3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Melamunkan Lamun dari Laut Bali Utara | Catatan Diskusi Angkringan Mula Keto

Gading GaneshabyGading Ganesha
August 25, 2022
inKhas
Melamunkan Lamun dari Laut Bali Utara | Catatan Diskusi Angkringan Mula Keto

Dr. Gede Iwan Setiabudi memberi penjelasan tentang lamun di Angkringan Mula Keto Singaraja

Lamun ternyata memang benar berasal dari kata melamun. Saya sendiri baru tahu apa itu Lamun. Lamun begitu banyak manfaatnya, antara lain menjaga lingkungan dan kelestarian laut.

Lamun adalah kata indonesia dari Seagrass. Agar tidak sama dengan Seaweed yang berarti rumput laut, dicarilah kata indonesia dari seagras. Ketemulah kata lamun oleh sesorang peneliti yang sedang melamun di era 1980-an.

Saya tertarik dengan lamun tiba-tiba. Ketertarikan itu seakan menemukan gayung bersambut kerika sahabat saya, Kardian Narayana, mengirimkan poster unuk acara sharing session alias diskusi di Angkringan Mula Keto, Singaraja, Rabu 24 Agustus 2022. Angkringan itu memang milik Kardian, sahabat saya itu.

Saya memang begitu tertarik untuk datang karena judulnya, Lamun. Terus ditambahkan sebagai mitigasi perubahan iklim dan pencemaran lingkungan. Sebagai orang yang mendalami dunia persampahan, hal itu menarik minat saya. Selain memang sudah rindu pula menikmati teh secang di Angkringan Mula Keto.

Jam menunjukkan pukul 7 malam saya pun berpamitan kepada istri.  Bergegas ke Angkringan Mula Keto di Jalan Wr. Supratman No. 210 Banyuning. Sesuai jadwal acara diskusi itu dimulai pukul 7 malam. Sekira 15 menit perjalan dari Panji, rumah saya, untuk sampai di lokasi. Setibanya saya, acara belum mulai. Syukur tidak terlambat.

Saya mengambil posisi duduk dekat dengan narasumber. Hanya dipisahkan oleh Perbekel Baktiseraga Gusti Putu Armada yang juga hadir bersama rombongan tim desanya. Setelah semua duduk melingkar, minuman lalu disajikan, segelas teh secang. Acara diskusi pun dimulai.

Dipandu oleh moderator owner Mule Keto, Kardian Narayana, memperkenalkan narasumber seorang Doktor Muda dari Universitas Pendidikan Ganesha, Dr. Gede Iwan Setiabudi. Lulusan Ilmu Kelautan IPB Bogor.

Pak Iwan begitu saya menyapa dia,  begitu lugas dan jelas bercerita tentang lamun. Ia mulai dengan mengatakan lamun ini anak pungut yang diabaikan dalam konservasi lautan. Setelah karang yang menjadi anak emas, lalu mangrove sebagai anak kesayangan. Lamun sering dilupakan padahal lamun tidak kalah bermanfaat.

Dr. Gede Iwan Setiabudi. Lulusan Ilmu Kelautan IPB Bogor menjelaskan tentang lamun di Angkringan Mula Keto Singaraja | Foto: Gading Ganesha

Satu persatu Pak Iwan bercerita tentang bagaimana baiknnya “Anak Pungut” ini. Dari sebagai penenang dan penjernih air laut, sumber makanan penyu dan dugong, tempat pembesaran biota laut, hingga Blue Carbon. Blue Carbon inilah yang sangat mampu berdampak pada mitigasi perubahan iklim dan pencemaran lingkungan.

Menurutnya keberadaan padang lamun di Pantai Bali Utara sangat mungkin dikembangkan. Seperti yang telah ia dan teman-teman Kelompok Masyarakat Pengawas di Pantai Penimbangan mulai lakukan. Kondisi pantai di Buleleng sangat layak untuk tempat tumbuhnya lamun.

Dikatakannya, lamunlah yang membuat lebih banyak ada ikan di laut Penimbangan, dibanding pantai di Buleleng bagian timur.  Begitu pula dengan keberadaan penyu yang begitu bersahabat di Pantai Penimbangan.  Maka ia dan Pokmawas Penimbangan dibantu pemerintah Desa Baktiseraga melakukan upaya penamanan lamun. Bersinergi dengan upaya konservasi penyu dan karang yang telah lebih dulu dilakukan.

Targetnya adalah 30% dari luasan Pantai Penimbangan tertutupi padang lamun. Kondisi estuari di penimbangan juga cukup berpihak dalam tumbuhnya lamun. Lamun yang dikembangkan berada di kedalaman 3 meter. Sehingga Pantai Penimbangan tetap nyaman untuk masyarakat yang mandi di pantai.

Pak Iwan menambahkan, jika semua luasan pantai di Bali Utara mampu dimaksimalkan dengan keberadaan padang lamun, diyakini Buleleng akan memanen limpahan manfaat. Semakin betahnya lumba-lumba di Buleleng, semakin indahnya Biodiversitas pantai di Buleleng. Bisa  menarik orang ingin berlama-lama di Bumi Panji Sakti ini.

Selain itu juga bisa dilakukannya Carbon Trading atau perdagangan karbon, yang sekarang sedang banyak diperbincangkan, dibahas oleh para pemimpin dunia. Buleleng bisa berperan untuk perbaikan iklim dan lingkungan dunia. Buleleng di atas punya hutan sebagai Green Carbon, Buleleng di bawah punya Blue Carbon. Di tengah-tengah bisa ada Brown Carbon.

“Meski kondisi Pantai Buleleng yang begitu perpihak pada lamun, ia punya musuh besar yang membuatnya tak mampu bertahan. Yakni sampah plastik dan banyaknya pengerukan di lautan,” ujar Pak Iwan yang Dosen Program Studi Aquakultur ini.

Perbekel Baktiseraga Gusti Putu Armada (pegang mik) | Foto: Gading Ganesha

Sampah plastik menghalangi sinar matahari. Padang lamun tak bisa melakukan fotosistesis, sehingga tak bisa tumbuh dengan baik dan perlahan mati. Dengan begitu, kepingan surga yang jatuh di Pantai Penimbangan ini bisa hilang.

“Kepingan Surga di Bali Utara” begitu ia menganalogikan keindahan bawah laut  Pantai Penimbangan. Namun, hanya orang luar yang banyak menikmatinya. Sementara barisan orang lokal yang sempat menyelami hanya para tour guide saja.

Saya jadi sedikit tercubit akan hal itu. Jarak Pantai Penimbangan dan Desa Panji, tempat saya tinggal, sangat dekat, dekat sekali. Sudah lama sekali sejak SMA terakhir mandi di Penimbangan. Sisanya ke sana hanya untuk menikmati hiruk pikuk manusianya. Lupa menikmati dalam lautnya.

Bukan karena tidak benar-benar tahu. Samar-samar dua tahun ini sudah saya dengar indahnya bawah laut di sana. Hanya saja semakin ramainya Pantai Penimbangan, membuat saya tidak begitu nyaman mandi di pantai ini.

Pikiran saya jadi melamum ke sana kemari gara-gara lamun ini. Sepertinya lamun begitu menarik sebagai alat untuk  mitigasi perubahan iklim dan percemaran lingkungan di Buleleng. Apalagi pesisir Bali Utara adalah habitat terbaik.

“Jangan diganggu saja, tidak perlu melakukan apa-apa sebenarnya,” kata Pak Iwan di akhir diskusi.

Tentang bagaimana menjaga lamun ini tumbuh, jangan buang sampah sembarangan ke laut. Terutama sampah plastik. Begitu Pak Iwan mengingatkan.

Peserta diskusi merasa puas setelah mendengar berbagi hal tentang lamun | Foto: Gading Ganesha

Tidak sabar rasanya melihat bagaimana Dr. Iwan Setiabuti bersama Perbekel Baktiseraga Gusti Puti Armada dan Tim Pokmawas Pantai Penimbangan melakukan upaya penamanan Lamun yang telah dimulai itu. Program Blue Carbon Initiative.

Jika tertarik melihatnya, Perbekel Gusti Armada mengundang saya dan beberapa teman untuk ikut kegiatannya di setiap hari Rabu pagi. Sesekali sepertinya memang harus melihat kepingan surga di bawah laut Bali Utara ini.

Diskusi malam tentang lamunpun akhirnya berakhir melewati batas waktu. Setelah menikmati sebungkus nasi jingo be pindang khas Mula Keto dan segelas teh rosela. Saya segera pulang kembali ke rumah. Sudah ada yang menanti. [T]

Tags: bulelenglingkunganlingkungan lautpadang lamunPantai Penimbangan
Previous Post

Geguritan Cetrung | Sebuah Renungan

Next Post

Dari Jiwa Merdeka ke Jiwa Pemberani: Refleksi Pembelajaran Sastra di Era Merdeka Belajar

Gading Ganesha

Gading Ganesha

Lahir dan tinggal di Desa Panji, Buleleng, 11 November 1988. Ia adalah founder Bank Sampah Galang Panji dan Co. Founder Rumah Plastik. Juga Ketua BPD Desa Panji.

Next Post
Dari Jiwa Merdeka ke Jiwa Pemberani: Refleksi Pembelajaran Sastra di Era Merdeka Belajar

Dari Jiwa Merdeka ke Jiwa Pemberani: Refleksi Pembelajaran Sastra di Era Merdeka Belajar

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co