BAHASA BALI adalah bahasa perjuangan, bahasa yang senantiasa berjuang untuk menunjukkan eksistensi dan kelestariannya. Sebagai salah satu bahasa daerah yang dapat dikategorikan lengkap dengan adanya bahasa, aksara, sastra dan penutur bahasa Bali.
Secara mengkhusus sejak tahun 2016 Pemerintah Provinsi Bali sudah menempatkan tenaga penyuluh bahasa Bali di masing-masing desa dinas dan kelurahan di seluruh Bali. Upaya-upaya pelestarian pun sudah banyak dilaksanakan seperti konservasi, identifikasi dan digitalisasi naskah lontar, kelompok belajar bahasa Bali, pelatihan menggunakan bali simbar, pengadaan ilustrasi satua Bali, alih aksara dan bahasa, termasuk upaya mempertahankan dan melestarikan bahasa Bali melalui media-media audio maupun visual secara online.
Dengan inisiasi dan kesepakatan bersama Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali yang bertugas di Kabupaten Gianyar melaksanakan kegiatan Makantisastra, yang terdiri dari pelaksanaan lomba film pendek berbahasa Bali, musikalisasi puisi berbahasa Bali dan bakti sosial.
Dengan mengambil tema “Sastra Pinaka Sasuluh Urip” giat dan gelora eksistensi bahasa Bali menggema dengan melibatkan peserta siswa SMA/SMK dan peserta umum se-Provinsi Bali. Adapun beberapa tujuan kegiatan Makantisastra adalah untuk menjaga kelestarian bahasa Bali dan memberikan sudut pandang baru terkait dengan kegunaan film pendek dan musikalisasi puisi berbahasa Bali dalam upaya pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali
Puisi-puisi yang dilombakan merupakan bentuk apresiasi dan penghormatan terhadap sastrawan Bali modern Gianyar yaitu I Made Sangra dengan judul Suara Saking Setra. Dilengkapi dengan beberapa karya puisi Bali modern yang dituliskam oleh Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar.
Foto: I Dewa Gede Alit Mudiarta, S.E., M.M Pejabat Sekda Kabupaten Gianyar menerima kenang-kenangan dari Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar
Runtutan kegiatan lomba film pendek dan musikalisasi puisi berbahasa Bali diawali dengan pelaksanaan workshop pada tanggal 23 dan 26 November 2022 yang dilaksanakan secara luring dan daring di kantor desa Peliatan, Ubud, Gianyar. Berkaitan dengan pelaksanaan bakti sosial dilaksanan di salah satu panti asuhan di kabupaten Gianyar pada tanggal 15 Desember 2022 dengan memberikan sosialisasi dan permainan yang berkaitan dengan bahasa, aksara dan sastra Bali.
Dengan acara puncak pengumuman dan penyerahan pemenang dilaksanakan Rabu, 21 Desember 2022.
Adapun para pemenang pada lomba film pendek berbahasa Bali : Juara I RAS Production SMKN 1 Mas, Juara II MMSSRI SMKN 1 Sukawati, Juara III Pandu Media SMKN 1 Tegalalang dan Juara Favorit Taksu25Visual SMAN 1 Tampaksiring.
Pemenang pada kategori lomba musikalisasi puisi berbahasa Bali : Juara I Teater Taksa SMKN 3 Denpasar, Juara II SMAKER SMKN 2 Sukawati, Juara III THEICE komunitas dan Juara Favorit SMAKER SMKN 2 Sukawati. Penentuan jura favorit dilaksakan langsung di akun Instagram Bapak Bupati Gianyar @agusmahayastra.
Foto: G.N Hadi Budidharma, SE.,M.AK Pejabat Sekdis Kebudayaan Provinsi Bali menyerahkan piala kepada Theice Jura III lomba musikalisasi puisi berbahasa Bali
I Made Dudik Suryantika, S. Pd, M. Pd selaku ketua panitia pelaksana Makantisastra bahasa Bali Kabupaten Gianyar menyatakan sangat merasa bahagia melihat antusias para peserta untuk mengikuti kegiatan lomba yang dilaksanakan. Siswa SMA/SMK dan peserta umum yang ikut berpartisipasi sangat bersemangat, walaupun lomba ini dilaksanakan secara virtual namun persiapan peserta sangat maksimal serta berkualitas.
Banyak usaha dilakukan oleh masing-masing sekolah mulai dari pembinaan, pengeditan vidio bahkan ada yang sampai membuat opening vidio dengan melibatkan leading sector di sekolahnya. “Ini menunjukkan sekolah dan peserta tidak main-main atau tidak sekedar ikut berpartisipasi saja, namun memang benar-benar ingin menunjukan hasil yang maksimal,” kata Dudik.
Selain itu rasa bangga pun muncul ketika masa transisi keberadaan bahasa Bali sebagai bahasa perjuangan untuk menjaga eksistensi seperti saat ini. Semangat rekan-rekan Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar untuk mengadakan kegiatan Makantisastra dengan lomba film pendek dan musikalisasi puisi berbahasa Bali di dukung penuh oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, pemerintah Kabupaten Gianyar, Bapak Nyoman Parta, S.H dan Bupati Gianyar.
Salah satu juri lomba musikalisasi Mas Rucitadewi yang merupakan maestro sastra Bali modern sangat mengapresiasi kegiatan lomba musikalisasi puisi berbahasa Bali yang dilaksanakan oleh penyuluh bahasa Bali Kabupaten Gianyar. Meskipun dilaksanakan secara virtual akan tetapi beliau melihat semangat para siswa dan upaya panitia dalam melestarikan dan menjaga eksistensi bahasa Bali ditengah terpaan modernisasi patut diberikan apresiasi.
Foto: I Dewa Gede Alit Mudiarta, S.E., M.M Pejabat Sekda Kabupaten Gianyar menyerahkan piala kepada MMSSRI SMK N 2 Sukawati juara II lomba film pendek berbahasa Bali
Penekanan yang diberikan oleh Mas Rucita kepada peserta yang utama dalam lomba seni adalah orsinilitas, tidak meniru atau menyontek, ada penciptaan baru. Ini yang utama sebelum yang lain-lain, karena menyangkut etika. Harus ada kejujuran yang menjadi dasar bagi setiap tindakan. Yang lain, masalah estetika, kreatifitas akan berkembang seiring latihan, disiplin latihan.
Made Rai Budaya Bumiarta atau yang akrab dipanggil Rai Pendet yang merupakan seseorang sutradara, produser, dan Ceo Silur Barong.co yang sudah malang melintang di dunia perfilman Bali, nasional hingga ke mancanegara sebagai salah satu juri kegiatan lomba film pendek berbahasa Bali sangat mengapresiasi upaya yang dilaksanakan oleh kepanitiaan menunjukan kemajuan yang sangat pesat dari yang sebelumnya, meningkatnya jumlah peserta, sulitnya menentukan juara dikarenakan kelas dari masing masing peserta hamper berimbang. Shooting atau pengambilan gambar adalah kunci dalam menentukan baik atau tidaknya film yang dibuat.
Harapan besar dari Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar selaku penyelenggara, semoga kegiatan Makantisastra sebagai upaya pelestarian bahasa, aksara dan sastra bisa terus diadakan serta dikembangkan, dengan dukungan dari pemerintah serta masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga dan melestarikan bahasa Bali di tengah terpaan perkembangan moderinasi. [T]