29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Konsep dan Kepercayaan Orang Bali Dalam Film Avatar; The Way Of Water

Juli SastrawanbyJuli Sastrawan
December 20, 2022
inPilihan Editor, Ulas Film
Konsep dan Kepercayaan Orang Bali Dalam Film Avatar; The Way Of Water

Avatar 2 The Way of Water. Foto: The Daily Mail

PRINSIP AIR menghubungkan semua hal. Sebelum kelahiranmu, dan setelah kematianmu. Apa yang disampaikan Lo’ak seorang avatar dari keluarga Sully dalam film Avatar: The Way of Water mungkin tak jauh dari prinsip dan kepercayaan orang Bali terhadap laku air dan laut; tirta, nyambutin, dan ngelarung. Air dan laut adalah awal sekaligus akhir bagi orang Bali. Hal-hal ini berhubungan dan hal-hal ini terjadi dalam film Avatar: The Way of Water.

Avatar: The Way of Water bercerita tentang Keluarga Jake Sully dan Na’vi (penduduk lokal) yang berhadapan melawan invasi manusia yang ingin menjajah dan menguasai Pandora, sebuah dunia Avatar. Jake Sully hidup sebagai kepala suku Omaticaya dan berkeluarga dengan Neytiri, termasuk putranya Neteyam dan Lo’ak dan putrinya Tuk, putri angkatnya Kiri dan seorang anak laki-laki bernama Spider, yang sejatinya adalah putra Kolonel Miles Quaritch yang lahir di Pandora dan tidak dapat diangkut ke Bumi namun begitu paham budaya Na’vi.

Manusia datang ke Pandora untuk menjajahnya, mendirikan basis operasi utama baru bernama Bridgehead City. Di antara pendatang baru itu adalah “rekombinan” Na’vi. Rekombinan atau dalam bahasa Inggris sering disingkat rDNA (recombinant DNA) adalah suatu bentuk DNA buatan yang dibentuk dengan cara menggabungkan atau merekombinasi dua atau lebih untaian benang DNA yang dalam keadaan normal tidak berpasangan atau terjadi bersama. Rekombinan ini bernama RDA dan Quaritch yang menjadi pemimpin mereka.

Jake Sully bergerilya melawan kedatangan RDA. Quaritch dan rekombinannya melakukan misi kontra-pemberontakan melawan Jake, menangkap anak-anaknya. Jake dan Neytiri tiba dan membebaskan sebagian besar dari mereka, namun sial Spider berhasil diambil oleh Quaritch. Sadar akan bahaya pengetahuan Spider tentang keberadaannya menimbulkan keresahan bagi Jake yang akan memiliki efek fatal terhadap keluarganya dan para Na’vi, Jake mengundurkan diri sebagai kepala suku Omaticaya (klan yang tinggal di Hutan dan Gunung) dan mengasingkan ke Metkayina (klan orang karang) yang berada di pesisir timur Pandora, di mana mereka diberi perlindungan, meskipun beberapa anggota suku mencemooh Jake dan anak-anak terhadap warisan genetik manusia mereka.

Sepanjang film yang berdurasi tiga jam karya James Cameron ini, saya menyadari adanya prinsip-prinsip kepercayaan para Na’vi khususnya klan Orang Karang terhadap konsep dan kepercayaan orang Bali. Yang paling terlihat adalah bagaimana mereka memperlakukan air. Bagi orang Bali, selain sebagai sumber kehidupan, masyarakat Bali memaknai air sebagai simbol penyucian dan pembersihan. Tirta atau Air Suci merupakan sarana pokok dalam pelaksanaan kegiatan dan upacara di Bali.

Pada waktu-waktu tertentu, masyarakat Bali juga melakukan ritual melukat guna menyucikan jiwa-raga di sumber-sumber mata air, seperti laut, sungai atau pancuran. Selain hal itu, dalam Avatar: The Way of Water saya tergelitik ketika menyadari beberapa kemiripan konsep dan kepercayaan lain seperti:

Melik dan Meluasang

Istilah melik dalam tradisi masyarakat Bali, yaitu sebuah anugrah yang dipercaya jika seseorang melik bisa melihat roh mistis atau hal-hal yang manusia biasa tidak bisa lihat. Dalam Avatar: The Way of Water, karakter Kiri menyerupai orang yang melik.

Dia bisa berkomunikasi dengan lingkungan-lingkungannya, baik ketika di Omaticaya maupun di Metkayina. Kiri mampu berkomunikasi dengan rumput, dengan ikan-ikan maupun ketika dia pergi ke pohon roh yang dianggap bisa menghubungkannya dengan pengalaman sebelumnya yang di sanalah dia bertemu dengan ibunya.

Yang membuat saya juga tergelitik adalah adanya medium yang bisa menghubungkan karakternya pada sebab musabab masalalu. Seperti asal usul ibu Kiri dan penyebab kenapa Payakan (seekor paus kepala baja) memilih untuk mengasingkan diri dari kawanannya.

Kesepekang

Kasepekang merupakan sanksi adat Bali, dimana si penerima sanksi akan dikucilkan, diasingkan atau diberhentikan dari kegiatan di desa (Madesa). Hal ini dikarenakan si pelaku melanggar aturan desa adat berkali-kali (keterlaluan), sehingga sanksi ini dianggap pantas untuk diberikan. Dalam film, Payakan (seekor paus kepala baja) dikucilkan dari kawanannya para Tulkun.

Tulkun adalah makhluk yang sangat cerdas, dan mereka dapat berkomunikasi dengan Na’Vi. Mereka juga memiliki budaya mereka tersendiri, dan menganggap bahwa perdamaian adalah segalanya. Payakan adalah anggota Tulkun yang “terbuang”. Berbeda dengan Tulkun lain yang menjunjung kedamaian, Payakan malah mencoba menginisiasi perang, demi membalaskan dendamnya pada manusia yang membunuh ibunya.

Dia ingin memulai perang terhadap pemburu paus. Namun perang yang dia mulai gagal, sehingga menimbulkan banyak kematian dari kubu Tulkun. Payakan bertanggung jawab atas banyak kematian Tulkun. Dan karena Payakan mengkhianati budaya bangsanya dengan memulai perang, karena itulah dia diasingkan dan selalu berenang sendirian di lautan. Adegan Lo’ak bertemu Payakan dalam film ini bagi saya sungguh emosional, ketika dia menjelaskan bahwa hidup bersama kawanan yang tidak bisa mengertinya sungguh menyakitkan. Hal yang sama pula terjadi saat Lo’ak tidak dipercaya ketika dia menjelaskan pada orang-orang di Metkayina bahwa Payakan adalah Tulkun yang baik.

Nyegara Gunung & Bhuana Agung dan Bhuana Alit

Nyegara Gunung adalah filosofi Bali bahwa antara laut (segara) dan gunung adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Oleh karena itu, setiap tindakan di gunung akan berdampak pada laut. Hal yang sama pula terjadi di Pandora. Sebagai kesatuan semesta antara Omaticaya dan Metkayina, mereka saling berhubungan dan berkeluarga.

Apapun yang terjadi pada Jake Sully yang adalah orang dari suku di Omaticaya (Hutan dan Gunung) juga dirasakan pada orang-orang di suku Metkayina (klan Orang Karang). Memiliki kesamaan terhadap perasaan tersebut mereka berkerjasama dan melindungi satu dengan yang lain.

Konsep Bhuana Agung dan Bhuana Alit juga bisa kita lihat dalam film ini bahwa dalam diri kita (bhuana alit) adalah semesta kecil dari semesta yang lebih besar (bhuana agung) yang bagi para Na’vi dipercaya keberadaannya lewat Tulkun (saudara roh) atau The Great Mother, ibu Agung.

Nyentana

Nyentana adalah istilah dalam perkawinan adat di Bali dimana mempelai laki–laki tinggal di rumah mempelai perempuan. Kalau kita lihat sejarah Jake Sully, dia adalah manusia. Itu kenapa keluarga Jake Sully adalah Na’vi yang “blasteran”, gabungan antara manusia dan Na’vi. Jake adalah manusia dan Neytiri adalah orang Na’vi asli. Neytiri memiliki busur pemberian ayahnya. Jake memutuskan untuk tinggal bersama Neytiri dan berkeluarga.

Tak jarang, keputusan-keputusan Neytiri lebih mementingkan klannya, karena dia merasa bahwa dirinya adalah Na’vi asli, Na’vi tulen dengan keyakinan bahwa ia hidup dan akan mati di Pandora.

Yang berbeda hanya saja status Jake sebagai suami di sini dia hanya tinggal di rumah Neytiri, tidak mengubah statusnya sebagai pradana (perempuan) ​​karena kalau kita melihat konsep Nyentana sepenuhnya selain tinggal dalam di rumah mempelai perempuan, ia juga mengubah statusnya sebagai pradana. Namun dalam Avatar: The Way of Water status Jake masih sebagai kepala keluarga dan purusa.

Laut adalah tempat untuk pulang

Bagi orang Bali, laut adalah gerak selaras hidup. Misalnya, ngelarung, ngelarung adalah prosesi untuk penghormatan dan penyucian diatas landasan keyakinan. Dimana laut merupakan tempat melebur atau mengembalikan ke unsur aslinya atau unsur yg seharusnya menurut hukum alam.

Dalam film Avatar laut adalah tempat melarung Nateeyam, saudara Lo’ak, seolah menegaskan pandangannya pada laut dan air; The Way of Water connects all things. Before your birth, and after your death. (Prinsip air menghubungkan banyak hal. Sebelum kelahiranmu, dan setelah kematianmu).

Film Avatar: The Way of Water ini memberikan pengalaman visual yang luar biasa. Selain membawa pesan akan Anti-Imprealisme yang kuat, kecintaan dan hidup harmonis dengan lingkungan serta toleransi menjadi hal-hal yang membuat film ini penting dan layak ditonton anak-anak bahkan keluarga. Dari Avatar kita belajar bahwa semua hal dalam hidup ini berhubungan; kita dengan manusia, kita dengan lingkungan, dan kita dengan semesta. Selamat menonton! [T]

Film “Aftersun” : Kesedihan yang Berwibawa
Ballad of a White Cow : Keheningan yang Tak Menawarkan Banyak Hal
White Building : Potret Keruntuhan
Tags: avatarbalifilmFilm Avatarfilm layar lebarhinduHindu Bali
Previous Post

Pura Subak | Cerpen DN Sarjana

Next Post

Gagal (Paham) Menulis Esai | Tanggapan Atas Esai I Wayan Artika

Juli Sastrawan

Juli Sastrawan

Pengajar, penggiat literasi, sastrawan kw 5, pustakawan di komunitas Literasi Anak Bangsa

Next Post
Gagal (Paham) Menulis Esai | Tanggapan Atas Esai I Wayan Artika

Gagal (Paham) Menulis Esai | Tanggapan Atas Esai I Wayan Artika

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co