9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Klasik Arja Citta Usadhi Badung vs Dingin Gedung Ksirarnawa

I Gusti Made Darma PutrabyI Gusti Made Darma Putra
June 24, 2022
inUlasan
Klasik Arja Citta Usadhi Badung vs Dingin Gedung Ksirarnawa

Sanggar Seni Citta Usadhi sebagai duta Kabupaten Badung dalam Utsawa (parade) Arja Klasik di PKB 2022

Sanggar Seni Citta Usadhi, Banjar Gunung Sari, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi,  sebagai duta Kabupaten Badung, dalam Utsawa (parade) Arja Klasik pada Pesta Kesenian Bali XLI , Kamis 16 Juni 2022 ini, tampak tampil memukau penonton. Ini terlihat dari antusiasme masyarakat yang hadir di Gedung Ksirarnawa, tempat arja itu bermain.

Penonton datang, entah hanya sekedar berkunjung ke Art Center lalu sekadar meluangkan waktu melihat utsawa (parade) arja, atau memang merupakan penonton/penikmat fanatik kesenian arja, sebuah kesenian yang tergolong klasik dan kadang dianggap kuno ini.

Tampak juga Ibu Gubernur Bali, Putri Koster, hadir menyaksikan penampilan arja klasik ini dan Ibu Gubernur setia menonton hingga akhir pementasan. Sungguh sebuah penghormatan.

Kita ketahui bersama bahwa arja merupakan drama tari opera tradisional Bali yang membawakan cerita-cerita sebagai wahana untuk menyampaikan nilai-nilai tradisional Bali. Arja selalu mengarah pada hal-hal didaktis atau yang mengacu pada hukum karma dan perbuatan. Dramatari Arja sering menampilkan kisah roman yang selalu dengan jelas membedakan dharma dengan adharma (Soedarsono, 2011:201).

Sebagai sebuah Dramatari opera, arja lebih menonjolkan nyanyian atau tembang yang merupakan unsur penting yang dilantunkan oleh para pemeran sambil menari (ngigelang gending/ngendingang igel). Tembang yang digunakan adalah tembang macepat yang terdiri dari pupuh pangkur, pupuh dandang, pupuh durma, pupuh sinom, pupuh ginanti, pupuh semarandana, pupuh ginada.

Foto: Sanggar Seni Citta Usadhi sebagai duta Kabupaten Badung dalam Utsawa (parade) Arja Klasik.

Dalam pementasan di Gedung Ksirarnawa itu, arja klasik Duta Kabupaten Badung membawakan cerita Dukuh Siladri yang mengisahkan romansa I Mudita dan Ni Kusumasari dengan lika liku konflik kecemburuan Wayan Buyar yang melakukan segala upaya untuk membuat perhitungan dengan I Mudita dan Ni Kusumasari. Dayu Datu sang penguasa ilmu hitam dan Ni Klinyar sebagai tokoh antagonis berusaha untuk memisahkan I Mudita dan Ni Kusumasari atas permintaan Wayan Buyar.

Walaupun tergolong dalam kesenian klasik dengan memiliki tingkat kerumitan yang tinggi seperti penguasaan vokal baik tembang maupun dialog, penguasaan tari, penguasaan karakter, penguasaan panggung dan lainnya, para penari yang rata rata merupakan anak remaja ini mampu memainkannya dengan baik dan hal tersebut menjadi daya tarik dari pagelaran arja duta Kabupaten Badung yang berdurasi kurang lebih 4 jam pementasan.

Pemilihan topik bahasan dalam setiap adegan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, hal tersebut mencerminkan fleksibelitas kesenian Bali yang mampu mengikuti jaman melalui klasifikasi fungsi yang sudah diformulasikan salah satunya berfungsi sebagai hiburan atau balih-balihan sehingga apa yang disampaikan para pemain mudah dimengerti oleh masyarakat penonton masa kini.

Salah satu yang menarik adalah penggunaan lagu Pop Bali yang sedang viral saat ini sebagai bumbu pemanis dalam adegan roman (percintaan) antara Klinyar merayu Mudita dan Buyar merayu Kusumasari.

Foto: Aksi Sanggar Seni Citta Usadhi sebagai duta Kabupaten Badung

Selain itu, setiap adegan selalu diselipkan pesan tentang pemuliaan air sebagai tema besar dalam Pesta Kesenian Bali tahun ini. Maka lengkap isian dari sajian arja ini mulai dari tontonan hinggan tuntunan.

Semua yang terjadi di atas panggung pada saat itu tidak terlepas dari arahan para pembina seperti Dr. Desak Made Suarti Laksmi dan Dr. I Nyoman Catra sehingga arja klasik duta Kabupaten Badung mampu tampil secara maksimal.

Ada beberapa hal yang menarik perhatian penulis untuk pengulas pagelaran saat itu, antara lain:

Pemilihan waktu

Penulis mempercayai tentang pentingnya memperhitungkan “waktu mulai” dalam sebuah pagelaran seni pertunjukan dalam hal ini dramatari arja. Beberapa penari senior pernah mengatakan “yen peteng maan ngigel jeg len seh bayu ne bandingin teken ngigel lemah” yang artinya kalau menari pada malam hari maka akan merasakan hal yang berbeda.

Mungkin yang dimaksud peteng/malam adalah diatas pukul 18.00 wita atau lewat sandikala entah ada mitos apa dibalik itu namun disini penulis tidak mengatakan dan mengarahkan pembahasan dalam konteks benar/salah atau bagus kurang bagusnya jika bermain pada malam hari atau sebelum malam hari.

Hanya saja jika pagelaran arja duta Kabupaten Badung yang tampil pada hari Kamis, 16 Juni 2022 pukul 5 sore menjadi pukul 7 malam mungkin aura dan suasana pertunjukan akan sedikit berbeda.

Selain itu pertimbangan penulis terhadap waktu pukul 5 sore juga terkait keberadaan penonton yang banyak memperkirakan pagelaran arja dimulai pukul 7 malam seperti pagelaran arja pada tahun-tahun sebelumnya.

Pemilihan tempat

Arja klasik Duta Kabupaten Badung tampil di Gedung Tertutup Ksirarnawa dengan kondisi gedung yang luar biasa dengan dilengkapi pendingin ruangan serta kursi yang empuk berwarna merah. Namun pemilihan tempat ini sebagai panggung pagelaran arja penulis rasa kurang tepat.

Jarak antara pemain dan penonton lumayan cukup jauh sehingga sang aktor yang sangat membutuhkan respon dari penonton agar sajiannya komunikatif sedikit mengalami kendala, ekspresi pemain sebagai wahana penyampaian materi juga susah ditangkap oleh penonton apalagi yang berada di bagian belakang yang penulis rasa tidak begitu jelas dalam melihat ekspresi pemain.

Gedung Ksirarnawa saat itu sedikit susah dijangkau karena akses masuk pada bagian tengah gedung ditutup sehingga pengunjung yang ingin menonton harus melewati akses diluar gedung untuk naik melalui kori disebelah selatan dengan patung naga pada bagian sampingnya.

Hal ini sedikit menyusahkan penonton yang akan menuju Gedung Ksirarnawa terdengar dari beberapa pengunjung yang berada diatas Gedung Ksirarnawa berbincang dengan temannya membahas akses masuk yang ditutup dari dalam gedung/tempat pameran di ksirarnawa. Hal tersebut juga berimbas pada pagelaran arja ini terlihat dari kursi penonton masih ada yang kosong.

Suasana yang begitu dingin mempengaruhi sajian dan penikmatan pagelaran ini. Penulis melihat beberapa penari melakukan pemanasan yang ekstra sebelum tampil salah satunya untuk menghilangkan rasa dingin dari pendingin ruangan tersebut.

Suasana yang begitu dingin dimanfaatkan oleh penasar buduh dalam monolognya yang mengatakan, “Sing cocok dadi nak sugih, lima menit ngoyong di AC  jeg pang dasa ngenceh”. Artinya ,tidak cocok menjadi orang kaya karena baru lima menit berada di ruangan ber-AC namun sudah sepuluh kali kencing, sontak monolog tersebut memecah dinginnya ruangan dengan respon penonton yang tertawa mendengar keluh kesah penasar buduh yang bergerak seperi sakit pilek. Penulis juga melihat beberapa penonton yang bolak balik toliet akibat tidak tahan dengan rasa dingin tersebut.

Foto: Monolog penasar buduh merespon dinginnya ruang pementasan.

Selain itu, Penulis melihat salah satu penari sedikit agak terganggu dengan alat bantu pengeras suara yang pada saat itu menggunakan clip on, karena jumlah penari melebihi alat yang ada maka salah satu penari menggunakan mic yang dipegang sehingga penari tersebut agak sedikit susah untuk menari ataupun berdialog.

Salah satu adegan saat mantri manis, penasar dan wijil diikat oleh mantri buduh besertanya antek anteknya, penasar buduh kembali berulah dengan mengambil stand mic dari MC untuk dibawa ke atas panggung dan diberikan ke salah satu penari yang yang masih memegang mic , adegan tersebut membuat penonton dan juga penari lainnya terkejut dan tertawa karena adegan tersebut tidak ada direncanakan sebelumnya.

Penulis teringat pada tahun-tahun sebelumnya arja duta Kabupaten Badung yang selalu tampil di kalangan ayodya menggunakan mic yang digantung dengan komposisi yang sudah diatur sebelumnya sehingga para pemain tidak terganggu dengan clip on yang digunakan atau mic yang dipegang.

Menurut penulis jika arja ini dipentaskan di Kalangan Ayodya pasti akan mampu menarik penonton lebih banyak.

Tapi, tunggu dulu. Saat pementasan itu kebetulan Taman Budaya dilanda hujan. Lalu, terdengar perbincangan antara penari. “Aget pentas di Kesir, sing ujanan!” Artinya, untung pentas di Gedung Ksirarnawa, tidak hujanan. Saat itu hujan mengguyur Denpasar dan sekitarnya tepat pukul 5 sore dan tepat saat arja dimulai. [T]

KLIK UNTUK BACA ARTIKEL PESTA KESENIAN BALI 2022 YANG LAIN

Upaya Terus-Menerus Kuatkan Pakem Tradisi Joged Bumbung
Tags: arjaPesta Kesenian Bali 2022seni pertunjukan
Previous Post

Ultah ke-28, Band RIF Gelar Konser “rifVersay” di Bali | Ayo Bernostagia dengan Lagu-lagu Hits

Next Post

Kadisbud Bali Arya Sugiartha: Alumni Kokar itu Lengkap, Dari Pelaku Hingga Pemikir Kesenian

I Gusti Made Darma Putra

I Gusti Made Darma Putra

Seniman pedalangan, kreator wayang Bali

Next Post
Kadisbud Bali Arya Sugiartha: Alumni Kokar itu Lengkap, Dari Pelaku Hingga Pemikir Kesenian

Kadisbud Bali Arya Sugiartha: Alumni Kokar itu Lengkap, Dari Pelaku Hingga Pemikir Kesenian

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co