2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cinta Rahasia | Cerpen Luh Meilani Novita Sari

Luh Meilani Novita SaribyLuh Meilani Novita Sari
July 17, 2022
inCerpen
Cinta Rahasia | Cerpen Luh Meilani Novita Sari

Lemukih masih berselimut mendung. Gerimis terasa begitu dingin dalam hembusan angin. Darah terasa seperti getah, bergerak lambat mengikuti rima detak jantung tersembunyi. Hanya pohon pohon kopi yang tahu bahwa cinta terjadi secara rahasia di sana.

Ketika senja semakin merapat, Amel mulai menggigil merasakan dingin. Angga meletakkan kopi di meja bambu kecil persis di ujung jari tangan kanannya.

“Minumlah! Badanmu bisa terasa lebih hangat!” Angga membuka pembicaraan.

“Kopi Lemukih yang kau seduh?” Amel merapatkan hidungnya ke cangkir putih itu.

“Hanya itu yang ada di warung kita. Aku tidak mungkin menyajikan yang lain.”

“Benarkah?

“Kau curiga atau meragukan kesetiaanku.”

“Kalau begitu kapan kau nikahi aku?” Amel menjebak.

“Aku sudah menikah.”

“Tapi itu bukan denganku.”

“Ya. Kau benar, Kau mengambil cintaku dari Mona!”

“Aku hanya mau anak kandunganku ini jelas ayahnya sebelum dia lahir.”

“Sudahlah, Mel. Jangan jebak aku. Katakan saja kau mau aku tiduri.”

“Kau memang pandai menghiburku. Tapi hari ini aku lelah. Sebaiknya kau tiduri Mona.”

“Itu akan sia-sia. Jangan buat aku menderita.”

“Mona istrimu. Dia menunggumu.”

“Tapi kau kekasihku. Jangan bangunkan cemburu itu lagi.”

“Kalau begitu buatlah keputusan.”

Angga terdiam. Kedua telapak tangannya mendorong wajahnya ke belakang kepala. Dia melangkah ke tepi warung membelakangi Amel lalu balik lagi meletakkan kedua tangannya di pundak Amel

“Hari ini, lima tahun aku menikahi Mona.”

“Aku tahu. Tidurilah dia malam ini. Kau sudah terlalu sering berbaring di kamarku. Bernegosiasilah dengannya.”

“Sekarang, itu menjadi semakin tidak mungkin Mel!”

“Kamu bertengkar lagi?”

“Tidak, Dia bilang akan kembali dari Bangkok malam ini.”

“Kalau begitu jemputlah dia.”

“Dia lagi tidak ingin dijemput.”

“Itu hanya sandiwara perempuan. Tidak curiga.”

“Itu tidak penting, Ini menguntungkanku.”

Telepon berdering di saku Angga. Dia mengangkatnya dan berbicara menjauh. Amel bangkit dari duduknya menyeduhkan kopi buat Angga. Otaknya terus bekerja mengasah panah-panah kamanya. Amel tidak mengerti mengapa hari ini merasakan cemburu. Dia berjalan merapat ke Angga di sudut warung.

“Hmm. Wajahmu lelah. Kopi ini baik untukmu!”

“Kamu membuatku betah di sini.”

“Mona menunggumu.”

“Ya. Dia menungguku besok di sidang pengadilan.”

“Kalian akan bercerai?”

“Amel…Amel. Rupanya terjebak ego!”

“Lalu untuk apa pengadilan?”

“Mona mengadopsi anak perempuan.”

“Itu sebuah kemajuan. Sesuatu yang baik buat lima tahun penantianmu. Kau akan sibuk. Saatnya buat keputusan.”

“Keputusan apa? Kamu cemburu.”

“Ya. Aku cemburu karena di rahimku sekarang anakmu menunggu ayahnya.”

“Kamu hamil?”

Amel terdiam. Dia memandang Angga begitu dalam berharap tanggung jawab yang pasti. Perlahan air matanya berderai. Baru ini kali dia terlihat begitu lemah.

“Ini sudah tiga bulan, Angga! Kamu harus ambil kesempatan ini untuk buat keputusan. Aku tidak mau rahimku hanya menjadi rumah pelarian cintamu.”

Angga diam membisu. Dia bahkan belum menyentuh kopi di hadapannya sama sekali. Pikirannya berat tetapi dia juga tidak mungkin menyakiti Mona atau pun Amel. Suaranya mulai berat.

“Baiklah! Aku akan menikahimu secara rahasia.”

“Maksudmu kita menikah secara diam-diam? Siapa yang mau jadi saksinya? Apa tidak lebih baik terus terang dengan Mona. Kita bisa besarkan anak ini bersama-sama!”

Belum lagi sempat menjawab tawaran Amel, telepon Angga berdering lagi. Mona mengabarkan bahwa pesawat mungkin akan melewati cuaca buruk dan berharap bisa berjumpa.

“Mona mengatakan penerbangannya menghadapi cuaca buruk!”

“Baiklah kita berdoa untuk kebaikan bersama.”

Amel berdoa dengan khusuknya. Angga juga berdoa. Tetapi dia berdoa dalam baying-bayang kegelisahan. Meski ada lintasan kebimbangan yang menghantui, Angga dan Amel tetap berharap Tuhan memberikan mereka jalan keluar yang terbaik.

Malam semakin melambat, Amel meninggalkan Angga di sudut warung. Ia melangkah pelan dan menuju kamarnya. Angga menyusul dan memeluknya dari belakang. Pelukannya begitu dalam. Tangan melingkar di bawah buah dada. Napasnya memberi tahu bahwa denyut jantungnya meningkat. Tidak ada kata-kata. Amel membalasnya, kedua tangannya melengkung di tengkuk Angga dalam asmara yang menghangat. Desahnya menjadi ilusi. Mereka bercumbu begitu lepas melupakan segala beban. Sepi semakin menggila. Mereka menutup warung kopi itu. Lampu padam, hanya di kamar tampak temaram. Pergumulan tak terhindarkan. Permainan cinta rahasia tampaknya mau dan mau lagi memasuki babak baru yang mendebarkan.

“Aku hamil, buatlah keputusan, Angga!”

“Jangan sekarang, jantungku masih berdebar. Peluklah aku lebih erat!”

“Itu karena kamu takut, jangan jadi pengecut!”

“Pengecut? Ah aku kira tidak. Hanya waktunya saja yang belum tepat!”

“Apa menunggu perutku lebih membesar lagi begitu? Bersikaplah jantan. Kau sudah menunggu lima tahun untuk ini!” Desakan Amel seperti menjadi pendulum dalam kepala Angga. Pendulum itu bergerak terus samkin kencang hingga menutup setiap lubang pelarian Angga. Dia hanya punya satu pilihan yakni berpoligami.

“Kau benar, kau mengorbankan rahimku untukku!”

“Ambillah keputusan tanpa harus merasa bersalah. Katakana kepada Mona bahwa poligami adalah takdirmu!”

“Dia pasti sangat marah!”

“Itu pasti. Tapi itu tidak akan lama. Mona akan sakit hati padamu. Jangan sekali-kali kau sakiti lagi fisiknya. Dia wanita yang mulia, hanya nasibnya yang kurang beruntung. Aku sebenarnya tidak sampai hati menyakitinya. Tapi kau telah membuatku tidak berdaya. Jadi aku juga berada dalam posisi yang sulit. jangan biarkan aku menanggung aib ini sendirian. Ambillah keputusan, ini bukan keinginanku. Ini perintah anakmu yang ada dalam rahimku, Angga!” Amel terus menggiring Angga agar tidak terbelenggu oleh keraguan yang ada dalam hatinya. Dia seperti sedang menerima wejangan Sri Krisna kepada Arjuna di Kurusetra.

“Aku akan ambil keputusan setelah sidang di pengadilan besok!”

“Anakmu merekam janjimu. Kalau kau ragu, kelak anakmu juga peragu, kalau kau kesatria, kelak anakmu ini akan menjadi kesatria yang pemberani!”

Dialog perselingkuhan itu terus mengalir. Amel semakin mesra. Angga terperdaya seperti sedang berenang dalam lautan kopi Lemukih yang dahsyat.

Cuaca Nopember membuat Lemukih semakin membeku. Pohon-pohon kopi di perkebunan siap menghibahkan nektar kepada lebah yang menjadikannya berbuah. Amel dan Angga bermain cemburu dalam jebakan buluh perindu, sembari menunggu pagi yang tak menentu.

“Angga bangunlah. Mona sudah menunggu!”

“Apakah teleponku berdering tadi?”

“Aku kira tidak, apa kamu mengaktifkannya?”

“Akan kuhidupkan!”

Angga memencet tombol on, ia terlihat sedikit panik, karena di telepon yang ia genggam tidak ada panggilan masuk.

“Coba kau lihat, mungkin ada pesan?”

“Juga tidak ada!”

“Coba kau cari tahu lewat perusahaan atau temannya!”

“Akan kucoba!”

Angga menelepon Dwipa, seorang divisi penerbangan, tetapi teleponnya selalu sibuk. Angga semakin gelisah. Ia ingat percakapan terakhir dengan Mona. Angga menelusuri berita online. Dia terperangah kaget bukan kepalang. Surat kabar tersebut memberitakan bahwa pesawat menuju Bandara Ngurah Rai telah mengalami critical eleven atau Plus Three Minus Eight di Teluk Bangkok. Pesawat telah dikabarkan hancur berkeping-keping. Ketika Angga menelusuri chanel Youtube, ia mendapatkan berita bahwa tim penyelamat sedang berjibaku mengevakuasi para korban.

“Mona…Mona…Mona!”

Angga gemetaran beberapa saat menjadi lumpuh, Amel memeluk dan menenangkannya. Tangisnya tak lagi bisa dibendung, Amel seketika juga ikut menangis.

“Pergilah, kau harus kuat, kau sudah berjanji akan menjemput Mona!”

“Biarkan aku sendiri!”

Angga bangkit dan menghela napas beberapa kali kemudian ia berkemas. Amel melepaskannya dengan segala iba. Ia tidak pernah berharap Mona harus mengalami peristiwa tragis seperti itu. Tetapi ia juga sadar rupanya Tuhan memberi jalan bagi anak yang sedang ia kandung.

Dua minggu berlalu jasad Mona dimakamkan. Seminggu berselang, Angga menerima barang-barang Mona. Sebuah kotak kecil bertuliskan, untuk kekasih suamiku tercinta Prana Angga. Ia tidak segera mencari tahu isi kotak itu dan hanya meletakkan di sebuah kotak kaca yang di bagian atasnya terdapat miniatur Mona dan pesawat boing 727 MAX 8.

Enam bulan berselang, Angga menikahi Amel. Persis tiga puluh hari sebelum putrinya lahir. Suatu ketika Amel merasa kontraksi, Angga sedikit panik sehingga secara tidak sengaja menyenggol miniatur dan menyebabkan satu sisi kotak akhirnya pecah. Peristiwa itu menggerakkan hatinya untuk mengetahui isi kotak yang dulu ditujukan kepadanya. Ia menemukan sebuah kertas dalam miniatur itu dan menariknnya.

Dalam surat itu, Mona menceritakan bahwa ia sudah mengetahui bahwa Angga dan Amel telah selingkuh. Perselingkuhan itu ia ketahui dari Mirna, seorang rekan kerja yang merupakan teman dekat Amel. Sebenarnya Mona cemburu, tetapi karena cintanya yang begitu dalam dengan Angga, ia berusaha menyembunyikan sendiri dan menahan rasa sakit yang ia alami.

Pada bagian akhir suratnya Mona menuliskan, “Tuhan kalau hari ini Engkau memanggilku, biarkanlah suamiku menikahi Amel, karena kelak aku akan lahir lewat rahimnya. Tuhan lindungilah suamiku!”

Angga menyodorkan surat itu kepada Amel di rumah sakit. Beberapa saat kemudian putrinya lahir. Untuk mengenang kebaikan Mona dan ketulusan cinta yang Mona berikan kepadanya mereka akhirnya sepakat menuliskan nama putri itu Mona Putri Amel di akta kelahirnnya, Buleleng 11 Nopember 2022. [T]

___

BACA CERPEN LAIN

Lukisan Senja | Cerpen Ni Wayan Sumiasih
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-puisi IGA Darma Putra | Nur Illahi, Pertemuan-Pertemuan

Next Post

Ida Ratu Lingsir Tedung Jagat Ubud

Luh Meilani Novita Sari

Luh Meilani Novita Sari

Pengajar di SMK Negeri 1 Sawan, Buleleng, Bali

Next Post
Ida Ratu Lingsir Tedung Jagat Ubud

Ida Ratu Lingsir Tedung Jagat Ubud

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co