13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ida Ratu Lingsir Tedung Jagat Ubud

Wayan Diana PutrabyWayan Diana Putra
July 17, 2022
inEsai
Ida Ratu Lingsir Tedung Jagat Ubud

Foto: Ida Ratu Lingsir Tedung Jagat Ubud

Selayang Pandang

Ida Ratu Lingsir merupakan salah satu benda sakral disebut dengan pelawatan/tapakan yang sangat disucikan oleh Puri Agung Ubud, masyarakat Desa Adat Ubud dan sekitar. Ida Ratu Lingsir berwujud barong lebih spesifik barong ket.

Barong ket sendiri merupakan salah satu jenis barong yang ada di Bali selain barong macan, barong bangkal, barong asu, barong gajah, barong naga, barong kedinkling(belas-belasan) dan barong landung. Barong ket sendiri dengan mengambil metafora hewan singa yang sering dijumpai dalam pertunjukan tari barong dan calonarang.

Ida Ratu Lingsir menurut salah satu pengelingsir Puri Agung Ubud yaitu Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati juga di masa lalu disebut dengan Ratu Gede. Jika ditilik dari sejarahnya Ida Ratu Lingsir diyakini dibuat pada saat pemadegan Dewa Agung Jelantik di Puri Peliatan dan pemadegan Tjokorda Putu Sukawati di Puri Ubud.

Usia dari Ida Ratu Lingsir diperkiran sudah mencapai angka 250 tahun. Dalam Wretta Samatra Pura Batur Sari disebutkan bahwa Ida Ratu Lingsir topengnya (prerai) terbuat dari kayu pole keramat/suci yang berada di Puri Suci, Sebali-Bangkiang Sidem, Tegallalang (2022:14). Dari kayu pole yang sama sebelumnya sudah terwujud dua topeng/prerai barong ket yang disucikan yaitu Ida Ratu Nyeneng yang berstana di Pura Suci Desa Sebali-Bangkiang Sidem, Tegalalang dan Ratu Gede (juga disebut I Derawi) yang berstana di Puri Agung Peliatan (sekarang disungsung oleh Krama Banjar Tengah Peliatan serta berstana di Pura Madya).

Lebih lanjut Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan bahwa prerai topeng Ida Ratu Lingsir merupakan sisa potongan dari Ratu Gede Peliatan (I Derawi) yang diminta oleh Raja Betara Puri Agung Ubud kepada rakanda beliau di Puri Agung Peliatan untuk membuat prerai barong di Puri Agung Ubud. Mengingat Raja Betara di Puri Saren Ubud tidak mahir dalam membuat topeng yang menyebabkan kayu pole tersebut semakin tipis, maka beliau meminta bantuan kepada rakanda beliau di Puri Saren Kangin Baleran untuk dapat menyelesaikan sesuai dengan wujud ideal prerai barong ket. Setelah prerai barong ket selesai dipahat maka dibuatkanlah badan barong yang kemudian dinamakan Anusapati.

Pada awalnya Ida Ratu Lingsir yang masih bergelar Anusapati digunakan oleh Puri Agung Ubud untuk mewadahi masyarakat dalam konteks kesenian dengan kegiatan ngelawang. Sekehe ngelawang yang menarikan Anusapati saat itu berjumlah 25 orang. Perjalanan Sekehe lawangan dari Anusapati meliputi wilayah Desa Mengwi Badung hingga sampai ke Desa Batubulan, Sukawati.

Pada suatu kesempatan dalam perjalanan pulang ngelawang dari Mengwi terdapat peristiwa yang sangat aneh dan mistis yaitu salah satu pengiring dari Anusapati hilang. Mengetahui hal tersebut Raja Betara di Puri Agung Ubud menjadi marah, seraya berguman “Beh saling bang ngringwang gumi saling Nusapati, ngringwang seke selae gen be sing ngidang, ilang kanti seke besik sing tawange”. Artinya: “Hmm bagaimana mungkin diyakini untuk menjaga masyarakat, sedangkan menjaga 25 orang saja tidak bisa, bahkan ada yang hilang satu” (Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, 2019).

Foto: Ida Ratu Lingsir Tedung Jagat Ubud

Dengan pasuecan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, saat itu di malam hari barong Anusapati berlari ke arah barat dan menemukan salah satu pengiring yang hilang di jurang timur Desa Bongkasa. Mengingat keajaiban itu, maka mulai saat itu barong Anusapati diyakini memiliki kesaktian dan disakralkan sebagai sungsungan jagat Ubud.

Ida Ratu Lingsir Sebagai Pelawatan Pembaharu Ornamentasi Barong

Pada kisaran tahun 1970an Ida Ratu Lingsir direnovasi (diodak) saat itu dipimpin oleh Gusti Nyoman Lempad dan Kaki Rata dari Desa Puaya, Batuan. Saat itu juga dibantu oleh beberapa sangging dari Desa Puaya yaitu Kaki Tongkok, Bapak Oklan dan Nyoman Doble. Pada renovasi atau pewodakan saat itu ukiran busana Ida Ratu Lingsir menggunakan motif punggel dengan memunculkan pola katik (tangkai) lebih banyak sesuai dengan ciri khas Gusti Nyoman Lempad (Wawancara dengan Nyoman Doble).

Hal baru dari segi hiasan pada busana barong saat itu dengan menggunakan cangkok kaca dengan jumlah yang banyak menghiasi pola padma dan tetes pada ukiran kulit. Saat itu masih belum lumrah barong-barong menggunakan hiasan cangkok kaca dengan jumlah yang sangat banyak. Salah satu keunikan Ida Ratu Lingsir dengan barong-barong yang lain adalah dengan pola kepes pada kampid dara bagian runtut (ekor) belakang. Disamping itu, dapat dikatakan Ida Ratu Lingsir adalah barong pertama yang memasukkan unsur logam sebagai hiasan yaitu pada sekartaji yang berbahan emas murni bertahta permata mirah bangsing (Wawancara dengan Nyoman Selamet).

Pada tahun 1997 dibawah pengerajeg Tjokorda Agung Suyasa mempercayai I Nyoman Ruka dari Desa Puaya untuk kembali ngodak Ida Ratu Lingsir dengan tukang ukir pada saat itu Bapak Sudiana. Tatatahan sekartaji berbahan emas murni saat itu ditatah oleh Bapak Tika dari Bangli dengan teknik tatah tampak sida untuk mengganti sekartaji yang lama (Wawancara dengan Nyoman Selamet). Pada saat itu juga penanda kemunculan Cokorda Gde Raka Sukawati untuk mendalami seni sangging barong hingga saat ini. Selain itu pada ngodak tahun 1997 Ida Ratu Lingsir menggunakan rambut dari bulu jaran (kuda) merah.

Foto: Ida Ratu Lingsir Tedung Jagat Ubud

Pada tahun 2009, Ida Ratu Lingsir kembali diodak di Pura Kemuda Saraswati dengan mengganti cat pada prerai, menganti bulu rambut, ukiran kulit dan tatahan emas pada sekartaji. Pengecatan (pawodakan) prerai dikerjakan oleh I Nyoman Selamet dan I Made Rudi. Busana dikerjakan oleh I Nyoman Ruka. Tatahan emas dikerjakan oleh Bapak Daging dari Desa Taro Kelod.

Hal baru dalam estetika pepayasan barong ket yang dicapai pada saat itu adalah adalah 1) Bentuk tatahan emas dengan pola punggel cembung dan timbul, 2) Menggunakan ijuk (duk) sebagai rambut dengan proses pengolahan tradisional dan 3) Menggunakan bros perak bertahta permata diamond sirkon untuk menghasilkan kesan tiga dimensi pada seluruh padma di ukiran kulit. Pada pawodakan saat itu dikomandoi oleh Cokorda Raka Kertyasa, Cokorda Gde Raka Sukawati dan Cokorda Ngurah Suyadnya.

Terakhir pada tahun 2019 kembali dilakukan pawodakan dengan mengganti busana menggunakan pola seperti gaya Gusti Nyoman Lempad dan Kaki Rata, kembali pada pola punggel dengan penonjolan katik (tangkai). Rambut dari ijuk (duk) diganti kembali dengan bulu jaran (kuda) merah dengan sangging Cokorda Gde Raka Sukawati dan I Wayan Gina dari Desa Bangkiang Sidem.

Pada pawodakan tahun 2019 ini terdapat tiga pencapaian yang sangat penting yaitu 1) Memasukkan perpaduan tatahan kulit dan perak pada busana, 2) Badong berbahan emas murni dengan bertahta miring, bangsing serta rubi dan 3) Karang tapel goak pada belakang payasan udeng menggunakan sekartaji dengan kekendoan berbahan perak yang ditatah timbul. Adapun sangging emas dari badong Ida Ratu Lingsir adalah I Made Pada dengan tim Lingga Buana Sari, Banjar Delod Seme, Desa Taro Kelod.

Ida Ratu Lingsir Sebagai Tedung Jagat Ubud

Pemilihan nama Anusapati sebelum bergelar Ida Ratu Lingsir setelah mengalami proses sakralisasi dan penyucian ialah sebagai sebuah tanda beliau diyakini sebagai pengayom. Kata Anusapati berdasarkan dengan Wreta Samatra Pura Batur Sari dimaknai sebagai A berarti menjadi. Nusa berarti pulau, wilayah atau kawasan dan Pati berarti raja, penguasa atau pimpinan (2022:14). Maka dengan nama Anusapati diharapkan mampu menjadi pelindung, pengayom dan penyelamat masyarakat Ubud dan sekitar.

Proses sakralisasi dari Anusapati menjadi bergelar Ida Ratu Lingsir mengingat keyakinan Puri Agung Ubud dan masyarakat Ubud sekitar sangat besar sebagai pancaran sinar suci dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam wujud pelawatan barong ket. Sampai saat ini Ida Ratu Lingsir sangat disucikan dan disakralkan distanakan di Pura Batur Sari, Ubud. Ida Ratu Lingsir juga sebagai pengabih (pendamping) dari Ida Betara-Betari Khayangan Tiga Desa Adat Ubud dan Ida Betara Gunung Lebah Campuhan.

Sebagai pengayom masyarakat Ubud dan sekitar, ditunjukan pada prosesi Ngunye setiap sasih Keenem (bulan ke enam perhitungan Bali). Pada saat prosesi Ngunye, wilayah pelungan (menyaksikan) melingkup Desa Adat Kutuh, Desa Adat Taman Kaja, Banjar Taman Kelod dan Desa Adat Ubud sendiri. Hal ini menandakan bahwa wilayah jangkauan dari beberapa desa adat dan banjar tersebut begitu meyakini tuah dan anugrah Ida Ratu Lingsir dalam memberikan anugrah dan perlindungan bagi masyarakat. Terlebih pada sasih Keenem di Bali dipercaya sebagai periode wabah. Oleh sebab itu dengan nuwur Ida Ratu Lingsir untuk tedun (diundang untuk datang) ke desa mereka, diyakini membawa berkah dan dapat mengusir segala wabah yang dapat membahayakan warga desa secara jasmani dan rohani.

Selain itu Ida Ratu Lingsir kerap menghadiri penuwur dari masyarakat desa sekitar bahkan di luar wilayah Desa Adat Ubud untuk menyaksikan upacara besar setingkat Karya Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Mepeselang dan Pedanan. Pada wilayah kelurahan Ubud, Ida Ratu Lingsir pernah tedun pada upacara besar di Desa Adat Kutuh, Desa Adat Junjungan, Desa Adat Tegalantang, Desa Adat Bentuyung Sakti, Desa Adat Padangtegal, Desa Adat Taman Kaja, Banjar Taman Kelod. Sedangkan di luar Kelurahan Ubud meliputi wilayah Desa Ada Sebali Bangkiang Sidem, Tegalalang, Desa Adat Tanggayuda, Desa Adat Bunutan, Desa Adat Payogan, Desa Adat Kedewatan, Desa Adat Penestanan, Pura Dalem Puri Peliatan, Desa Adat Taro Kaja (Pura Agung Gunung Raung) dan terkahir tedun ke Pura Payogan Agung Desa Ketewel Sukawati.

Merujuk dari pemaknaan Anusapati dan jangkaun petedunan Ida Ratu Lingsir maka tidak berlebihan jika beliau disematkan gelar tedung jagat. Tidak hanya sebagai tedung jagat Ubud bahkan mengayaomi hingga masyarakat desa di sekitar Ubud. Gelar Tedung jagat sebenarnya memiliki makna yang sama dengan Anusapati. Tedung berarti payung yang memayungi dan jagat adalah wilayah. Ida Ratu Lingsir merupakan sebuah tedung (payung) jagat yang selalu memberikan perlindungan dan pengayom bagi warga desa Ubud dan sekitar sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam wujud tapakan pelawatan barong ket. [T]

  • Tulisan ini merupakan sebuah wujud bhakti dalam bentuk guratan pena kehadapan Ida Ratu Lingsir Jagat Ubud yang pada tahun ini di stana beliau dihaturkan upacara Karya Mepedudusan Agung pada rahina Buda Kliwon Wuku Pahang bertepatan dengan Purnama Kasa, tanggal 13 Juli 2022.
Tags: baliBaronghinduUbud
Previous Post

Cinta Rahasia | Cerpen Luh Meilani Novita Sari

Next Post

Amisewaka-DLCC Dibuka dengan Pasar Rakyat Desa Les | Ada Es Rujak yang Beda

Wayan Diana Putra

Wayan Diana Putra

I Wayan Diana Putra, S.Sn., M.Sn. Dosen Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar. Komposer Gamelan Bali.

Next Post
Amisewaka-DLCC Dibuka dengan Pasar Rakyat Desa Les | Ada Es Rujak yang Beda

Amisewaka-DLCC Dibuka dengan Pasar Rakyat Desa Les | Ada Es Rujak yang Beda

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co