18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Apa dan Bagaimana Kota Singaraja Dalam Cerpen | Dari Workshop Cerpen Membaca Kota Mengeja Kita

Dian PratiwibyDian Pratiwi
September 30, 2022
inBudaya, Pilihan Editor
Apa dan Bagaimana Kota Singaraja Dalam Cerpen | Dari Workshop Cerpen Membaca Kota Mengeja Kita

Gde Aryantha Soethama saat memberikan arahan pada workshop menulis cerpen Membaca Kota Mengeja Kita di Komunitas Mahima Singaraja, Bali

Pagi, Sabtu, 24 September 2022, di Singaraja. Kota cerah. Sekitar 20 penulis cerpen, alias cerpenis, berkumpul di Komunitas Mahima, Jalan Pantai Indah. Ada cerpenis pemula, ada cerpenis muda berbakat, ada cerpenis kawakan.

Mereka diskusi santai dalam workshop penulisan cerpen Membaca Kota Mengeja Kita. Masing-masing cerpenis itu sebelumnya sudah menulis mamsing-masing satu cerpen dengan mengekplorasi tema-tema yang berkaitan dengan Kota Singaraja, Kabupatan Buleleng, Bali.

Masing-masing cerpen itulah kemudian didiskusikan satu per satu. Mentornya adalah cerpenis kawakan Gde Aryantha Soethama yang cerpen-cerpennya sudah termuat sejak tahun 1980-an di media-media nasional. Ia juga pemenang Katulistiwa Literary Award (KLA)  tahun 2006 lewat kumpulan cerpennya “Mandi Api” terbitan Buku Kompas.

Mentor lain, cerpoenis Made Adnyana Ole dan akademisi Gde Made Metera yang dikenal sebagai Rektor Unipas Singaraja. Diskusi berlangsung sangat santai, penuh tawa, dan tentu saja serius.

Program ini merupakan program yang diinisiasi Lingkar Studi Sastra Denpasar (LSD)  sebagai 1 dari 8 lembaga yang lolos Open Call Jakarta International Literary Festival, Komite Sastra, Dewan Kesenian Jakarta, sebagai penyelenggara kegiatan yang berkaitan dengan kota-kota di Indonesia. Sejumlah cerpenis yang karya-karya sudah banyak bertebaran di media massa nasional juga hadir, antara lain Putu Supartika dan Lina PW.

Apa dan Bagaimana Singaraja dalam Cerpen?

Cerita-cerita serta beberapa tempat yang menarik hati di Kota Singaraja, dalam cerpen-cerpen yang ditulis peserta workshop, tentu saja menjadi bagian dari sebuah ingatan. Gambaran tentang Kota Singaraja tak harus soal tempat bersejarah, tenpat terkenal, atau tempat paling ramai.

Tempat itu bisa saja tempat yang biasa-biasa saja, tapi bagaimana seorang cerpenis memberi nilai pada tempat itu sehingga tempat itu benar-benar sebagai penanda kota yang tak tergantikan oleh tempat-tempat lain di kota lain.

Sejumlah peserta workshop cerpen Membaca Kota Mengeja Kita di Komunitas Mahima, Singaraja

Sekitar 20 orang dengan 20 cerpen, masing-masing memiliki cerita tersendiri mengenai kota Singaraja. Mulai tentang kondisi Pasar Anyar Singaraja, tentang kenangan di Pantai Penimbangan, tentang museum, tentang persoalan sampah dengan bank sampah, tentang sebutan lain dari Kota Singaraja, serta tentang kisah romansa di Pelabuhan Tua Buleleng.

Dari 20 cerpen yang terkumpul itu, masing-masing memiliki keunikan serta alur yang berbeda. Meski ada kesamaan tema, namun cara penggarapan mereka berbeda-beda.

Gde Aryantha Soethama mengatakan, dalam program menulis cerpen tentang Kota Singaraja ini sudah ditentukan apa-apa yang harus ditulis, yakni tentang Kota Singaraja. “Apa”-nya itu bisa bermacam-macam, tapi tetap harus jeli menentukan agar “apa” itu menjadi unik dan autentik.

Unik adalah sesuatu yang langka dan tidak lumrah. Namun ysesuatu ang kita anggap unik di Kota Singaraja mungkin saja terdapat juga di kota lain. Jadi, yang unik belum tentu autentik. Untuk menjadikan autentik—bahwa hal itu hanya ada di Singaraja—dan benar-benar sebagai penanda kota yang tak tergantikan, maka seorang cerpenis dituntut memiliki kepekaan yang tinggi, naluri yang tajam dan cara penggarapan yang matang untuk bisa menggambarkan keautentikan Kota Singaraja itu.  

“Gambaran Kota Singaraja itu harus unik dan otentik. Kalau tidak begitu maka tulisannya akan ditinggalkan, tidak dibaca,” ujar Gde Aryantha Soetama.

Sejatinya menulis cerita pendek adalah ruang kebebasan bagi penulis. Penulis bebas dan dengan leluasa menuangkan ekspresinya dalam sebuah alur cerita. Akan tetapi pada program ini, cerpen-cerpen yang terkumpul harus memenuhi ketentuan yang menyinggung soal Singaraja, namun tak tergantikan.

“Misalnya menulis kisah cinta di Pantai Penimbangan, pantai itu bisa saja diganti dengan Pantai Kuta atau Sanur. Jadi harus dicari hal-hal yang benar-benar unik, agar Penimbangan itu tidak bisa digeser. Jika orang baca akan berpikir ini hanya ada di Singaraja, tidak ada di tempat lain. Tugas ini berat, karena harus ada Singaraja-nya,” kata Gde Aryantha Soethama.

Cerpenis Made Adnyana Ole menambahkan, dalam penulisan cerpen pada program workshop Membaca Kota, Mengeja Kita ini, tempat-tempat yang menjadi plot cerita mesti diceritakan lebih rinci. Sehingga hal itulah yang menjadi penanda kota dalam cerita.

“Tanda-tanda itu yang harus diceritakan yang menunjukkan soal Singaraja. Jadi tidak sekedar sampiran saja, atau sekadar sebagai latar yang disebutkan dalam cerita,” kata  Adnyana Ole.

Plot-plot yang diceritakan secara lebih rinci itu nantinya dapat memberikan gambaran bagi pembaca yang belum pernah atau tidak mengetahui kondisi Singaraja serta hal-hal yang ada di Singaraja. Sehingga dari membaca sebuah cerpen, Kota Singaraja dapat terbayang dari berbagai sudut.

“Jadi orang akan berpikir Singaraja ternyata ada begini. Singaraja ternyata seperti itu. Jadi bisa dibayangkan Singaraja itu seperti apa bagi yang belum pernah datang ke sini. Tapi kalau yang sudah pernah, bagaimana dia membaca cerpen itu supaya tetap merasa heran meski dia sudah tahu tempatnya bagaimana. Itu yang harus dilakukan,” terangnya.

Gambaran tentang Kota Singaraja pun diperkuat Akademisi Gde Made Metera. Dosen yang sekaligus sebagai Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Buleleng ini memberikan gambaran dari sisi tradisi serta kesetaraan gender. Ulasan mengenai tatanan tradisi masyarakat Buleleng yang tidak boleh nyentana pun dapat menjadi sebuah ide cerita. Begitu pula dengan isu kesetaraan gender yang dapat digali untuk dijadikan materi penulisan cerpen.

“Nanti silahkan itu dikembangkan lagi seperti apa jadinya bila diceritakan dalam dunia fiksi,” kata Made Metera.

Dibukukan

Putu Juli Sastrawan dari Lingkar Studi Denpasar(LSD) mengatakan, tujuan program ini untuk melihat adakah sastra (dalam hal ini cerpen) menangkap transformasi kota, baik di dalamnya krisis eksistensial kewargaan, urbanisme, dan kegelisahan atas berbagai perubahan fisik dan sosial yang terjadi pada kota, khususnya kota Singaraja.

Cerpenis Gde Aryantha Soethama saat memberikan arahan dalam workshop menulis cerpen Membaca Kota Mengeja Kita di Komunitas Mahima Singaraja

20 karya yang telah diterima itu nantinya akan dicetak dalam sebuah buku kumpulan cerpen. “Tapi sebelum dibukukan, karya dari teman-tman ini harus direvisi dulu, supaya lahir produk yang bagus. Itulah alasan kami melibatkan cerpenis yang sudah mumpuni untuk membatu memberikan masukan untuk karya yang lebih baik dan jadi,” kata Juli Sastrawan.[T][DP/*]

Palus Bukit Jambul | Cerpen Gde Aryantha Soethama
Singaraja, Mahima, dan Tatkala | Dari Masa Lalu ke Masa Depan
Tags: CerpenGde Aryantha SoethamaKomunitas MahimaKota SingarajaLingkar Studi Sastra DenpasarMade Adnyana Ole
Previous Post

Harakat Warna Hardiman

Next Post

Model Revitalisasi Bahasa Daerah

Dian Pratiwi

Dian Pratiwi

Penyiar, pegiat film. Sembari kuliah jurusan Komunikasi di UT, ia belajar jadi penulis di tatkala.co dan Mahima Institute Indonesia

Next Post
Model Revitalisasi Bahasa Daerah

Model Revitalisasi Bahasa Daerah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co