9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ubud Campuhan Budaya 2022: Ibarat Telaga Sebagai Ruang Imaji Demi Tumbuhnya Pusparagam Kreativitas

tatkalabytatkala
November 27, 2022
inBudaya
Ubud Campuhan Budaya 2022: Ibarat Telaga Sebagai Ruang Imaji Demi Tumbuhnya Pusparagam Kreativitas

Pembukaan festival Ubud Campuhan Budaya 2022 di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali

SELAMA TIGA HARI, mulai 25 November hingga 27 November 2022, dibukalah ruang imaji seperti seperti sebuah telaga untuk tempat tumbuhnya teratai kreativitas di Museum Puri Lukisan Ubud, Gianyar, Bali. Telaga kreativitas itu bernama Ubud Campuhan Budaya 2022.

“Ubud Campuhan Budaya ini diabadikan sebagai usaha untuk melakukan penguatan budaya melalui berbagai pelatihan, lomba, pameran dan pagelaran sebagai wujud pelibatan publik yang lebih luas dalam solidaritas penguatan budaya,” kata Dr. Cokorda Gde Bayu Putra, SE, M.Si. yang biasa disapa Cok Bayu. Ia adalah ketua panitia festival itu.

Acara yang digelar Yayasan Janahita Mandala Ubud ini diisi berbagai acara yang berlangsung penuh gairah.

Pada hari pertama sebelum pembukaan secara resmi,  25 November, bersama Tim Arsip 1928 dimamerkan beberapa foto-foto Bali periode 1930-an. Pameran itu mendapat perhatian, bukan hanya dari penggemar foto, melainkan juga dari klahayak luas di Bali.

Foto-foto yang dipamerkan bukan semata gambaran eksotis bagaimana potret Pulau Dewata di masa lalu, namun bagian upaya menghadirkan edukasi kebudayaan kepada khlayak melalui media fotografi.

Pada pembukaan, 25 November sore, Festival Ubud Campuhan Budaya 2022 diisi dengan pelucuran Buku Sarasastra III (Pusaragam Pemikiran Kebudayaan Bali) dan Buku Macandetan (Jalinan Pemikiran Kebudayaan Bali) yang pertama di Tahun 2022.

—

Dan pada malam harinya, Yayasan Janahita Mandala Ubud akan memberikan SARASASTRANUGRAHA TAHUN 2022 kepada Pengabdi Sastra, Agama dan Kebuayaan Bali yang telah mendarmabaktikan hidup dan pengetahuannya bagi pengembangan Sastra, Agama dan Kebudayaan Bali.

Malam itu juga disuguhkan sebuah pertunjukan seni inspiratif berjudul “Amṛtatula” yang terinspirasi dari keseimbangan konsep air.

Garapan gerak tari dimainkan oleh Komunitas Napak Tuju. Gerak tari itu sekaligus berupaya merespon alunan tembang Geguritan Rajendra Prasad karya Tjokorda Gde Ngoerah dan Geguritan Bali Tattwa yang penggalannya dinyanyikan oleh Putu Wiwin Astari, seorang akademisi dari Universitas Hindu (Unhi) Denpasar.

Pelatihan dan Lomba-lomba

Acara Ubud Campuhan Budaya Tahun 2022 di hari kedua dihiasi dengan berbagai pelatihan dan lomba. Sejak pagi bersama Komunitas Serugis, digelar kompetisi mural untuk mengembangkan dan membangun imajinasi anak muda dalam mersepon pesona telaga.

Selanjutnya, di hari itu juga, diadakan pelatihan pembuatan lamak Bali.

“Kita tahu penggunaan lamak Bali hari ini tidak sebatas pelengkap sarana ritual upacara namun juga sarana penunjang dekorasi adat Bali yang belakangan banyak digandrungi oleh pencinta dekorasi dan anak muda Bali,” kata Cok Bayu tentang acara itu.

Pada acara itu hadir I Nyoman Sueta, salah satu perajin lamak dari Desa Padang Tegal, Ubud yang mewarisi bakat ayahnya dulu.

Pada hari itu, digelar juga workshop digital art yang diisi oleh Raka Jana, seorang illustrator dan creativepreneur Bali.

Acara festival itu menjadi penuh makna dan penyebaran pengetahuan budaya dengan digelarnya diskusi bedah Arsip Bali 1928 dan arsip foto-foto bali periode 1946-1950 yang diisi oleh Marlow Bandem—penggagas Arsip 1928, dan I Nyoman Gde Maha Putra dari Kacunduk Institut, serta dilanjutkan dengan screening video Bali periode 1930-an.

Dalam rangka penguatan minat belajar tari anak-anak, Festival Ubud Campuhan Budaya juga menggadakan worshop tari Bali yang diberikan langsung oleh Ayu Anntha dari Kerta Art yang juga sekaligus host tetap program Mesolah Janahita Mandala.

Pada hari terakhir, 27 November, digelar workshop permainan tradisional kepada anak-anak yang dibawakan langsung oleh maestro dongeng dan permainan tradisional Bali, Made Taro.

“Lalu, sebagai tindak lanjut pengembangan program kawaritan dan melengkapi hadirnya Buku Macandetan sebagai produk literasi pemikiran gamelan Bali, kami menggelar pelatihan penciptaan pengawak lelambatan pegongan yang diisi oleh Bapak I Ketut Gede Asnawa, seniman sekaligus composer,” kata Cok Bayu.

Yang membuat suasana festival menjadi penuh keindahan adalah penampilan satu buah tabuh kebyar Ubud karya maestro Alm. Tjokorda Agung Mas yang berjudul Tabuh Jeng Jing. Tabuh jeng Jing tersebut akan dipentaskan oleh Sanggar Tedung Agung dibawah binaan Prof. Dr. I Wayan Rai S.

“Pergelaran tabuh itu sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi yang tinggi kepada almarhum atas beragam jasa dan dedikasinya kepada dunia karawitan di Ubud dan Bali pada umumnya,” ujar Cok Bayu.

Selanjutnya sebagai penanda geliat seni dan penciptaan tabuh yang terus mengalir di Ubud, dengan bangga pula disuguhkan satu buah karya baru berjudul “Banyu Mili” yang dibawakan oleh Sekaa Teruna Udyana Taman Kelod di bawah asuhan komposer sekaligus editor buku macandetan I Wayan Diana Putra.

—

Malam penutupan Ubud Campuhan Budaya Tahun 2022 tidak saja akan menyuguhkan persembahan karya seni pertunjukan bali, tidak pula semata dimaksudnya hanya untuk menampilkan gempita seni lintas generasi, namun juga berusaha menghadirkan tawaran gagasan dan pemikiran yang cemerlang dalam memandang kebudayaan Bali yang masih bertahan.

Untuk itulah di akhir acara pentupan diisi dengan Pidato Kebudayaan dari Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si – seorang putra Ubud yang kita tahu tidak saja sebagai figur publik karena menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali, namun juga secara konsisten menuangkan gagasannya lewat tulisan serta larut dalam berbagai aktivisme kebudayaan.

“Dari Beliau kita akan mendengar perspektif serta gagasan bernas tentang upaya konservasi pelestarian yang adaptif dengan laju pembangunan di kawasan seputar pusering madya mandala Bali,” kata Cok Bayu.

Dalam acara itu juga diserahkan Penghargaan SARAŚĀSTRĀNUGRAHA Tahun 2022. Berdasarkan hasil penilaian Tim Kurasi SARAŚĀSTRĀNUGRAHA Tahun 2022 serta persetujuan para Dewan Pakar, Pengurus, Pengawas dan Pembina Yayasan Janahita Mandala Ubud yang mempertimbangkan aspek prestasi, kontribusi, dedikasi, etik, dan kepakaran dalam pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan Sastra, Agama, serta Kebudayaan Bali, maka ditetapkan Bapak Drs. Ida Bagus Gede Agastia sebagai penerima Penghargaan SARAŚĀSTRĀNUGRAHA Tahun 2022.

Penguatan Budaya

Cok Bayu mengatakan, pelaksanaan Festival Ubud Campuhan Budaya di Tahun 2022 ini merupakan ajang penguatan kebudayaan yang digagas oleh Yayasan Janahita Mandala Ubud sebagai muara dari serangkaian program berkala yang rutin digelar setiap bulan mulai dari periode awal Januari hingga akhir Sepetember tahun 2022.

“Ubud secara geografis berada di puser mandala Bali memiliki pesona alam ikonik yaitu pertemuan dua aliran air yang biasa disebut dengan campuhan. Campuhan Ubud yang tidak jauh dari tempat ini mempertemukan dua sungai wos kawan dengan wos kangin,” kata Cok Bayu.

Menurut Cok Bayu, berbagai pustaka menyebutkan bahwa tempat inilah yang dipilih oleh Resi Markandya untuk mulai melakukan penunggalan batin kala menata peradaban Bali. Hingga saat ini pun masyarakat Ubud dan Bali meyakini bahwa di pusat pertemuan air itu ada kekuatan yang bisa menjadi benih penciptaan, pemeliharaan, dan peleburan.

Selaras dengan spirit campuhan yang melegenda itu, Ubud tanpa disadari menjadi  ruang juga menjadi tempat pertemuan orang-orang dari berbagai belahan bumi. Di tanah dan natah Ubud-lah para seniman dunia bertemu seperti Rudolf Bonnet, Walter Spices, Antonio Blanco, dengan penduduk lokal.

Dalam silang pertemuan itu, pada saat yang bersamaan terjadi pula campuhan budaya dari kedua pihak. Tak berbeda dengan fitrah campuhan, pertemuan dua budaya tersebut menjadi benih penciptaan seni baru, proses pemeliharaan terhadap kekuatan jati diri, dan peleburan berbagai keunggulan budaya.

Campuhan budaya yang terjadi di Ubud sesungguhnya menunjukkan elan budaya yang dinamis, hidup, dan adaptif menerima berbagai pengaruh tanpa kehilangan jati diri kemuasalan. Spirit inilah yang hendak dipetik dalam gelaran Ubud Campuhan Budaya (Neoclassic Culture Festival) dengan tajuk Tataka Wisuda Citta “Telaga Benih Reka Budaya”.

“Kami berpandangan bahwa Telaga tidak sebatas genangan air yang bening dan hening, tetapi sekaligus simpul dan simbol ruang imaji yang ditumbuhi berbagai teratai kreativitas,” ujar Cok Bayu.

Kreativitas, kata Cok Bayu, adalah intisari budaya yang akan langgeng menyapa berbagai arus perubahan zaman. Daya cipta inilah yang diharapkan dapat terus menyala dalam tungku persajian kreativitas para seniman dan generasi muda baik seni rupa, seni sastra, seni musik, dan seni tari. Sehingga di saat yang bersamaan Ubud dapat dipastikan selalu bersiap memberikan kontribusinya sendiri, baik bagi Bali, Indonesia, maupun dunia.

Pusparagam Pemikiran

Ketua Yayasan Janahita Mandala Ubud Tjokorda Gde Agung Ichiro Sukawati, Ba.Hons, MM., mengatakan. sepanjang usianya yang masih sangat muda, Yayasan Janahita Mandala Ubud telah menggelar beragam segmen acara berkala seperti di antaranya 25 kali pelaksanaan Rembug Sastra Sarasastra.

“Aktivitas ini dimaksudkan untuk menggali serta menghadirkan pemikiran kritis para akademisi, praktisi dan pelaku budaya berkenaan dengan isu-isu seputar adat, sastra, agama, dan kebudayaan Bali,” kata Cok Ichiro.

Menurut Cok Ichiro, pihaknya berkomitmen program acara sarasastra tidak semata hanya tampil melalui saluran digital, namun juga wajib mengalirkan sari-sari pemikiran para pengisi acara lewat Sebuah Buku Sarasastra (Pusparagam Pemikiran Kebudayaan Bali) yang telah memasuki yang ketiga.

Dalam upaya mendukung penyelamatan warisan budaya sastra, semenjak tahun 2021 bersama Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar, pihaknya juga turut turun di tengah-tengah masyarakat melaksanakan perawatan 74 naskah lontar yang tersebar di Desa Adat Ubud, 69 naskah lontar yang tersebar di Desa Adat Sayan serta 270 naskah lontar yang berada di Desa Adat Peliatan.

“Tentu kegiatan perawatan naskah lontar ini, kami rasa sejalan dengan semangat Pemerintah Provinsi Bali dalam pelestarian serta penguatan Bahasa, aksara dan sastra Bali di tengah-tengah masyarakat. Di luar perawatan pembersihan, kami juga melaksanakan digitalisasi, alih aksara, terjemahan serta alih wahana sastra beberapa karya rakawi Ubud di masa lalu,” kata Cok Ichiro.

Menurut Cok Ichiro, pihak yayasan merasa makin bergembira dan penuh optimisme karena sejak 31 Oktober 2021 di tengah antusiasme geliat para generasi muda pencinta gamelan di Ubud. diluncurkan satu segmen acara edukasi baru yang dinamai “Macandetan”.

Macandetan merupakan ajang bertukar pandang, menggali sisi terdalam gamelan Bali. Semua isi segmen acara Macandetan yang dihadiri oleh para seniman karawitan, akademisi serta pencinta gamelan Bali itu dirangkum dalam sebuah buku kecil berjudul Macandetan – Jalinan Pemikiran Gamelan Bali.

Atas nama keluarga besar Janahita Mandala, Cok Ichiro menghaturkan ucapan terima kasih kepada seluruh penulis dan editor yang turut berkontribusi dalam penguatan seni dan budaya melalui literasi.

“Tak lupa pula kami menaruh apresiasi dan tanda terima kasih kepada Penerbit Sarwa Tatwa Pustaka yang sejak awal bergandengan bersama kami dalam pencetakan Buku Sarasastra dan Macandetan sekaligus juga satu buah Buku Laksana Manut Sasana – Biografi Alm. Tjokorda Gde Raka Soekawati yang diluncurkan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada 15 Januari 2022 yang lalu,” kata Cok Ichiro.


Pertunjukan “Amṛtatula”

Di luar kegiatan berkala rembug sastra sarasastra dan macandetan, Yayasan Janahita Mandala Ubud juga secara konsisten menggelar sesi diskusi berkala dengan tajuk Wadhu Wakya yang telah berlangsung sebanyak 10 kali, acara BISA atau Bincang Santai yang berlangsung sebanyak 17 kali dan acara Masolah sebanyak 4 kali.

Wadhu Wakya merupakan panggung Wanita Bicara yang dilaksanakan setiap sebulan sekali dengan menghadirkan wanita-wanita inspiratif penuh talenta. Sedangkan, BISA berupaya menghadirkan temu dialog dalam gerakan menumbuhkembangkan jiwa inovatif dan kewairausahaan. Yang terakhir segemen acara masolah dimaksudkan untuk menggali cakrawala pengetahuan tentang seni tari dan dinamika perkembangannya.

“Kami menyadari sejak awal, bahwa kebudayaan yang mengalir sangat bertumpu pada gerakan penguatan sumber daya manusia. Tidak saja para aktor dan pelaku seni budaya, namun juga keberadaan anak-anak usia dini generasi pelanjut masa depan. Maka semenjak didirikannya Janahita Mandala komit melakukan pembinaan bahasa, aksara, dan seni kepada anak-anak melalui Program Reka Jana,” ujar Cok Ichiro. [T][ole]

Tags: kesenian baliUbudUbud Capuhan Budaya
Previous Post

Sabet Dua Emas, Xiangqi Buleleng Juara Umum II di Porprov Bali 2022

Next Post

Banyumili, Karya Neo-Klasik Untuk Gamelan Selonding | Sublimasi Nilai Telaga Sebagai Benih Penciptaan

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Banyumili, Karya Neo-Klasik Untuk Gamelan Selonding | Sublimasi Nilai Telaga Sebagai Benih Penciptaan

Banyumili, Karya Neo-Klasik Untuk Gamelan Selonding | Sublimasi Nilai Telaga Sebagai Benih Penciptaan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co