6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Laut Menyatukan Kita | Catatan tentang Film Avatar: The Way of Water

Nanda InsadanibyNanda Insadani
December 20, 2022
inUlas Film
Laut Menyatukan Kita | Catatan tentang Film Avatar: The Way of Water

Film Avatar 2 | Foto: Disney

KETIKA MEMBICARAKAN AVATAR maka ingatan kita akan berlabuh pada dua karakter ikonik: Aang si bocah botak pengendali udara atau Jake Sully si marinir “biru” di Planet Pandora. Kisah Aang sudah berakhir—penampilan terakhirnya ada di serial animasi garapan Nickelodeon, Avatar: The Legend of Korra—sedangkan kisah Jake Sully dan keluarganya masih berlanjut dan kali ini tidak hanya melibatkan Suku Omaticaya, tapi juga Suku Metkayina, dalam menghadapi masalah baru yang datang ke Planet Pandora.

Pada film pertamanya di 2009, dijelaskan bahwa Na’vi (sebutan untuk makhluk asli Pandora) terdiri dari banyak suku yang tinggal tersebar di berbagai penjuru di planet yang berada di galaksi Alpha Centaury tersebut. Nah, kali ini, di film keduanya, kita akan diperkenalkan dengan suku yang tinggal di daerah perairan dan terumbu karang, Metkayina.

Metkayina dan Omaticaya tak hanya memiliki perbedaan habitat, tapi juga perbedaan ciri fisik yang lumayan mencolok. Omaticaya adalah penduduk hutan, jadi mereka tidak memiliki ekor serupa sirip dan lengan yang lumayan lebar seperti yang dimiliki oleh para Metkayina. Mereka juga memiliki perbedaan warna kulit. Jika Omaticaya berwarna biru gelap, Metkayina tampak berwarna lebih cerah dengan biru-kehijauan. Tentu segala perbedaan ini tak pernah membuat semuanya menjadi mudah. Ada perseteruan dan pertikaian, bahkan ada mosi tidak percaya oleh para Metkayina terutama terhadap anak-anaknya Jake Sully.

Kali ini kita tidak hanya dibuat fokus pada Jake Sully atau Neytiri. Mereka sudah menjadi orang tua dengan empat anak sekarang. Dua di antaranya berhasil mencuri perhatian dan menarik simpati. Mereka hadir tidak hanya sekadar meramaikan jagat perseteruan Na’vi dengan Kaum Langit (baca: manusia) tapi juga memiliki kepribadian dan karakter yang unik, serta punya andil cukup besar dalam cerita.

***

Ya, ini bukan lagi soal bagaimana Jake Sully membela dan melindungi para Omaticaya dari keserakahan dan kekejaman manusia. Sebab Jake memutuskan untuk berkeluarga dan memiliki keturunan, maka persoalan yang ia hadapi pun menjadi tidak pernah lebih mudah. Menjadi seorang ayah adalah anugerah sekaligus ujian. Di saat kita memiliki jiwa kepemimpinan, hal pertama yang diuji adalah bagaimana kita memimpin keluarga kita sendiri.

“Menjadi seorang ayah berarti melindungi. Itulah yang memberinya arti.”

Demikian ucapan Jake Sully pada dirinya sendiri (juga pada penonton) di saat dirinya tengah gusar akan kemungkinan yang dapat membahayakan keselamatan anak-anaknya.

Kita tidak melahirkan anak-anak untuk hidup begitu saja bagai singkong. Selain disayang dan diberi perlindungan, anak juga harus dibimbing dengan disiplin dan pengetahuan tentang kehidupan yang baik. Itu adalah pekerjaan berat bagi Jake Sully, belum lagi ia harus memikirkan langkah-langkah yang harus ia ambil untuk melindungi sukunya dan orang-orang di sekitarnya dari para perusak Pandora: makhluk Bumi alias manusia.

***

Sering kita jumpai beberapa film yang sengaja menyorot sisi gelap dan kebobrokan mental manusia sebagai makhluk yang katanya paling cerdas di muka Bumi. Tujuannya adalah untuk bercermin, karena memang lebih sulit melihat sesuatu yang ada di bawah mata ketimbang yang berada jauh di ujung pandangan.

Itulah yang dilakukan para manusia abad 22 di film Avatar: mereka sibuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi planet beda galaksi yang bahkan sebelumnya tak pernah terpikirkan ada kehidupan di dalamnya. Sekarang bayangkan jika ada kehidupan di planet terdekat kita. Apakah mungkin kita bisa diam saja? Seandainya kita bisa, bagaimana dengan para ilmuwan dan orang-orang elit di luar sana? Mereka akan melihatnya sebagai sebuah kesempatan untuk menyelamatkan umat manusia di masa depan dari ringkihnya Bumi.

Kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita juga perlu menyelamatkan diri kita dari diri kita sendiri; dari penyakit hati seperti serakah, bodoh, gegabah, dan pendendam. Semua orang punya bibit pendendam di hatinya. Jika segala sesuatu berjalan tak sebagaimana mestinya karena ada orang lain yang mengganggu kita, kita cenderung menganggap keadilan adalah soal bagaimana orang lain menerima hukuman atas segala perbuatannya yang merusak rencana kita.

“Dendam hanya akan menciptakan rantai kebencian,” ujar salah satu karakter antagonis di serial Naruto, Pain. Menunaikan dendam tak berarti mengakhiri apa pun. Justru sebaliknya, malah memupuk subur kebencian terutama pada hati mereka yang orang terkasihnya kita renggut. Tatkala Jake Sully mulai jatuh cinta pada Neytiri, ia memantapkan hati untuk memihak dan melindungi Hometree (rumah bagi Omaticaya) dari bangsanya sendiri: manusia. Kolonel Quaritch selaku atasan Jake merasa dikhianati dan memutuskan untuk berperang dan menghabisi Jake. Ia pun membantai banyak penduduk pribumi dan salah satu korbannya adalah ayah dan kakak Neytiri. Jake Sully juga bukan tanpa hasil, ia turut membantu para Omaticaya membantai manusia, hingga di penghujung film yang pertama, setelah pertarungan panjang penuh keringat dan darah, Kolonel Quaritch mati di tangan Neytiri. Bangsa Na’vi pun terbebas dari bayang-bayang Kaum Langit.

***

Kemerdekaan tidak bisa begitu saja jatuh dari langit, tapi penjajahan dan invasi besar-besaran bisa—para manusia datang kembali ke Pandora dengan pesawat canggihnya karena merasa masih ada unfinished business. Itulah awal mula masalah di sekuel Avatar kali ini: Jake Sully sadar bahwa kemerdekaan dan kebebasan bukanlah sesuatu yang abadi. Merdeka adalah persoalan mental: apakah kita siap apabila suatu waktu ada yang datang mengusik ketenangan dan merenggut kebebasan kita?

Jake Sully yang kini sudah mulai berumur, sekaligus pemimpin bagi rakyat dan keluarganya, sadar bahwa ia telah menjadi sosok most wanted bagi bangsanya sendiri dan melawan tidak selalu menjadi keputusan bijak apalagi terhadap musuh yang benar-benar secara materi dan persenjataan jauh lebih mutakhir. Ada kalanya kita hanya perlu menghindar demi tujuan yang lebih mulia: mencegah korban jiwa orang-orang terdekat dan terkasih. Tentu mengajak keluarganya pindah ke tempat yang jauh ke selatan seperti Desa Marui (habitat para Metkayina—suku laut) bukanlah perkara gampang, tapi bagaimanapun tetap harus dilakukan.

Sesampainya di sana, Jake Sully dan keluarga menjadi selalu basah. Berbaur dengan Metkayina berarti berbaur dengan laut dan seisinya. Mereka mengerti, beradaptasi adalah kunci utama suatu makhluk dapat bertahan hidup di suatu tempat. Menyesuaikan diri dengan lingkungan selalu sulit pada awalnya, karena kita harus menaklukkan. Tetapi di kawasan perairan Suku Metkayina, menaklukkan berarti bersahabat. Dengan bersahabat, kita akan menciptakan kedamaian. Menjalin ikatan dengan para hewan setempat seperti Ilu, Skimwing, Tulkun, dan banyak lagi.

***

Tanpa laut, Bumi bukanlah Bumi. Begitu halnya Pandora. Laut menyatukan kita, menyatukan mereka, menyatukan Omaticaya dengan Metkayina, menyatukan Jake dan keluarganya, bahkan menyatukan Na’vi dengan manusia.

“Prinsip air adalah menghubungkan segalanya. Sebelum kelahiran kita, setelah kematian kita.”

Kalimat itu menjadi dogma bagi Suku Metkayina, kemudian diajarkan oleh Tsireya (anak kepala suku Metkayina) kepada anak-anak Jake Sully, kemudian Lo’ak (putra bungsu Jake) mengajarkan hal serupa kepada Jake Sully.

Molekul air yang begitu fleksibel—bentuknya menyesuaikan wadah, juga memiliki makna bahwa kita harus adaptif seperti air. Di mana pun kita berada, penyesuaian diri adalah skill utama yang harus kita miliki untuk dapat survive. Manusia yang berniat menduduki Pandora tentu harus belajar bagaimana cara hidup di planet indah tersebut. Bahkan meski hanya untuk mengincar dan membunuh seorang Jake Sully, mereka harus belajar dan mengenali segala yang ada di Pandora. Harus penuh persiapan untuk menggapai harapan.

***

Lantas, apa harapan James Cameron selaku sutradara dan penulis Avatar untuk sekuel ini? Tentu harus bisa sesukses film sebelumnya atau setidaknya berada di bawah. Dengan modal yang begitu besar—estimasi empat ratus juta dolar—mana mungkin ia tidak berharap lebih pada film ini? Avatar: The Way of Water diharapkan mampu memuncaki klasemen Box Office sebagai film terlaris di dunia mengalahkan film Avatar yang pertama—dengan pendapatan hampir menyentuh tiga miliar dolar! Apa saja persiapan yang James Cameron dan kru lakukan untuk memenuhi harapan tersebut? Tentu banyak. Berjarak tiga belas tahun dari sebelumnya sudah pasti mereka tidak ingin para penggemar yang sudah menunggu lama akan sekuel Avatar menjadi kecewa.

Kekecewaan, bagaimanapun, tak terhindarkan selama kita masih berpengharapan dalam kehidupan. Sedikit berharap lebih baik. [T]

Konsep dan Kepercayaan Orang Bali Dalam Film Avatar; The Way Of Water
Ketika Kota Menjelma Kata | Catatan Film “Walking Through Words” dalam Minikino Film Week 8
Tags: avatarFilm Avatarlingkungan
Previous Post

Mari Berikan Standing Applause Buat “The Atlas Lions”

Next Post

Memuliakan Perempuan Bukan Hanya di Hari Ibu

Nanda Insadani

Nanda Insadani

Lahir di Medan, tapi sekarang tinggal di Sampit. Suka dengan film yang membuatnya berpikir dan merenung. Selain menulis tentang apa yang sudah ditonton, juga gemar menulis cerita-cerita aneh yang ada di kepalanya. Dapat ditemui di Facebook dengan nama asli.

Next Post
Memuliakan Perempuan Bukan Hanya di Hari Ibu

Memuliakan Perempuan Bukan Hanya di Hari Ibu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co