1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

In Memoriam I Gusti Gede Aryadi | Jaga-jagalah Terus Tanah Lot dari Sunia Loka

tatkalabytatkala
November 24, 2022
inKhas
In Memoriam I Gusti Gede Aryadi | Jaga-jagalah Terus Tanah Lot dari Sunia Loka

Gusti Gede Aryadi semasa hidupnya | Foto diambil dari facebook

KABUPATEN TABANAN punya dua kantong dengan isi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang besar. Yakni obyek wisata Bedugul dan Tanah Lot. Konon, pada masa Orde Baru, PAD dari dua obyek itulah yang membiayai pembangunan di Tabanan.

Kini, Tabanan punya banyak obyek wisata. Namun, Tanah Lot tetap tak tergantikan. Bahkan Tanah Lot tetap menjadi primadona bagi tamu asing dan domestik yang berkunjung ke Bali.

Orang yang menjadi pelopor pengembangan obyek wisata Tanah Lot adalah I Gusti Gede Aryadi. Orang-orang biasa memanggilnya dengan penuh hormat dengan nama lengkap Mangku Lingsir I Gusti Gede Aryadi. Ia adalah Pemucuk/Pengenter Kahyangan Jagat Pura Luhur Pakendungan.

Pada Selasa, Anggara Kasih, 15 November 2022, sekira pukul 16.00 Wita, I Gusti Gede Aryadi yang dikenal sebagai Pengelingsir Jro Pandak, Pandak Gede itu telah berpulang dengan tenang.

“Kami menyampaikan terimakasih pada seluruh handai taulan yang telah menyampaikan doa dan simpatinya. Kami memohon maaf bila ada kesalahan yang beliau lakukan selama kehidupannya,” demikian tulis IGM Bagus Damara—anak dari I Gusti Aryadi—tentang berpulangnya sang ayah.

Berdasar pangeling-eling yang dikeluarkan Paemetonan Ageng Jro Pandak, Pandak Gede, upacara palebon dilaksanakan pada Sabtu, Saniscara Pon Gumbreg, 3 Desember 2022.

[][][]

Nama I Gusti Gede Aryadi memang tak bisa dilepaskan obyek wisata atau Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot yang masuk dalam wilayah Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan.

Gusto Gede Aryadi yang lahir 2 Januari 1939 memang dikenal sebagai pelopor sekaligus memperkenalkan DTW Tanah Lot hingga dikenal di seluruh dunia.

Awalnya Tanah Lot itu semata-mata dikenal sebagai kawasan Pura yang tentu saja disucikan.  Salah satu yang besar adalah Pura Tanah Lot. Pura itu berada di atas sebuah daratan kecil dengan daya tarik yang menakjubkan.

Selain Tanah Lot sebagai Pura besar, juga terdapat Pura Pakendungan yang berada di daratan sebelah barat. Serta terdapat lima Pura kecil, yakni Pura Enjung Galuh, Pura Penataran, Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan dan Pura Yangapi.

Semua Pura itu dijaga dan dirawat oleh I Gusti Gede Aryadi selaku pengurus pengempon Pura, tentu bersama umat lainnya.

Sejak tahun 1962, Gusti Gede Aryadi bersama didampingi istrinya, I Gusti Ayu Putu Sukada, mulai menanam pilar-pilar kelestarian Pura dan kawasannya. Ia melayani umat dalam kesehariannya dan mempersiapkan piodalan.

Penyungsung Pura itu adalah seluruh pekaseh subak di Tabanan yang jumlahnya mencapai 222 pekaseh carik (sawah) dan 200 subak abian (kebun). 

Gusti Gede Aryadi semasa hidupnya | Foto: Facebook

Mulai tahun 1971 kawasan Tanah Lot mulai dikunjungi wisatawan asing. Awalnya, wisatawan yang datang sedikit dan tidaklah begitu rutin. Namun kehadiran turis mancanegara itu seakan-akan menjadi pertanda bahwa kawasan tepi pantai itu akan terkenal dan dikunjungi banyak wisatawan.

Ketika wisatawan datang ke Tanah Lot, ia kadang ikut menemani untuk melihat-lihat kawasan Pura selayaknya seorang pemandu wisata Dan, untuk menunjukkan keseriusannya dalam mendatangkan wisatawan, Gusti Aryadi pun menyempatkan diri untuk belajar Bahasa Inggris.

[][][]

Harapan muncul sekitar tahun 1974. Saat itu, Tabanan dipimpin oleh seorang Bupati, Staat Darmanaba. Bupati itu berasal dari kalangan militer yang berasal dari Buleleng.

Sebelum secara resmi menjadi Bupati, Staat Darmanaba sempat jalan-jalan ke Tanah Lot.  Gusti Aryadi menjadi pemandu. Staat Darmanaba dan Gusti Aryadi keliling kawasan Pura. Terjalinlah persahabatan di antara mereka. Staat Darmanaba bahkan sempat menginap di rumah Gusti Aryadi.

Setelah resmi menjadi Bupati, Staat Darmanaba kemudian melakukan penataan terhadap kawasan Tanah Lot sehingga menjadi obyek wisata yang menarik.

Tempat parkir ibangun dengan memanfaatkan tanah Bendesa Adat Beraban Wayam Segel sekitar 32 are. Para pedagang juga ditata dengan tertib sehingga tidak ada pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Jalan menuju objek kemudian diaspal. Sejak tahun 1975 listrik pun masuk kawasan Tanah Lot.

Pada pemerintahan Bupati Tabanan Soegianto keluarlah keputusan resmi per 1 Juni 1980 tentang pengelolaan Tanah Lot. Sesuai surat keputusan itu, intinya memutuskan bahwa obyek wisata Tanah Lot dikelola oleh Pemerintah Daerah Tabanan. Dan sebagai pengempon pura, Gusti Aryadi bertanggung jawab sebagai pengelolanya.

Setelah memegang Surat Keputusan Bupati, Gusti Aryadi secara lebih serius kemudian mengatur pedagang acung dan membangun pasar seni pada satu areal. Pedagang acung kemudian berjualan secara tetap di pasar seni sehingga suara kawasan menjadi tertib. Untuk promosi, Gusti Aryadi dengan rajin memperkenalkan Tanah Lot melalui media cetak.

Tahun 1982, Gusti Aryadi membangu Restoran Dewi Sinta selain juga membangun faislitas toilet di areal kawasan.

Gusti Aryadi memang dikenal sebagai pribadi yang ramah kepada siapa saja. Tak heran ia banyak punya teman dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat tinggi hingga masyarakat biasa.

Untuk itulah para pemandu wisata yang kerap mengantar wisatawan ia ajak ngobrol selayaknya obrolan antarsahabat lekat.

Yang menarik, pemandu wisata yang mengantar wisatawan ke Tanah lot disuguhi air minum alami yang diambil dari pancuran. Gusti Aryadi sendiri kadang mengangkut air dari pancuran untuk disipakan sebagai air minum para pemandu wisata.

Tanah Lot makin terkenal dan wisatawan yang datang semakin ramai. Penataan kawasan wisata pun terus dilakukan. Antara lain membangun daya tarik dengan memanfaatkan air yang muncul di bawah Pura Tanah Lot.

Dari hasil penelitian terhadap kadar batu di bawah pura pada tahun 1993, ternyata ditemukan sumber air yang muncul sekitar 10 meter dari bawah tanah. Air itu kemudian dialirkan di bawah pura.

Di areal Pura juga dipertunjukkan berbagai aktivitas kesenian, seperti teketekan, legong, wayang dan topeng. Cara itu juga sebagai bentuk promosi pariwisata Tanah Lot.

Selain wisatawan asing dan domestic, pejabat tinggi pun kerap datang berkunjung ke Tanah Lot, seperti Wapres Sudarmono, Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, dan Wapres Sultan Hamenku Buwono.

Artis-arti nasional dan internasional juga berdatangan ke Tanah Lot sehingga Tanah Lot benar-benar menjadi kawasan wisata primadona. Apalagi, dari titik tertentu, wisatawan bisa melihat matahari tenggelam (sunset) dengan latar Pura Tanah Lot.

Pemandangan yang menakjubkan itu mulai terpampang pada lembar-lembar kalender, kartu pos, dan media massa. Keterkenalan Tanah Lot tak terbendung lagi hingga kini.

[][][]

Pada zaman reformasi sekira tahun 2000, pada masa kepemimpinan Bupati Nyoman Adi Wiryatama, kebijakan pengelolaan obyek wisata Tanah Lot diubah.  

Bupati mengeluarkan kebijakan manajeman pengelolaan DTW Tanah Lot dilakukan oleh tiga pihak, yakni Pemerintah Kabupaten Tabanan, CV Arijasa Wisata (Gusti Aryadi selaku pendiri objek) dan Desa Adat Beraban.

Mulai 2011, ketika Tabanan dipimpin Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti, perjanjian manajeman pengelolaan Tanah Lot yang sebelumnya tiga pihak diubah menjadi dua pihak yaitu Pemerintah Kabupaten Tabanan dan Desa Adat Beraban.  

Meski tak terlibat sepenuhnya, Gusti Aryadi tetap semangat membangun Tanah Lot sebagai daya tarik wisata yang tiada tanding di dunia. Ia masih tetap memperhatikan kebersihan dan keamanan di kawasan Tanah Lot. Sebab, bagaimana pun, ketika orang bertanya tentang kisah Tanah Lot, sejarah akan tetap menyebut nama I Gusti Gede Aryadi.

Selamat jalan, Mangku Lingsir I Gusti Gede Aryadi. Perhatikan terus Tanah Lot dari sunia loka. [T][Ole]

Panggung Seni Tradisi | Okokan Nangluk Merana di Tanah Lot
Jejak Genteng di Tanah Pejaten – Dari Era Barter hingga Zaman Pariwisata
Wartawan dari Confederation of ASEAN Journalist Berkunjung ke Tabanan, Disambut Ramah Bupati Sanjaya
Tags: in memoriamkesenian baliPariwisatapariwisata balitabananTanah Lot
Previous Post

Medali Emas Pertama Wushu Buleleng Dipersembahkan Putu Kitara Tisyareksita

Next Post

Adi Gacon dari Mengening: Dulu Dikirim Guru SD Karena Paling Besar, Kini Raih Emas-Perak untuk Buleleng

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Adi Gacon dari Mengening: Dulu Dikirim Guru SD Karena Paling Besar, Kini Raih Emas-Perak untuk Buleleng

Adi Gacon dari Mengening: Dulu Dikirim Guru SD Karena Paling Besar, Kini Raih Emas-Perak untuk Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co