10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Pak (Bupati) Suwirta, Baang Bonuuuuuuuus!” | Betapa Lucu-lucu “Suryak Siu” Penonton PKB

Jong Santiasa PutrabyJong Santiasa Putra
June 17, 2022
inKhas
“Pak (Bupati) Suwirta, Baang Bonuuuuuuuus!” | Betapa Lucu-lucu “Suryak Siu” Penonton PKB

Suasana penonton di panggung Ardha Candra, Pesta Kesenian Bali 2022

Suryak artinya bersorak, Siu artinya seribu, Suryak Siu artinya bersorak dengan seribu orang, atau bersorak beramai-ramai. Kerap kita jumpai dipertandingan sepak bola, basket, voli, badminton dan tinju.

Pada arena Pesta Kesenian Bali (PKB) di Taman Budaya Bali, Denpasar, juga ada Suryak Siu lengkap dengan celetukan-celetukan jenaka. Karena iseng dan lucu, saya mencatat beberapa peristiwa suryak siu dan kalimat celetukan tersebut.

Setidaknya dari tanggal 13 Juni hingga 15 Juni saya mendapat sejumlah peristiwa. Akan saya jabarkan berdasarkan kronologi waktunya. Pang cara tulisan sistematis jurnal-jurnal ilmiah-lah dik.

Senin, 13 Juni 2022

Ini terjadi pada lomba Baleganjur di panggung terbuka Ardha Candra. Penonton sudah memadati area tribun, namun tamu undangan belum datang. Setiap ada tamu undangan memasuki tempat duduk. Semua penonton bersorak dan tepuk tangan.

Bagaimana ya cara menuliskan sorakan ini? Yang jelas, ada teriakan “oeeeeeeee” (berulang-ulang), kemudian disusul tepuk tangan saling bersahutan. Jika penonton di tribun kanan yang mulai, penonton yang di tengah dan kiri, akan menyambutnya.

Setiap ada tamu yang datang, baik itu bupati, wakil bupati, atau siapa pun. Sorak sorai akan memenuhi udara Ardha Candra.

Belasan menit menuju 19.00 Wita, kuantitas sorakan semakin banyak. Apapun pergerakan di panggung yang kosong akan menjadi perhatian untuk disoraki. Misalnya ketika dua pemangku sedang memercikan tirta di area panggung, semua bersorak.

Ketika Sekaa Barong Adu Kreativitas di PKB | Pakem Tetap, Tekhnik Berbeda

Saat seorang teknisi memasang stand mike untuk MC, semua bersorak. Lampu menyala menyorot ke tempat MC, semua bersorak. Pembacaan nama-nama tim produksi, juga bersorak. Mendengar tabuh dipukul dan bertalu di belakang panggung, semua bersorak.

Celetukan yang saya paling ingat  waktu itu:

“Badung ne, Bos, Badung, Badung!” Lalu ditimpali dengan sorakan semua penonton.

Atau saat melihat tarian, gerakan, atau komposisi yang menarik, penonton akan bersorak, sambil mengatakan “uuuuooooo uoooooo, ne kel tagih?”

Selasa, 14 Juni 2022

Ini terjadi pada Lomba Baleganjur di panggung terbuka Ardha Candra. Saat itu hujan deras mengguyur Art Centre. Awalnya penonton sudah berkumpul, namun karena hujan, mereka memilih untuk keluar berteduh. Aneh, saat mau berteduh, mereka menggerutu, tapi sambil bersorak.

Menjelang pukul 19.30 hujan tampak reda, lantas dengan sigap kami semua mencari tempat duduk. Saya nyempil di antara kerumunan.

Ketika kontingen Gianyar bermain ada seorang penonton dekat saya berteriak, “Gianyar ne, Bos, Gianyar!” Tentu dengan suara lantang dan keras. Penonton yang lain sampai menoleh kepadanya.

Saat giliran kontingen Klungkung unjuk kebolehan, ia berteriak lagi,  “Klungkung bersemiiiii, Klungkung neee!” Juga dengan suara tidak kalah lantangnya.

Seorang penonton mungkin merasa aneh, kenapa setiap kontingen ia teriyaki. Penonton itu  kemudian bertanya kepada Bli yang berteriak-teriak lantang itu.

“Bli emangnya kamu dari mana?”

“Cang uli Buleleng!” Jawabnya

Yang mendengar jawaban itu tertawa termasuk saya. Klee lucu Bli besik ne.

Saat kontingen Kelungkung di panggung, hujan tiba-tiba turun, kontingen tetap memainkan gamelannya. Penonton hening, mungkin di dalam pikiran mereka bertanya pada diri sendiri, apakah harus hujan-hujanan, atau meninggalkan tempat duduk.

Saya melihat ada yang langsung membuka payung. Dalam keheningan itu, seseorang nyeletuk keras

“Mbak Rara, tolong dibantu!” teriaknya. Sumber suara saya rasa di tengah panggung.

Sontak yang mendengar tertawa terbahak-bahak, lalu bersorak lagi. Setidaknya Bli itu sudah berhasil mencairkan suasana di antara pilihan harus menetap atau mencari tempat berteduh.

Tim Kelungkung terus melanjutkan repertoarnya. Saya bergegas bangun, karena hujan bertambah deras.  Banyak yang diam di tempat, sambil hujan-hujanan.  Saat tim Klungkung usai beraksi di tengah hujna, ada seseorang berteriak.

“Pak Suwirta, baang bonuuuuuuus!” ujarnya keras

Pak Suwirta yang dimaksud tentu saja Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. Teriakan itu adalah bentuk simpati kepada kontingen Klungkung yang tetap memainkan repertoarnya meski hujan turun di atas panggung, dan untuk itu sudah selayaknya seniman itu diberi bonus oleh Bupati.

Saya dan dua orang teman yang berteriak itu tertawa mendengar celetukan itu. Kami berkenalan, sambil terus tertawa. Mungkin sedang menertawakan diri sendiri, karena basah kuyup. Terus terang saya membawa alat lengkap, laptop, alat perekam, kamera, buku, takut basah semuanya.

Rabu, 15 Juni 2022

Saat menonton lomba Bapang Barong Ket di Panggung Terbuka Nretya Mandala ISI Denpasar. Ada kejadian yang membuat penonton berteriak cukup keras dan marah. Saat penampilan Sanggar Seni Surya Art, Banjar Pengenderan, Desa Adat Kedonganan, Kelurahan Kedonganan, Kuta – Badung, tiba-tiba sound yang berguna untuk memperbesar bunyi kendang mati. Seketika bunyi kendang hilang penonton pun berteriak

“Woi engken tooooo?”

“Woi mik, mik, mik!”

“Weeeeeeeeee…”

Kebetulan saya dekat dengan FOH (front of house), dua teknisinya kalang kabut untuk memperbaiki sound. Sampai akhir pementasan, sound tidak bisa diperbaiki, lalu diganti dengan sound lain. Selesai Barong Ket menari beberapa orang berteriak lagi.

“Kedonganan neee, nyen bani?”

“Badung, kedonganan neeeee?”

“Badung neee, Bos, Badung ne, Bos!”

Duga-Duga Suryak Siu

Dalam satu diskusi di luar pementasan, saya sempat menanyakan tentang suryak siu ini kepada beberapa teman seniman yang terbiasa mengikuti PKB. Minov, seorang kawan dari Gianyar, pernah mendapat teriakan untuk dirinya saat tampil di PKB.

“Waktu itu saya maju ke panggung, lalu ada orang bilang ‘Luwung, luwung, luwung’, sambil tepuk tangan. Lalu beberapa detik kemudian teriakan itu dilanjutkan dengan kalimat, ‘Luwungan nengil’. Saya langsung nggak bisa bergerak,” ujar Minov sambil tertawa.

Bagi Kamu yang Suka Bikin Janji Temu di Lomba Baleganjur PKB, Diolas…, Jangan Diulangi!

Sementara Gus Febri, seniman lain, menjelaskan bahwa setiap ada barungan, itu menjadi hal yang ditunggu. Bahkan sejumlah celetukan ada yang ngerespon, kemudian mengundang tawa, seperti:

“Nyen Bani, ne lawaaaaan!” Kemudian ada yang menjawab, “Sing bani”. Lalu disambut dengan tawa.

Benar juga kata Gus Febri, lebih baik diplesetkan untuk menjadi lucu, daripada ditanggapi serius. Kemudian Agus Jr, seniman lain, menjelaskan bagaimana sebenarnya ruang-ruang kebudayaan ini memiliki daya kompetisi yang sudah dari dulu tertanam. Kompetisi itu tertanam di kepala masing-masing, seolah itu adalah jalan yang biasa-biasa saja, padahal seharusnya diluruskan agar kompetisinya aman.

Tapi sependek pengetahuan saya, celetukan-celetukan tersebut terjadi saat kedua kelompok bertemu saja, kejadian itu akan pecah di sana. Tidak dibawa ke mana-mana, saya belum pernah mendengar tawuran antar kelompok supporter di PKB.

Kemudian saya mencoba mengaitkan dengan kebudayaan manusia Bali yang suka berkompetisi plus dengan sorak-sorainya.

Misalnya seperti tajen, kan penuh dengan teriakan, kodenya juga berdasarkan kata yang diteriakkan. Jadi sudah mendarah daging celetukan dan berteriak, kayak DNA yang akan diturunkan pada generasi berikutnya .

“Artinya rage siap ne toh (kita ayam petaruh ini), Bli Jong?” tanya Agus Jr pada saya.

“Nah kira-kira begitulah, Gus, cang tukang toh ne (saya tukang bertaruh saja),” jawab saya sambil nyeruput kopi dan makan kacang adamame.[T]

Tags: Pesta Kesenian Bali 2022
Previous Post

“Darkness Visible”, Pameran Tunggal Rowan E. Cassidy di Titik Dua Ubud

Next Post

Puisi-puisi Santi Dewi | Sebuah Wajah yang Tak Pernah Bisa Kulukis

Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

Next Post
Puisi-puisi Santi Dewi | Sebuah Wajah yang Tak Pernah Bisa Kulukis

Puisi-puisi Santi Dewi | Sebuah Wajah yang Tak Pernah Bisa Kulukis

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co