KADEK DWI ADELINA APRILIANI, siswi SMP Negeri 2 Sawan di Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali, menjadi satu-satunya siswa SMP di Buleleng yang diundang oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Nasional di Jakarta, 12-16 Februari 2023.
Ia diundang karena sebelumnya menjadi yang terbaik pada “Lomba Nyurat Aksara Bali di Komputer” tingkat SMP dalam Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Bali, 9 November 2022 lalu.
Adelina, begitu ia biasa dipanggil di sekolah, adalah anak dari pasangan Gede Suardika dan Luh Bakti. Ia lahir 29 April 2008 di Desa Sinabun, sebuah desa di Kecamatan Sawan, Buleleng-Bali. Desa Sinabun sendiri terkenal sebagai sentra penghasil kain tenun.
Bukan suatu kebetulan ia berhasil menjadi yang terbaik dalam nyurat aksara Bali di komputer. Ketertarikannya terhadap bahasa dan aksara Bali sudah muncul sejak saat sekolah dasar. Ia sering ditunjuk mewakili sekolahnya, SDN 1 Sinabun, mengikuti lomba nyurat aksara Bali di kertas. Hasilnya bisa ditebak. Ia sering mendapatkan juara.
Juara 1 se-Bali dan Pengalaman Baru
Saat menjadi juara 1 di FTBI Provinsi Bali, Adelina berhasil menjadi yang terbaik dari 18 peserta se-Bali. Ia merasa sangat bahagia. Ia bahagia karena menjadi yang terbaik se-Bali, menerima trofi juara disaksikan orang tua, dan tentu juga karena menerima hadiah yang lumayan besar, yaitu Rp 5.000.000.
Ia pun menceritakan bahwa belajar nyurat aksara Bali di komputer itu ternyata sangat menyenangkan. Tidak seperti yang dikatakan oleh kebanyakan orang bahwa belajar aksara Bali itu susah dan membosankan.
Dwi Adelina (pegang piala) bersama guru pembina di SMPN 2 Sawan | Foto: Dok penulis
Ia senang karena ia mendapatkan hal baru dari proses latihan. Seperti, mengetahui ada aplikasi Bali Simbar untuk mengetik aksara Bali di komputer, juga bisa memperdalam pengetahuan tentang penggunaan komputer.
Niat Belajar, Berdoa, Dukungan Orang Tua, dan Kepala Sekolah
Kemampuan menulis dalam hal ini mengetik aksara Bali di komputer memang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan membaca. Orang tidak akan mampu menulis dengan baik jika tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang salah satunya diperoleh melalui proses membaca. Inilah yang Adelina lakukan untuk memperdalam keterampilannya dalam menulis aksara Bali di komputer.
Saat mengalami kendala, seperti susah membedakan kata yang seharusnya ditulis dengan taléng (tanda yang menyatakan bunyi /é/ pada huruf Bali), atau pepet (tanda yang menyatakan bunyi /e/ pada huruf Bali), ia terus membaca contoh-contoh satua (cerita) Bali di internet, membaca kamus, dan buku pelajaran.
Selain niat belajar yang tinggi, motivasi keluarga juga berperan terhadap keberhasilannya. Orang tuanya selalu mendukung segala bentuk kegiatan positif yang dilakukannya. Juga dorongan kakeknya yang senang menembangkan kidung Bali. Dan yang tidak bisa dilupakan menurutnya adalah berdoa. Selama proses latihan ia selalu memohon restu dari Dewi Saraswati, Dewi Pengetahuan, agar proses belajarnya selalu dilancarkan.
Kepala SMPN 2 Sawan Ni Nyoman Kartikawati, S.Pd. | Foto; Dok penulis
Ni Nyoman Kartikawati, S.Pd., sebagai pimpinan SMP Negeri 2 Sawan, juga sangat berperan penting dalam kesuksesan Adelina. Ia mengatakan bahwa prestasi ini adalah berkat kesungguhan guru pembina dan Adelina sendiri.
Ia pun berterima kasih kepada pembina dan siswa yang sudah mengharumkan nama sekolah dan Buleleng di ajang FTBI nasional. Sebagai bentuk pelaksanaan Merdeka Belajar episode ke-17, ia pun berkomitmen bahwa sekolah akan selalu mendukung revitalisasi bahasa daerah Bali.
Tidak Terpikirkan ke Jakarta karena Aksara Bali
Semua siswa di Indonesia pasti bermimpi bisa menginjakkan kaki di ibu kota tanpa keluar biaya sepeserpun. Dan itu termasuk Adelina walaupun ia tidak pernah membayangkan untuk bisa Jakarta berkat aksara Bali. Namun, mimpi itu sekarang adalah kenyataan. Rasa senangnya seperti tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata setelah menerima kabar bahwa ia diundang untuk mengikuti FTBI nasional di Jakarta.
“Saya tidak pernah berpikir jika aksara Bali bisa mengantar saya ke Jakarta,” kata Adelina saat diajak ngobrol di sekolahnya di SMPN 2 Sawan.
Saat mengikuti kegiatan di Jakarta nanti, ia berjanji akan mengenalkan budaya Bali kepada seluruh peserta khususnya aksara Bali yang sudah bisa diakses secara digital baik melalui HP atau komputer.
FTBI nasional ini dilaksanakan dalam rangka tindak lanjut pelaksanaan Merdeka Belajar: Revitalisasi Bahasa Daerah tahun 2022 dan menyemarakkan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari 2023. Kebetulan juga pada bulan Februari diperingati sebagai Bulan Bahasa Bali di Bali.
Adelina pun mengajak generasi muda untuk menggunakan bahasa Bali dalam berkomunikasi sehari-hari. Ia ingin anak muda Bali melestarikan bahasa ibu sehingga tetap ajek dan lestari. Ia memang mengakui jika anak-anak susah mengerti aksara Bali. Oleh sebab itu perlu dipelajari seperti apa yang sudah ia lakukan sampai saat ini. [T]