30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menikmati Gegeni di Desa Ngadiwono di Lereng Bromo

Nyoman NadianabyNyoman Nadiana
December 13, 2022
inTualang
Menikmati Gegeni di Desa Ngadiwono di Lereng Bromo

Gegeni di Desa Ngadiwono: ngobrol dengan kehangatan api dari kayu yang dibakar

KETIKA GUNUNG SEMERU masih menyemburkan asap pertanda situasinya masih siaga,Selasa, 6 Desember 2022,  saya berada di Kota Malang, Jawa Timur. Saya bermalam beberapa jam saja, sebelum berangkat menuju Desa Ngadiwono.

Sebenarnya ini bukan acara plesiran atau jalan-jalan. Meskipun pada setiap tempat saya menyempatkan diri untuk jalan-jalan, mengetahui alam sekitar, bertemu dengan orang-orang yang baru dikenal.

Perjalanan saya ke Desa Ngadiwono adalah perjalanan kolaboratif  bersama anak-anak muda yang penuh indpirasi dan inisiatif. Kelompok anak muda itu membuat sebuah gerakan bernama Jaring Jiwa, sebuah gerakan yang baru lahir dengan misi dan visi mulia dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dan ekonomi sirkular atau kemasyarakatan.

Sejatinya merekalah yang mengajak saya. Dan saya menerima ajakan untuk kolaborasi sekaligus sharing seputar kegiatan pariwisata. Mereka tahu saya melakukan gerakan pariwisata di desa saya sendiri, di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Untuk itulah saya diajak. Selain membagi pengalaman, saya juga mendengar dan merasakan bagaimana potensi dan tantangan pengembangan wisata di Desa Ngadiwono.

Anak-anak muda Jaring Jiwa di Desa Nagdiwono, Pasuruan, Jawa Timur

Desa Ngadiwono adalah sebuah desa di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan , Jawa Timur. Dari Kota Malang, saya bersama seorang teman berkendara dengan sepeda motor ke desa itu. Desa itu adalah desa yang merupakan salah satu tempat bermukimnya Suku Tengger.

Dari Kota Malang, arah yang dilewati menuju Pasuruan via Nongkojajar, Desa Wonosari. Setelah 90 menit, kami sampai.

Suasana pegunungan sudah sangat terasa ketika di sekeliling jalan penuh dengan hutan pinus, perkebunan sayur mayur dan aktifitas para petani yang lalu lalang mencari rumput untuk ternak. Sesampai di Ngadiwono, saya dan tim Jaring Jiwa bertemu Catur Putra Pamungkas.

Laki-laki itu usainya 22 tahun.  Ia sangat bersemangat untuk menjadi guide wisata sekaligus penuh gairah untuk mengembangkan potensi desanya menjadi desa wisata.

“Saya masih mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi tour guide,” tutur Catur.

Catur mengajak kami berkeliling desa. Memperlihatkan potensi pertanian hortikultura semisal kentang, kubis, kol hingga brokoli. Tidak hanya melihat, saya juga mendapat penjelasan bagaimana cara dan kebiasaan petani ketika berkebun.

Ia juga memperkenalkan tentang alat-alat apa saja peralatan yang digunakan para petani dalam berkebun. Peralatan itu disimpan di sebuah pondok di tengah kebun, seperti keranjang sebagai wadah kentang saat panen, keranjang tempat menaruh pakan ternak, sampai berbagai jenis dan ukuran cangkul untuk menanam dan fungsi-fungsinya.

Setelahnya saya diajak berkeliling desa, melihat bagaimana Desa Ngadiwono dari ketinggian.Dari ketinggian Desa Ngadiwono tampak indah, kebun berjajar dan rumah penduuduk yang masih tampak alami.

Berfoto bersama di sudut Desa Ngadiwono

Setelah beristrahat sejenak menjelang sore, kami melanjutkan perjalanan ke peternakan Cak Setiyoni. Setiyoni dengan keramahan khas warga desa menjelaskan bagaimana kebiasaan masyarakat dalam beternak sapi. Jenis sapi yang dipelihara adalah sapi jawa yang secara perawakan sangat besar.

Uniknya kandang sapi di desa itu menyerupai sebuah pondok. Ketika berkunjung hujan pun turun dan Cak Setiyoni mengumpulkan beberapa potongan kayu untuk dibakar.

Nah, kegiatan membakar potongan kayu saat hujan atau pada hari-hari biasa ini dikenal dengan istilah Gegeni di Ngadiwono.  Diterpa hangat api, obrolan mengalir ditemani seketel kopi lokal yang disangrai sendiri.

Gegeni adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan umumnya menjelang petang. Bertujuan untuk menghangatkan badan sambil bercerita. Dan cerita diskusi malam di Ngadiwono terakhir terjadi di Tana Layu.

Tana Layu adalah sebuah pondok wisata. Tana Layu sendiri adalah sebutan dari bunga edelweiss yang memang banyak tumbuh di daerah itu. Banyak orang menyebut bunga edelweiss juga dengan sebutan bunga keabadian.

Biar tidak ngelantur,  pada saat tutur asyik malam itu, menjelang hari berganti, Catur Putra Pamungkas dan kawan-kawan dari Jaring jiwa akhirnya sepakat untuk membuat sebuah peta jalan wisata Ngadiwono.

Obrolan ini lebih serius karena kedatangan kami memang untuk melakukan sharing tentang bagaiaman mengembangkan Desa Ngadiwono sebagai daerah wisata berkelanjutan.

Mencoba merasakan pakaian khas Ngadiwono

Peta wisata disusun sebagai petunjuk bagi orang-orang yang datang ke desa itu. Peta dimuai dengan memperkenalkan pelancong dengan para petani. Pelancong bisa melihat dan mendengar pengalaman bagaimana warga Tengger hidup dengan bertani, hidup dengan budaya sehari-hari. Misalnya, diperkenalkan tentang budaya berpakaian warga desa.

Yang juga akan menjadi menu wisata, sekaligus juga menjadi bonus sebanyak-banyaknya adalah udara segar jauh dari polusi dan cukup dengan 10 menit orang-orang bisa ke penanjakan Bromo, Gunung Semeru dan Penangugan pun tampak berdiri dengan gagah dan sesekali berasap.

Saya banyak belajar dari Ngadiwono. Jangan sampai semua petani berhenti, untuk bekerja di kebun, lalu bekerja di hotel, villa atau tanahnya dibangun villa atau hotel. Petani harus menjadi pelaku wisata yang sebenar-benarnya, jangan hanya di jadikan objek foto selfie. [T]

Rumah Literasi Indonesia di Banyuwangi, Bukan Sekadar Membaca, Tapi Juga Berwisata
Lulus Kuliah Tak Pulang, Putu Angga Mayobhayu Jual Sate Lilit di Kota Malang
Guntur Juniarta dan Mai Kubu, Branding Anak Muda dari Anyaman Bambu Tigawasa
Tags: Desa Ngadiwonodesa wisataGunung BromoJawa TimurKabupaten PasuruanPariwisata BerkelanjutanSuku Tengger
Previous Post

Curik Bali, Maskot Pemilu 2024 Itu Dilepas 60 Ekor di Alam Liar Hutan Bali Barat

Next Post

Indonesia Dalam Lingkar Bencana | Renungan Dari Penyerahan Bantuan KMHDI ke Cianjur

Nyoman Nadiana

Nyoman Nadiana

Anak dari pelosok utara Bali. Suka ke semua penjuru arah mata angin menemukenali semua hal tentang hidup dan kehidupan lewat cerita-cerita

Next Post
Indonesia Dalam Lingkar Bencana | Renungan Dari Penyerahan Bantuan KMHDI ke Cianjur

Indonesia Dalam Lingkar Bencana | Renungan Dari Penyerahan Bantuan KMHDI ke Cianjur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co