebagai kaum yang terkenal, berwibawa, berprilaku lebih baik, bahkan merasa dirinyalah yang paling pantas untuk berpendidikan. Tak memandang bahwa kaum pribumi akan dapat mendahului dengan sopan santun, perlawanan, ketekunan, dan keberanian.

Dari awal cerita novel Bumi Manusia banyak mengungkapkan berbagai kekerasan simbolik yang terjadi/dilakukan atas Eropa terhadap kaum Pribumi, terutama yang menimpa Minke. Misalnya, nama Minke yang dapat menggambarkan kata “Monkey” atau dalam bahasa Indinesia adalah “Monyet” diberikan atau disematkan oleh gurunya yaitu Meneer Rooseboom.

Tak hanya sampai perkara itu, Minke adalah satu-satunya orang Pribumi di sekolahnya: HBS. Mendapat berbagai kepungan, kecaman, kekerasan, berupa pelecehan serta deskriminasi oleh kaum Eropa-Indo, serta sempat dipecat dari sekolah HBS.

Namun, Minke tetap sebagai pemenang dalam berbagai hal, terutama di kancah intelektual dan sosialkultural yang dialaminya. Dibuktikannya dengan nominasi yang diperolehnya sebagai lulusan terbaik kedua seHindia Belanda dan pertama seSurabaya. Artinya, dalam hal ini tokoh Minke menggambarkan keberhasilan kaum Pribumi dalam mengalahkan sistem feodalisme, terutama atas kekerasan simbolik dari Eropa-Indo.

Tidak hanya tentang Minke sebagai perwakilan kaum Pribumi. Tokoh Herman Mellema, dikisahkan adalah sesosok yang berbeda dengan kaum Eropa (Belanda) murni/totok lainnya, rajin, elok, tak suka bermain perempuan, penyayang dan bukan pemarah. Disaat meminta agar kedua anak yang ia sayangi (Robert Mellema dan Annelies Mellema) untuk dibaptis, namun penolakan oleh Pendeta karena alasan pernikahan tidak syah dari ibunya (Nyai Ontosoroh) dengan Herman Mellema, juga masih berstatus seorang kaum Pribumi.

“Dengan campurtangan Pengadilan Hukum justru tidak mengakui abangmu dan kau sebagai anakku, bukan anak-anakku lagi, walau Mama ini yang melahirkan. Sejak pengakuan itu kalian, menurut hukum, hanya anak dari Tuan Mellema.” (Bumi Manusia, 136).

Sebagai gambaran kekerasan simbolik yang dihadapi Nyai Ontosoroh sebagai kaum pribumi yang tak mendapatkam keadilan atas keluarganya. Memang saat sebelumnya dengan Nyai Ontosoroh, Herman Mellema sudah pernah beristri juga beranak (Maurits Mellema) di Belanda. Maurits Mellema, ialah yang nantinya akan menjadi peluru yang menusuk bagi harta kekayaan, serta hak asuk Robert dan Annelies Mellema.

Dari gambaran sudut pandang pengarang menggambarkan bahwa segala yang berkaitan dengan Eropa (Belanda) adalah busuk dan feodalisme anarki. Ibaratkan semut (Pribumi) dengan gajah (Eropa), walau semut kecil dan selalu tergilas atas gajah, namun jika sekalinya berulah (melawan) maka gajahpun akan tumbang.

Beralih pada seorang Nyai Ontosoroh alias Sanikem merupakan perempuan jawa ayu dan putri dari juru tulis bernama Sastrotomo. Dijual oleh ayahnya saat usia 14 tahun dan dipergundik oleh Herman Mellema. Namun dididik tuannya, hingga menggenggam modal pengetahuan bahasa dan pengetahuan sosial kultural Eropa, Indo, Pribumi.

“Mama pelajari semua yang dapat kupelajari daru kehendak Tuanku: kebersihan, bahasa Melayu, menyusun tempat tidur dan rumah, masak cara Eropa” (Bumi Manusia. 128).

Pribumi yang berhasil menguasai perusahaan perkasa di dalam lingkaran kehidupan masyarakat kolonial. Tinggal di Wonokromo mendirikan Boerderij Buitenzorg. Nyai Ontosoroh alias Sanikem, membakar masa lalunya yang berembun demi memperoleh kesuksesan. Menjadikan dirinya superioritas dalam usia kurang dari 20 tahun dan menggantikan juga menyurutkan eksistensi tuannya: Herman Mellema. Dari sini, pengarang menggambarkan pemikirannya mengenai persaingan Belanda murni/totok dengan Pribumi Jawa dan perlawanan.

Tuan Herman Mellema sebagai representasi Eropa (yang katanya maha lebih baik dan berpendidikan), tersingkirkan menjadi seorang pecundang. Perilaku yang berbalik 180 derajat, mejerumuskannya pada akhir hayatnya sebagai pecundang di sebuah rumah plesiran/bordil. Begitu juga anaknya: Robert Mellema. Gambaran pengarang yang menuangkan logika pada novel ini menjadikannya sangat ideologis. Seperti pembalikan status kapital, menempatkan Nyai Ontosoroh yang dapat mengatur perusahaan dan menjadi supervisor melengserkan tuannya: Herman Mellema.

Gambaran yang dituangkan oleh pengarang menjadikan sebuah kenyataan dimana kaum kelas bawah mampu melakukan perlawanan terhadap kelas atas walau tidak dengan kekerasan serta dapat membungkam percikan suara kaum Eropa yang menyatakan diri sebagai yang terbaik dari segi perilaku dan pedidikan. Selain itu, gambaran hiperbolisme negatif direpresentasikan oleh Robert Mellema yang menunjukkan kebiadaban bahkan keserakahan kaum Eropa, dengan memperkosa adiknya sendiri: Annelies Mellema.

Seperti itulah gambaran relasi kuasa dan perlawanan: Pribumi versus Eropa. Memang pada tahap tertentu diungguli oleh Pribumi. Namun lingkaran sosial pada masa novel ini adalah Kolonialisme Eropa (Belanda), yang mengakibatkan permainan akan selalu dikuasai hukum kolonial Eropa. Pada akhirnya, atas gugatan hak asuh dari Maurits Mellema atas Robert dan Annelies Mellema, maka kaum Pribumi dinyatakan gugur untuk mempertahankan haknya. Pribumi telah kalah.

“Kita kalah, Ma,”

“Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.” (Bumi Manusia. 535).

Akhir yang sangat dramatis dari representasi Pram ini.

Sebenarnya, implementasi Minke di sekolah HBS dan Nyai Ontosoroh yang otodidak, telah membangun kesadaran tentang makna dari sebuah perlawanan terhadap ketidakadilan dengan cara yang bukan beradu badan. Bukan hanya itu, pengarang juga merepresentasikan sebuah perjuangan sebuah bangsa. Relasi kuasa kaum Pribumi dengan Eropa, Ibarat dua senar gitar, sama-sama mengeluarkan suara walau berbeda ukuran. Namun semuanya memiliki hak untuk besuara.

Sedikit uraian Bumi Manusia melalui perspektif pengarangnya menurut saya pribadi, yang dikaitkan dengan kekerasan simbolik dari Pierre Bourdieu. Penting adanya perspektif lain untuk membentuk analisis yang lebih beragam lagi, agar dapat membaca lebih menarik. [T]

Pram dan Kaitannya Dengan Bali
Lika-liku Ambisi Perempuan Dalam Novel “Aroma Karsa” Karya Dee Lestari
Dunia Patriarki Dalam Novel “Lelaki Harimau” Karya Eka Kurniawan
Tags: novelNovel Bumi ManusiaPramoedya Ananta ToerSastra Indonesia
Previous Post

Tim BPIP Kunjungi DPRD Buleleng, Bahas Ranperda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan

Next Post

Gusti Putu Armada Resmi Pimpin Perbasi Buleleng

Aldi Purnama

Aldi Purnama

Bernama lengkap Putu Aldi Purnama Putra. Lahir di Desa Banyuatis, 24 Juli 2002. Lulusan SMA Negeri 1 Banjar. Menempuh pendidikan S1 Pendidikan Sastra Agama dan Bahasa Bali, di STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Memiliki pengalaman lomba menggambar desain batik hingga Baligrafi, dari SD sampai sekarang

Next Post
Gusti Putu Armada Resmi Pimpin Perbasi Buleleng

Gusti Putu Armada Resmi Pimpin Perbasi Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co