13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Seperti Apa Rasanya Mati? | Cerpen Eka Prasetya

Eka PrasetyabyEka Prasetya
May 27, 2022
inCerpen
Seperti Apa Rasanya Mati? | Cerpen Eka Prasetya

BIBIR Luh Sekar dan Gusti Komang berpagutan. Asmara mereka begitu panas. Ini malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri yang sah.

Tiba-tiba Luh Sekar menatap tajam mata Gusti Komang.

“Seperti apa rasanya mati?” tanya Sekar pada suaminya.

Kening Gusti Komang berkerut. Dia tak pernah menduga istrinya akan menanyakan hal itu. Apalagi saat mereka bergumul di atas kasur.

“Kenapa kau menanyakan itu?” kata Komang.

“Aku hanya penasaran. Orang-orang bilang kau pernah mati suri. Apakah kau sudah pernah melihat surga? Apakah kita akan reinkarnasi atau moksa?” tanya Sekar lagi.

Komang menarik nafas panjang. Dia menceritakan tragedi itu. Komang teringat. Dia pernah mati suri. Saat itu usianya baru 11 tahun. Dia mendatangi rumah pamannya, sekitar 50 meter di sisi barat griya tempatnya tinggal kini.

Tiba-tiba saja Komang ingin menceburkan diri ke sumur itu. Dia jenuh dengan tuntutan orang tuanya. Komang dituntut selalu juara di kelas. Padahal kemampuannya biasa-biasa saja. 

Kegemarannya bermain layangan di lapangan desa juga ditentang. Bila terlambat pulang Ajik Gusti, ayahnya, tak segan-segan memukuli Komang. Bila Komang menangis, maka kepalanya akan diguyur dengan air. Hingga tangisnya berhenti.

Dia memutuskan memanjat sumur yang ada di halaman belakang griya pamannya. Lalu menjatuhkan diri ke sumur sedalam 12 meter itu. Terdengar suara berdebur dari arah sumur. Pamannya, Gusti Ketut, berlari ke belakang rumah. Ke arah sumur.

Tubuh Gusti Komang ditemukan mengambang di sumur. Masyarakat gempar. Mereka bahu membahu menyelamatkan Gusti Komang.

“Lalu aku merasa terbang. Aku bisa melihat diriku mengambang di sumur itu, dengan posisi terlentang. Aku melihat Om Gustut membopong tubuhku dari dasar sumur. Aku juga melihat Biang pingsan,” katanya lagi.

“Apakah kau sudah sampai di nirwana?” tanya Sekar lagi.

“Sepertinya tidak. Buktinya aku di sini bersamamu. Bila sudah sampai di sana, mungkin kita tidak akan pernah menikah,” ujar Komang sambil melirik istrinya.

“Tidak usah gombal. Aku benar-benar ingin tahu. Apa kau bertemu Sang Suratma?” Sekar merajuk.

“Aku bertemu sesosok gaib. Aku tidak tahu apakah dia Sang Suratma. Mungkin saja leluhurku. Dia bilang ‘Cening kari wenten karma. Malih duang dasa tiban, mare cening dados meriki. Mangkin margiang dumun karma cening ring marcapada’. Itu saja yang aku ingat. Setelah itu aku terbangun, dan aku sudah di UGD rumah sakit,” tuturnya.

“Lain kali ceritakan lebih panjang,” ujar Sekar seraya memagut bibir suaminya. Mereka saling memeluk. Berpeluh hingga fajar tiba.

***

LUH Sekar merupakan buah bibir di kampungnya. Mantan suaminya meninggal dua tahun lalu karena kecelakaan tragis.

Rem sepeda motor yang dikendarai suaminya saat itu rusak. Sehingga melaju tak terkendali. Sepeda motor itu terjun bebas ke dasar jurang berbatu. Tubuh suaminya baru berhasil dievakuasi tim SAR setelah 6 jam.

Saat jenazahnya dibawa ke rumah duka, Luh Sekar tidak menangis. Dia seolah sudah siap dengan kematian suaminya.

“Suamiku pernah bercerita, dia pernah mati suri. Mungkin Sang Suratma menagih takdirnya. Aku tidak bisa mencegah,” kata Luh sekar kala itu.

Tapi warga desa menganggapnya tidak wajar. Mereka bergunjing. Meyakini Luh Sekar punya kekasih lain.

“Mana mungkin dia bisa tabah seperti itu? Istri manapun pasti akan menangis. Dia pasti punya mitra di luar sana,” kata warga.

* * *

DUA tahun setelah suaminya meninggal kecelakaan itu Luh Sekar berjumpa dengan Gusti Komang.  Orang tua Gusti Komang sebenarnya menolak menikahi Luh Sekar.

“Biang tidak setuju kamu menikah dengan perempuan itu. Dia seorang janda. Apa kata semeton di griya nanti?” kata Biang Ayu, ibu Gusti Komang.

“Biang juga yakin dia itu bekung. Tidak mungkin memberi keturunan. Buktinya, dari perkawinan terdahulu, dia tidak mengandung. Padahal mereka sudah menikah selama empat tahun. Kalau kau cepung, siapa yang akan meneruskan trah keluarga ini,” imbuh Biang Ayu.

Gusti Komang tidak mau ambil pusing dengan hal itu. Dia sudah terlanjur jatuh cinta dengan Luh Sekar. Di matanya, Luh Sekar adalah wanita yang sempurna. Wajahnya lonjong. Lesung pipit selalu terlihat saat dia tersenyum. Gusti Komang makin mabuk kepayang saat melihat Luh Sekar mengenakan kebaya.

Hanya butuh waktu 6 bulan bagi Gusti Komang menaklukkan hati Luh Sekar. Mereka akhirnya menikah, meski sempat ditentang keluarga besar.

“Aku mencintai Luh Sekar apa adanya. Kalaupun perkawinan kami tidak membuahkan keturunan, ada Kak Gusde yang meneruskan trah keluarga. Aku tidak pernah menuntut apa-apa pada keluarga ini. Tapi kali ini, tolong beri restu pada pernikahan kami,” pinta Gusti Komang.

Keluarga besar akhirnya luluh. Pernikahan keduanya digelar. Jamuan digelar selama semalam suntuk. Mengundang semeton griya dari penjuru Bali.

* * *

PERNIKAHAN Luh Sekar dan Gusti Komang sudah berusia empat tahun. Keduanya kini terlibat cek-cok. Gusti Komang kecewa karena Luh Sekar tak kunjung memberikan keturunan.

Kini Gusti Komang jarang di rumah. Dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Menenggak arak di poskamling yang ada di sudut banjar.

Dia hanya pulang saat sudah mabuk. Biasanya dia langsung memeluk Luh Sekar. Melampiaskan hasratnya.

Bila Luh Sekar menolak, Gusti Komang tak segan-segan menampar istrinya. “Dasar bekung tak tahu diuntung. Aku sudah memberikanmu makan dan rumah. Layani saja aku,” ujar Gusti Komang.

Perilaku Gusti Komang yang makin temperamental membuat Sekar kecewa. Semula dia bersedia menikahi Gusti Komang, karena sikapnya yang penuh kasih.

* * *

WARGA Desa Padang Bawak geger. Tubuh Gusti Komang ditemukan tak bernyawa di dasar sumur. Sumur yang sama tempat dia tercebur saat berusia 11 tahun.

Luh Sekar, lagi-lagi tidak menangis saat tahu suaminya meninggal. “Dia sudah pernah mati suri saat tercebur di sumur itu. Mungkin Sang Suratma menagih takdirnya,” katanya.

Namun keluarga Gusmang curiga. Mereka tahu bila Gusti Komang tak mungkin mendekati sumur itu. Apalagi keluarga sudah memasang turus bambu di sekitar sumur, agar orang lain tidak mudah mendekat.

“Gusmang trauma mendekati sumur itu. Sudah 20 tahun Gusmang tidak pernah mendekati sumur itu. Tidak mungkin dia mati di sana,” kata Biang Ayu histeris.

Sepekan kemudian, Luh Sekar digelandang ke kantor polisi. Polisi meyakini Gusti Komang tewas karena dibunuh.

“Hasil otopsi tim forensik menunjukkan tidak ada air di dalam paru-paru korban, sebagaimana lazimnya orang meninggal karena tenggelam. Sebaliknya tim forensik menemukan luka lebam di leher korban. Diduga korban meninggal karena dicekik,” kata seorang perwira kepolisian.

Hasil penyelidikan polisi menunjukkan, Gusti Komang diduga dibunuh Luh Sekar. Polisi menduga Luh Sekar melakukan pembunuhan berencana.

“Ada anomali dari hasil tes kejiwaan. Kami juga sedang membuka kembali kasus kecelakaan yang terjadi beberapa tahun lalu. Patut diduga tersangka adalah pelaku pembunuhan berseri,” imbuh polisi.

Di hadapan wartawan, Luh Sekar sama sekali tidak menyangkal pernyataan polisi. “Mereka hanya menginginkan aku jadi mesin pembuat anak. Lagi pula mereka sudah pernah mati. Aku hanya membantu mereka menemukan takdirnya,” kata Sekar. [T]

  • Cerpen ini hasil workshop cerpen sehari langsung jadi dalam acara Tatkala May May May 2022 yang digelar tatkala.co, Sabtu 21 Mei 2022.
Tags: CerpenTatkala May May May 2022
Previous Post

Perspektif “Sound and Sense” dalam Novel “Si Rarung” Karya Cok Sawitri

Next Post

HINDU BALI MURNI DARI BALI?

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post
HINDU & KEJAWEN BERHALA?

HINDU BALI MURNI DARI BALI?

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

    by Pandu Adithama Wisnuputra
    May 13, 2025
    0
    Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

    PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

    Read more

    Refleksi Visual Made Sudana

    by Hartanto
    May 12, 2025
    0
    Refleksi Visual Made Sudana

    JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

    Read more

    Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

    by Sonhaji Abdullah
    May 12, 2025
    0
    Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

    DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      May 13, 2025
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      April 23, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
        Khas

        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

        PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

        by I Nyoman Tingkat
        May 12, 2025
        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
        Pameran

        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

        JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

        by Nyoman Budarsana
        May 11, 2025
        Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
        Pameran

        Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

        INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

        by Nyoman Budarsana
        May 10, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co