11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

In Memoriam I Gusti Gede Aryadi | Jaga-jagalah Terus Tanah Lot dari Sunia Loka

tatkalabytatkala
November 24, 2022
inKhas
In Memoriam I Gusti Gede Aryadi | Jaga-jagalah Terus Tanah Lot dari Sunia Loka

Gusti Gede Aryadi semasa hidupnya | Foto diambil dari facebook

KABUPATEN TABANAN punya dua kantong dengan isi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang besar. Yakni obyek wisata Bedugul dan Tanah Lot. Konon, pada masa Orde Baru, PAD dari dua obyek itulah yang membiayai pembangunan di Tabanan.

Kini, Tabanan punya banyak obyek wisata. Namun, Tanah Lot tetap tak tergantikan. Bahkan Tanah Lot tetap menjadi primadona bagi tamu asing dan domestik yang berkunjung ke Bali.

Orang yang menjadi pelopor pengembangan obyek wisata Tanah Lot adalah I Gusti Gede Aryadi. Orang-orang biasa memanggilnya dengan penuh hormat dengan nama lengkap Mangku Lingsir I Gusti Gede Aryadi. Ia adalah Pemucuk/Pengenter Kahyangan Jagat Pura Luhur Pakendungan.

Pada Selasa, Anggara Kasih, 15 November 2022, sekira pukul 16.00 Wita, I Gusti Gede Aryadi yang dikenal sebagai Pengelingsir Jro Pandak, Pandak Gede itu telah berpulang dengan tenang.

“Kami menyampaikan terimakasih pada seluruh handai taulan yang telah menyampaikan doa dan simpatinya. Kami memohon maaf bila ada kesalahan yang beliau lakukan selama kehidupannya,” demikian tulis IGM Bagus Damara—anak dari I Gusti Aryadi—tentang berpulangnya sang ayah.

Berdasar pangeling-eling yang dikeluarkan Paemetonan Ageng Jro Pandak, Pandak Gede, upacara palebon dilaksanakan pada Sabtu, Saniscara Pon Gumbreg, 3 Desember 2022.

[][][]

Nama I Gusti Gede Aryadi memang tak bisa dilepaskan obyek wisata atau Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot yang masuk dalam wilayah Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan.

Gusto Gede Aryadi yang lahir 2 Januari 1939 memang dikenal sebagai pelopor sekaligus memperkenalkan DTW Tanah Lot hingga dikenal di seluruh dunia.

Awalnya Tanah Lot itu semata-mata dikenal sebagai kawasan Pura yang tentu saja disucikan.  Salah satu yang besar adalah Pura Tanah Lot. Pura itu berada di atas sebuah daratan kecil dengan daya tarik yang menakjubkan.

Selain Tanah Lot sebagai Pura besar, juga terdapat Pura Pakendungan yang berada di daratan sebelah barat. Serta terdapat lima Pura kecil, yakni Pura Enjung Galuh, Pura Penataran, Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan dan Pura Yangapi.

Semua Pura itu dijaga dan dirawat oleh I Gusti Gede Aryadi selaku pengurus pengempon Pura, tentu bersama umat lainnya.

Sejak tahun 1962, Gusti Gede Aryadi bersama didampingi istrinya, I Gusti Ayu Putu Sukada, mulai menanam pilar-pilar kelestarian Pura dan kawasannya. Ia melayani umat dalam kesehariannya dan mempersiapkan piodalan.

Penyungsung Pura itu adalah seluruh pekaseh subak di Tabanan yang jumlahnya mencapai 222 pekaseh carik (sawah) dan 200 subak abian (kebun). 

Gusti Gede Aryadi semasa hidupnya | Foto: Facebook

Mulai tahun 1971 kawasan Tanah Lot mulai dikunjungi wisatawan asing. Awalnya, wisatawan yang datang sedikit dan tidaklah begitu rutin. Namun kehadiran turis mancanegara itu seakan-akan menjadi pertanda bahwa kawasan tepi pantai itu akan terkenal dan dikunjungi banyak wisatawan.

Ketika wisatawan datang ke Tanah Lot, ia kadang ikut menemani untuk melihat-lihat kawasan Pura selayaknya seorang pemandu wisata Dan, untuk menunjukkan keseriusannya dalam mendatangkan wisatawan, Gusti Aryadi pun menyempatkan diri untuk belajar Bahasa Inggris.

[][][]

Harapan muncul sekitar tahun 1974. Saat itu, Tabanan dipimpin oleh seorang Bupati, Staat Darmanaba. Bupati itu berasal dari kalangan militer yang berasal dari Buleleng.

Sebelum secara resmi menjadi Bupati, Staat Darmanaba sempat jalan-jalan ke Tanah Lot.  Gusti Aryadi menjadi pemandu. Staat Darmanaba dan Gusti Aryadi keliling kawasan Pura. Terjalinlah persahabatan di antara mereka. Staat Darmanaba bahkan sempat menginap di rumah Gusti Aryadi.

Setelah resmi menjadi Bupati, Staat Darmanaba kemudian melakukan penataan terhadap kawasan Tanah Lot sehingga menjadi obyek wisata yang menarik.

Tempat parkir ibangun dengan memanfaatkan tanah Bendesa Adat Beraban Wayam Segel sekitar 32 are. Para pedagang juga ditata dengan tertib sehingga tidak ada pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Jalan menuju objek kemudian diaspal. Sejak tahun 1975 listrik pun masuk kawasan Tanah Lot.

Pada pemerintahan Bupati Tabanan Soegianto keluarlah keputusan resmi per 1 Juni 1980 tentang pengelolaan Tanah Lot. Sesuai surat keputusan itu, intinya memutuskan bahwa obyek wisata Tanah Lot dikelola oleh Pemerintah Daerah Tabanan. Dan sebagai pengempon pura, Gusti Aryadi bertanggung jawab sebagai pengelolanya.

Setelah memegang Surat Keputusan Bupati, Gusti Aryadi secara lebih serius kemudian mengatur pedagang acung dan membangun pasar seni pada satu areal. Pedagang acung kemudian berjualan secara tetap di pasar seni sehingga suara kawasan menjadi tertib. Untuk promosi, Gusti Aryadi dengan rajin memperkenalkan Tanah Lot melalui media cetak.

Tahun 1982, Gusti Aryadi membangu Restoran Dewi Sinta selain juga membangun faislitas toilet di areal kawasan.

Gusti Aryadi memang dikenal sebagai pribadi yang ramah kepada siapa saja. Tak heran ia banyak punya teman dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat tinggi hingga masyarakat biasa.

Untuk itulah para pemandu wisata yang kerap mengantar wisatawan ia ajak ngobrol selayaknya obrolan antarsahabat lekat.

Yang menarik, pemandu wisata yang mengantar wisatawan ke Tanah lot disuguhi air minum alami yang diambil dari pancuran. Gusti Aryadi sendiri kadang mengangkut air dari pancuran untuk disipakan sebagai air minum para pemandu wisata.

Tanah Lot makin terkenal dan wisatawan yang datang semakin ramai. Penataan kawasan wisata pun terus dilakukan. Antara lain membangun daya tarik dengan memanfaatkan air yang muncul di bawah Pura Tanah Lot.

Dari hasil penelitian terhadap kadar batu di bawah pura pada tahun 1993, ternyata ditemukan sumber air yang muncul sekitar 10 meter dari bawah tanah. Air itu kemudian dialirkan di bawah pura.

Di areal Pura juga dipertunjukkan berbagai aktivitas kesenian, seperti teketekan, legong, wayang dan topeng. Cara itu juga sebagai bentuk promosi pariwisata Tanah Lot.

Selain wisatawan asing dan domestic, pejabat tinggi pun kerap datang berkunjung ke Tanah Lot, seperti Wapres Sudarmono, Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, dan Wapres Sultan Hamenku Buwono.

Artis-arti nasional dan internasional juga berdatangan ke Tanah Lot sehingga Tanah Lot benar-benar menjadi kawasan wisata primadona. Apalagi, dari titik tertentu, wisatawan bisa melihat matahari tenggelam (sunset) dengan latar Pura Tanah Lot.

Pemandangan yang menakjubkan itu mulai terpampang pada lembar-lembar kalender, kartu pos, dan media massa. Keterkenalan Tanah Lot tak terbendung lagi hingga kini.

[][][]

Pada zaman reformasi sekira tahun 2000, pada masa kepemimpinan Bupati Nyoman Adi Wiryatama, kebijakan pengelolaan obyek wisata Tanah Lot diubah.  

Bupati mengeluarkan kebijakan manajeman pengelolaan DTW Tanah Lot dilakukan oleh tiga pihak, yakni Pemerintah Kabupaten Tabanan, CV Arijasa Wisata (Gusti Aryadi selaku pendiri objek) dan Desa Adat Beraban.

Mulai 2011, ketika Tabanan dipimpin Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti, perjanjian manajeman pengelolaan Tanah Lot yang sebelumnya tiga pihak diubah menjadi dua pihak yaitu Pemerintah Kabupaten Tabanan dan Desa Adat Beraban.  

Meski tak terlibat sepenuhnya, Gusti Aryadi tetap semangat membangun Tanah Lot sebagai daya tarik wisata yang tiada tanding di dunia. Ia masih tetap memperhatikan kebersihan dan keamanan di kawasan Tanah Lot. Sebab, bagaimana pun, ketika orang bertanya tentang kisah Tanah Lot, sejarah akan tetap menyebut nama I Gusti Gede Aryadi.

Selamat jalan, Mangku Lingsir I Gusti Gede Aryadi. Perhatikan terus Tanah Lot dari sunia loka. [T][Ole]

Panggung Seni Tradisi | Okokan Nangluk Merana di Tanah Lot
Jejak Genteng di Tanah Pejaten – Dari Era Barter hingga Zaman Pariwisata
Wartawan dari Confederation of ASEAN Journalist Berkunjung ke Tabanan, Disambut Ramah Bupati Sanjaya
Tags: in memoriamkesenian baliPariwisatapariwisata balitabananTanah Lot
Previous Post

Medali Emas Pertama Wushu Buleleng Dipersembahkan Putu Kitara Tisyareksita

Next Post

Adi Gacon dari Mengening: Dulu Dikirim Guru SD Karena Paling Besar, Kini Raih Emas-Perak untuk Buleleng

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Adi Gacon dari Mengening: Dulu Dikirim Guru SD Karena Paling Besar, Kini Raih Emas-Perak untuk Buleleng

Adi Gacon dari Mengening: Dulu Dikirim Guru SD Karena Paling Besar, Kini Raih Emas-Perak untuk Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co