OMBAK PASANG
:Pamela Paganini
barangkali kejatuhan sunyi menjelma
pasir pesisir. berulang kali
dimurnikan matahari
memilih jadi tawanan air
melihat cahaya dari kedalaman
laut atau maut
di sana hanya ada gema
yang telah lama berlepasan
dari bibir penyair
DI TIMUR PULAU
di timur pulau. malam
meringkuk di jantung bayang
menebak letak segumpal mineral
di jalur pendar. biru agar-agar
tak sebulat mata purnama
memantul pada butir-butir garam
menafsir laut pasang-surut
NOKTURNA
di ujung dermaga yang kaki-kakinya keriput
mata suar memerah di jantung bayang
tiap kali tangan angin menyeret sampan
menuju hilang
aku menghitung dalam keremangan bintang
berapa banyak burung: terpisah dari kawanan
terlambat pulang
desis nokturna. lembar ombak robek
di taring tebing serta bunyi tepuk daun-daun
mataku memutih terperangkap dalam sinar bulan
PANGKUAN BATU
entah bagaimana menjelaskan
perasaan air, sejak datang dan berakhir
di sini. salah satu kelokan linang
tubuh batu lumut beludru: samadi
menafsir mosaik daun-daun, serta desis
hutan tenggelam-timbul sepanjang musim
di pangkuan batu, meredam
lembar air: menyala warna marun
bekas lengan ilalang cakar belukar
PENJUAL KUE PUTU
sebuah sepeda menyeret penunggangnya
melintasi selimut hujan
beku sendi mencair di ujung pedal
sebatang bunyi menjulang, merah nyala warna gula
dari lubang bambu, merupa sebilah pedang: tebas
musik dan raung mesin
terapung-apung dalam cahaya. lampu-lampu kota
melelehkan tubuhnya, setetes demi setetes. mengalir
garis dilukis sepasang roda
[][][]