Selama tiga hari sejak Rabu, 2 November hingga 5 November 2022, orang-orang ramai datang ke areal Taman Bung Karno, Tabanan. Mereka menonton pameran bonsai untuk menyambut HUT ke-529 Kota Tabanan .
Mereka yang datang bukan hanya penggemar bonsai akut, melainkan juga penggemar yang minatnya sedang-sedang saja, bahkan banyak dari kalangan awam yang tak tahu sama sekali tentag bonsai. Banyak perempuan cantik dan modis melakukan swafoto dengan latar belakang bonsai yang juga cantik-cantik.
Orang-orang di Tabanan memang pbanyak yang gemar pada bonsai. Buktinya, pameran bonsai tahun ini yang bertajuk Pelangi Bonsai Tabanan sudah digelar untuk keenam kalinya. Dan selalu ramai pengunjung.
Sebuah bonsai yang digotong banyak orang untuk dipamerkan dalam pameran bonsai di Tabanan
Peserta pameran yang terlibat tahun ini sebanyak 583 peserta, terdiri dari empat kelas, yakni kelas prospek, pratama, madya dan kelas utama. Banyak yang bertanya-tanya, apa beda empat kelas itu. Wayan Suprananda, penekun seni bonsai yang juga jadi panitai, memberi penjelasan:
Kelas prospek adalah pameran bonsai yang masih berupa bakalan. Artinya, bonsai itu masih berupa pohon yang belum didesain, namun sudah memiliki prospek untuk menjadi bagus jika dirawat dan diurus dengan baik.
Kelas pratama bisa disebut sebagai bonsai yang masih dalam proses, biasanya bentuknya masih belum sempurna dan biasanya batang dan rantingnya masih dililit kawat.
Kelas madia adalah lanjutan dari kelas pratama. Bentuknya sudah bisa dianggap mendekati sempurna. Batang dan rantingnya masih boleh berisi lilitan kawat.
Kelas utama adalah kelas bonsai yang sudah jadi. Lilitan kawat sudah taka da lagi pada batang maupun pada ranting, karena sudah
Pada pameran bonsai itu semua bonsai dari berbagai kelas menarik perhatian pengunjung. Mereka melihat bakalan, melihat bagaimana proses pendesainan bonsai dari kelas pratama dan madia. Mereka juga melihat bonsai yang sudah establish alias mapan.
Para peserta pameran datang dari berbagai wilayah, bukan hanya di Bali, melainkan juga dari Lombok dan Jawa Timur. Para peserta tak sekadar memamerkan karya-karya bonsai mereka, melainkan juga berbagi tips-tipsi mendesain bonsai jika ada pengunjung yang bertanya.
Momen paling seru adalah pemilihan bonsai-bonsai terbaik dari dewan juri. Pada setiap kelas dipilih 10 terbaik, yakni best ten. Lalu dipilih yang terbaik dari setiap kelas, atau best in class. Dan, terakhir dipilih yang terbaik dari yang terbaik. Istilahnya best in show.
Yang menjadi best in show dalam pameran itu adalah sebuah bonsai dari pohon sancang (premna) yang dimiliki oleh Wayan Eror dari Gianyar. Pohon sancang yang kerdil itu memang indah dan memukau.
Bonsai (dan pemiliknya) yang terpilih menjadi best in show pada pameran bonsai di Tabanan
Suprananda mengatakan, selain penyaluran hobi, kegiatan ini juga ditujukan untuk memperkenalkan Kota Tabanan kepada khalayak umum sesuai arahan Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya.
Untuk itulah kami berharap, pameran bonsai nasional ini menjadi agenda rutin HUT Kota Tabanan yang terus bisa dilaksanakan, sehingga momen ini tidak hanya ditunggu oleh para penggemar, tetapi pameran ini menjadi hiburan baru bagi masyarakat Tabanan,” kata Suprananda.
Lalu apa kata Bupati Sanjaya?
“Momentum pameran dan kontes bonsai ini, kita perkenalkan Kota Tabanan. Tolong nanti Ketua Panitia dan jajaran dalam setiap ajang disini bisa disampaikan juga pesan saya selaku Pimpinan Daerah kepada para penggemar bonsai maupun juri yang datang dari luar daerah, sampaikan bahwa Tabanan memiliki sejarah yang panjang dan Tabanan ini sudah berumur 529 tahun saat ini,” kata Sanjaya. [T][Mul]