2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ratih Ayu Apsari Kampanye Joged Bumbung di Jalanan Berkeley, California

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
September 24, 2022
inPersona, Pilihan Editor
Ratih Ayu Apsari Kampanye Joged Bumbung di Jalanan Berkeley, California

Ratih Ayu Apsari menari joged dalam festival Solano Stroll, di perbatasan kota Albany dan Berkeley, California, AS, | Foto: Akun FB Ratih Ayu Apsari

Di jalanan terbuka, di tengah gemuruh festival Solano Stroll, di perbatasan kota Albany dan Berkeley, California, AS, suasana cerah di bawah langit cerah berawan. Terlihatlah di antara keramaiian sejumlah penari joged bumbung diiringi jegog khas Jembrana.

Orang-orang dari Albany atau dari Berkley, atau dari luar dua kota itu, menyaksikan tari joged khas Bali dengan pernari ngengol gemulai sambil berdiri atau duduk. Atau sambil berlalu. Hari itu, 11 September 2022.

Salah satu penari joged itu adalah Ratih Ayu Apsari. Kenal dia? Ia adalah perempuan dari Bali. Ia pernah menjadi dosen ilmu matematika di Undiksha Singaraja, lalu diangkat jadi dosen tetap di Universitas Mataram (Unram), Lombok, NTB.

Ratih Ayu Apsari berpose usai menari di festival Solano Stroll, di perbatasan kota Albany dan Berkeley, California, AS | Foto: Akun FB Ratih Ayu Apsari

Tahun 2021 ia ke Berkeley, California, untuk melanjutkan studi PhD in Education di University of California, Berkeley. Bidang keilmuan yang ditekuninya adalah pembelajaran matematika.

Kenapa kemudian suka menari di negeri orang?

“Tanpa disangka sebelumnya, saya bertemu dengan kelompok musik dan tari tradisional Bali yang bernama Gamelan Sekar Jaya (GSJ), berlokasi di Berkeley, hanya 15 menit jalan kaki dari tempat tinggal saya,” kata Ratih dalam percakapan melalui WA, Sabtu 17 September malam.

Perkenalannya dengan GJS itu membawanya kemudian ke atas pentas tari dari acara ke acara, dari festival ke festival di California.

Pada festival Solano Stroll itu ia menari bersama Cok Istri Putri Rukmini yang merangkap sebagai koreografer, Luh Andrawati dan Monali Varaiya. Iringan musiknya bukan rindik atau tingklik, melainkan jegog Gamelan Sekar Jaya dengan aransemen: Gede Oka Negara yang memang berasal dari Jembrana, Bali..

Mulai dari Gamelan Sekar Jaya

Ratih Ayu Apsari pun menjadi penari di Gamelan Sekar Jaya. GSJ (gsj.org) berdiri sejak 1979 dan merupakan salah satu kelompok pegiat seni dan budaya Bali yang sangat terkenal di Amerika Serikat.

Konsistensi GJS dalam mempelajari dan menyebarluaskan kecantikan budaya Bali, terutama musik dan tari, membuat komunitas ini selalu dinanti-nanti penampilannya. Anggotanya terdiri dari siapa saja yang ingin belajar dan mencintai budaya Bali.

Sejak tahun lalu, kelompok gamelan dan tari sudah mulai aktif pentas lagi setelah sebelumnya hanya melalui zoom karena pandemi.

“Karena beberapa kali pentas dengan GSJ sepanjang Agustus dan September, saya jadi terkoneksi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Francisco, dengan kelompok-kelompok gamelan lain di California, dan terhubung juga dengan komunitas diaspora Indonesia di California,” kata Ratih.

Ratih Ayu Apsari berpose bersama pengunjung festival | Foto: Akun FB Ratih Ayu Apsari

Sepanjang Agustus  hingga September 2022 ini, Ratih mencoba membawakan sekaligus memperkenalkan tarian joged di kota-kota di California, baik secara sendiri maupun berkelompok. Kenapa joged?

“Awalnya karena ada event diaspora Indonesia di Sacramento di mana KJRI meminta saya membantu mengisi acara dan membawakan dua tari. Saya pilih condong dan joged karena riasan rambutnya tidak sulit dan konsepnya sesuai untuk festival rakyat,” kata Ratih.

Event diaspora Indonesia itu berlangsung 20 Agustus 2022 di Sacramento, California. Nama acaranya, Pesta Rakyat-Bazaar Nusantara. Saat itu Ratih menari joged sendirian dengan diiringi musik rekaman tabuh joged bumbung.

Dan sungguh membanggakan, antusiasme penonton untuk menyaksikan joged dalam acara itu membuat KJRI ingin menampilkan joged kembali untuk acara resepsi yang mengundang perwakilan negara tetangga.

Di lain pihak, bersama dengan GSJ ia juga menyiapkan penampilan joged dengan diiringi jegog. Sekaa jegog GSJ berlatih di bawah pimpinan Bapak Gede Oka Negara, yang merupakan putra dari almarhum Pekak Jegog Suar Agung, Negara-Bali.

“Nah, pentas joged di festival Solano Stroll itu adalah pentas joged pertama bersama GJS,” ujar Ratih.

Festival Solano Stroll adalah jalanan terbesar yang diadakan setiap tahunnya oleh dua kota yang bertetangga: Berkeley dan Albany. Festival ini dimaksudkan untuk mempromosikan bisnis lokal, artis, kesenian, komunitas, merayakan keberagaman yang mewarnai kota.

Sukses dari festival Solano Stroll, Ratih kembali diundang dalam acara resepsi KJRI, Jumat 16 September 2022. Undangan yang menonton saat itu pejabat kota setempat, diplomat dari berbagai negara sahabat, pimpinan asosiasi bisnis, pemerhati dan penggiat budaya dan seni dari museum dan perguruan tinggi, pengusaha, dan diaspora Indonesia  lokasi.

Persiapan menari dalam acara resepsi di Wisma KJRI San Francisco | Foto: Akun FB Ratih Ayu Apsari

Dalam acara resepsi di Wisma KJRI San Francisco itu,  Ratih menari dengan diiringi musik angklung dari Gamelan Sekar Swarasanti, Santa Cruz. Saat itu Ratih Ayu Apsari menari bersama I Made Moja.

Tidak sampai di situ, Minggu 24 September 2022 kelompok GJS juga akan pentas di Nevada City dan salah satu tari yang dibawakan adalah joged. Koreografi ‘ngelembar’ terbaru untuk joged GSJ yang diaransemen berdasarkan jegog GSJ dari Pak Gede Oka Negara, digubah oleh Cok Istri Putri Rukmini atau biasa dipanggil Cok Pring dari Singapadu Gianyar.

Cok Istri Putri Rukmini merupakan guru tari tamu di GJS yang diundang untuk mengajar menari selama 10 bulan atau sampai dengan Juni 2023.

Joged dalam Pandangan Ratih

Menurut Ratih, menarikan tari joged memang punya tantangannya sendiri. Dan ia senang bisa menaklukkan tantangan itu sekaligus melakukan semacam kampanye joged bumbung yang cantik, menarik, dan sesuai pakem joged bumbung yang dicintai di Bali.

Apa tantangan menari joged bumbung?

Pertama, kata Ratih, sangat banyak improvisasi karena tarian ini mengedepankan interaksi dengan penonton. Biasanya penari punya 2-3 menit untuk mempertunjukkan gerakan pembuka, lalu berikutnya begerak bebas menurut irama yang disesuaikan dengan penonton yang ikut menari– ‘pengibing’.

Walaupun bebas, gerakannya juga masih terikat pakem tari pun menyesuaikan juga dengan alunan musik. Komunikasi antara pemain musik—seperti musek angklung, rindik, atau jegog—  dan penari dilakukan dalam nada dan gerak, serta menyesuaikan animo penonton.

Tantangan yang kedua adalah dalam mengajak penonton untuk ikut menari. Oleh karena itu, penari joged harus terlihat ceria dan manis, agar yang melihat juga ingin serta menari. Tak jarang, imej centil juga disematkan pada penari joged– karena vibrasi ramah tamah yang ingin disajikan.

Perempuan cantik dan ramah adalah kombinasi cemerlang yang ironisnya sering disalahterjemahkan sebagai nakal. Inilah yang membawa tarian ini pada masalah ketiga.

Ratih menari dengan riang | Foto: Akun FB Ratih Ayu Apsari

Sebagai tari sosial yang mengajak penonton ikut menari, tujuannya tentu adalah untuk menghibur dan memberi pengalaman bergerak mengikuti irama– selain meningkatkan rasa percaya diri juga bertujuan untuk menghibur hati yang gundah. Sayangnya, oleh beberapa oknum, tari ini kemudian dibawakan dengan tidak senonoh.

“Inilah tantangannya. Ketika citra negatif disematkan pada tari yang sebenarnya tidak digubah untuk tujuan negatif, penari yang tidak setuju punya dua opsi: menjauhi atau memperkenalkan versi yang santun,” kata Ratih.

Untuk melawan stigma itu,  Ratih menyatakan sangat senang bisa bersama-sama mempopulerkan tari joged yang sesuai pakem, menghibur, dan cantik.

“Di California, pengibing kami terdiri dari berbagai golongan dan usia, tua muda, laki-laki, perempuan, dan mungkin ada non-biner gender,” katanya.

Pengibing termuda yang pernah diajak menari adalah anak laki-laki yang kira-kira berusia dua atau tiga tahun.

“Anak itu lama diam memandangi saya, akhirnya ia tertawa dan ikut bergerak– bahkan berputar walau langkahnya pelan,” cerita Ratih.

Ketika penari menarikannya dengan santun, pengibing pun demikian. “Rasanya senang melihat penonton terhibur, apalagi jika berhasil membuat mereka merasa puas dengan dirinya sendiri yang mencoba menari,” ujar Ratih. [T]

Tari Panji Masutasoma: Memaknai Kemerdekaan, Memerdekakan Makna-makna
Tags: Californiajoged bumbungseni tariUndikshaUniversitas Mataram
Previous Post

Rumah Tubuh Puri Senja

Next Post

Peradah Bali “Baca” Arah Masa Depan Bali: Berapa Tanah Tersisa, Berapa Sungai Berair

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Peradah Bali “Baca” Arah Masa Depan Bali: Berapa Tanah Tersisa, Berapa Sungai Berair

Peradah Bali “Baca" Arah Masa Depan Bali: Berapa Tanah Tersisa, Berapa Sungai Berair

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co