24 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Masih Menyisakan Bias dan Misteri | Ulasan Buku

Stebby JulionatanbyStebby Julionatan
May 19, 2022
inUlasan
Masih Menyisakan Bias dan Misteri | Ulasan Buku

Cover buku Ryan Transformasi Sang Jagal Jombang

Judul Buku : Ryan Transformasi sang Jagal Jombang
Jenis : Reportase
Penulis : Doan Widhiandono & Noor Arief Prasetyo
Penerbit : Padmedia
Cetakan : Pertama, 2022
Tebal : xvii + 278 halaman
ISBN : 978-623-5654-03-4
Peresensi : Stebby Julionatan

Saya teringat perkataan Cletus Kasady, tokoh villain dalam Venom: Let There Be Carnage (2021). Di film yang masuk dalam semesta Mavel Cinematic Universe (MCU) tersebut, sebelum Kasady membacakan sebuah puisi indah kepada Eddie Brock –sang superhero yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis investigasi, ia memulainya dengan kalimat: “People love serial killer, Eddie. And I will give you my story.”

Beratus-ratus kilometer jauhnya dari San Fransisco, di jagad non-fiksi, setahun sebelum film tersebut diluncurkan ke publik, Doan Widhiandono dan Noor Arief Prasetyo melakukan perjalanan ke Lapas Khusus Gunung Sindur – Bogor untuk menjumpai Very Idham Henyansyah. Kurang lebih 900 kilometer perjalanan yang harus ditempuh oleh kedua wartawan senior tersebut, dari Surabaya ke Jakarta dan dari Jakarta ke Bogor, untuk menjumpai terpidana mati yang dahulu di 2008 ramai disebut orang dengan sebutan “Ryan Jagal Jombang”.

Tapi saya tak ingin memanggil Ryan dengan sebutan “jagal”. Dia memang membunuh dan jumlah korbannya tidaklah sedikit, ada 11 orang, tapi biarlah hal tersebut sebagai masa lalunya. Saya tak ingin menghakiminya dengan meletakkan “jagal” sebagai kata yang memiliki hierearki nilai dan negatif. Jagal mungkin nanti akan saya gunakan tapi dalam pengertian yang lebih netral. Lagipula, seperti yang diceritakan oleh Doan dan Arief dalam buku ini, rentang 12 tahun di lembaga permasyarakatan telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan Ryan. Ia jadi rajin salat, puasanya tak pernah lepas -ia melakukan puasa kafarat selama dua tahun penuh, bahkan ketika ditemui oleh Doan dan Arief pada pertengahan Oktober 2020 lalu, Ryan baru saja dinyatakan lulus sebagai penghafal Al-Qur’an.

Diakui Doan dan Arief bahwa tulisan-tulisan mereka yang terkumpul dalam buku ini dipantik oleh rasa penasaran pada nasib Ryan saat ini, pasca 12 tahun menjalani penahanan, terlebih setelah menerima buku Misteri Kasus Rian: Pembunuhan Berantai terbitan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (2013) pada awal 2020. Wabah pandemi COVID-19 membuat keduanya harus sedikit menunda keberangkatan hingga Oktober 2020. Dari sanalah tulisan-tulisan dalam buku ini lahir, reportase pembunuhan berantai yang dilakukan Ryan, dimuat secara bersambung pada Oktober-Desember 2020 di harian Disway, lantas dibukukan dan terbit dengan judul Ryan Transformasi Sang Jagal Jombang (Februari 2022).

Membaca “Sembahyang Bhuvana” Karya Saras Dewi Dari Perspektif Wittgenstein

Buku Ryan Tranformasi Sang Jagal Jombang dicetak setebal 278 halaman, ini lebih tebal dari buku The Untold Story of Ryan karangan Ryan sendiri (128 halaman) yang saat ini keberadaannya telah ditarik dari pasaran. Dalam pengantarnya, Dahlan Iskan sempat berseloroh bahwa dengan terbitnya buku ini maka tak ada lagi misteri yang tersembunyi paska kepergian Ryan nanti. Tapi apakah benar demikian?

Transformasi Ryan

Homines arcani sunt et implicatae creaturae. Misteri dan kompleksitas manusia tidak akan pernah habis untuk digali; meski nantinya akan ada banyak peneliti dan jurnalis yang menulis soal Ryan. Pepatah tersebut secara implisit menjelaskan bahwa misterilah justru yang membuatnya (baca: Ryan) menjadi manusia; karena kompleksitasnya. Misteri pula yang membuat kita –sebagai manusia, memburu pengetahuan, membuat kita bergerak dan tak terperangkap pada kejenuhan rasionalitas.

Perubahan kebiasaan Ryan dari sosok pembunuh sadis sebagaimana yang diceritakan penulis ke sosok yang lebih spiritual bagi saya pribadi masih menjadi misteri. Hal apakah yang menggerakkannya? Benarkah sebuah penyesalan yang total? Hal yang (di satu sisi) dianggap sebagai buah “keberhasilan” dari proses “pendidikan” yang dilakukan oleh lembaga permasyarakatan dan tentunya juga menjadi hal yang “menyenangkan” untuk dibaca dan didengar oleh masyarakat awam.

Namun, (di sisi lain) kita juga tak dapat menyangkal bahwa beberapa temuan ilmiah telah membuktikan bahwa perubahan kadang hanya terjadi pada lapisan luar (perilaku) yang tidak melibatkan kesadaran. Misal, pada Psyco Cybernetics (1960) karangan Maxwell Maltz yang menyebut bahwa manusia “hanya” memerlukan 21 hari untuk mengubah kebiasaannya. Atau, Michael Foucault yang menjabarkannya dalam teori “pendisiplinan tubuh” (1975), yakni suatu upaya menguasai tubuh subjek agar menjadi individu baru yang diharapkan bahkan tanpa disadari oleh subjek tersebut.

Matinya Kritisme: Ancaman Nyata Bali Hari Ini

Tulisan Doan dan Arief ini secara naratif gencar menyeret pembaca bahwa Ryan kini telah berubah menjadi lebih saleh. Hapalan Al-Qur’an, caranya berpakaian, kesantunan saat menjawab pertanyaan, keakrabannya dengan keponakan dan para napi lain, bahasa kasih dan kehangatan yang ditunjukkan Ryan pada ibunya, Siatun, serta surat permohonan grasinya kepada Presiden yang meminta waktu untuk menyelesaikan kafarat. Tapi apakah benar itu sebuah kesadaran ataukah sebuah hasil dari proses pendisiplinan?

Menikmati reportase yang lancar kedua jurnalis senior ini, saya sangat berharap ada turning poin, yakni proses kesadaran internal Ryan yang dapat ditangkap dan kemudian mereka tuliskan. Tapi tetap saja “transformasi” yang dimaksud keduanya hanyalah transformasi “kulit”; baju gamis panjang dan peci penutup kepala serta azan yang selalu menjadi pengingat Ryan untuk menghentikan kegiatannya (Bab 28. Ingin Pindah ke Sidoarjo, Mulai Bertransformasi). Meski tak salah melihat spiritualitas dari kacamata kuantitatif, tapi saya berharap melihatnya pula secara kualitatif.

Bias Heteronormatif

Misteri lain yang masih menggantung di benak saya adalah orientasi seksualitas Ryan yang dikatakan penulis telah melepaskan kehidupan gay-nya dan menjadi “normal”.

“Dia juga pernah ingin hdiup normal dan menikahi srang perempuan. Tetapi, kondisinya memang belum memungkinkan. Ryan bahkan menawarkan diri untuk memberikan konseling bagi mereka  yang ingin keluar dari dunia LGBT.”

Juga pada:

“Ryan memang punya dasar agama yang cukup. Karena itu, saat begitu jauh tersesat, dia tetap bisa menemukan jalan kembali. Salah satu caranya adalah mendekatkan diri kepada Allah.”

Di sinilah saya merasa Doan dan Arief masih terjebak dalam kerangka heteronormatif. Tak hanya terjebak pada pemikiran bahwa menjadi heteroseksual itu yang “normal” dan berkedudukan lebih baik ketimbang “gay”, tapi juga terjebak pada pemikiran-pemikiran yang berikut saya pertanyakan: Apakah seorang gay tidak bisa menikah dengan perempuan? Apakah gay tidak bisa memanipulasi ereksi penisnya ereksi ketika diperhadapkan pada perempuan yang telanjang? Dan, apakah seorang gay tidak bisa membuahi sel telur? Lalu, apakah jawaban untuk “menjadi normal” adalah dengan dasar agama? Bagaimanakah Doan dan Arief dapat menjelaskan pijakannya itu pada kasus Herry Wirawan, kyai yang didakwa memerkosa 13 santriwati?

Trilogi Jirah | Terasa Sekali Jungkir Balik Perasaan Itu; Kecamuk Kepedihan, Polemik Kekuasaan, Ambisi, Luka…

Judith Butler, filsuf yang subjek penelitiannya berfokus pada teoretisi gender, mengatakan bahwa gender itu performatif dan sifatnya adalah pengulangan. Di budaya kita saat ini, normanya setiap orang harus berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Lelaki harus maskulin dan perempuan harus feminin. Itulah sebabnya mengapa bayi yang terlahir dengan alat kelamin ambigu, pada akhirnya harus dioperasi untuk “menormalkan” alat kelaminnya; membuat tubuh bayi menjadi lelaki atau perempuan.

Didikan di dalam lembaga pemasyarakatan telah mengkonstruksi dan menkonversi orientasi seksualitas Ryan, dan Ryan menerimanya. Ia dikonstruksi untuk menganggap bahwa orientasinya jahat, berdosa, melenceng, dan harus “dinormalkan”. Apalagi, jika kita mengingat statusnya sebagai seorang terpidana mati yang ingin dilepaskan dari jerat hukuman matinya, maka pertanyaan saya selanjutnya, apakah hal tersebut murni sebagai buah dari kesadaran ataukah efek dari pendisiplinan tubuh yang kita semua tidak tahu sampai kapan tubuh Ryan kuat merengkuh semua pendisiplinan itu. [T]

Probolinggo, 9 April 2022

Tags: resensiresensi bukuUlasan Buku
Previous Post

Memadupadankan Kehumasan dan Jurnalistik, Memeriksa Hubungan Pemerintah dan Wartawan

Next Post

BATAS USIA DIKSA MENURUT PHDI & RSI SASANA CATUR YUGA

Stebby Julionatan

Stebby Julionatan

Tinggal di Probolinggo, Jawa Timur dan saat ini tengah melanjutkan pendidikannya di Kajian Gender – Universitas Indonesia.

Next Post
HINDU & KEJAWEN BERHALA?

BATAS USIA DIKSA MENURUT PHDI & RSI SASANA CATUR YUGA

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mars dan Venus: Menjaga Harmoni Kodrati

by Dewa Rhadea
May 24, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DI langit malam, Mars dan Venus tampak berkilau. Dua planet yang berbeda, namun justru saling memperindah langit yang sama. Seolah...

Read more

“Storynomics Tourism”: Tutur Cerita dalam Wisata

by Chusmeru
May 24, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

BANYAK pertimbangan wisatawan berkunjung ke satu destinasi wisata. Selain potensi alam dan budayanya, daya tarik destinasi wisata terletak pada kelengkapan...

Read more

Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

by Stebby Julionatan
May 23, 2025
0
Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

DALAM dunia pendidikan, kemampuan berbicara bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata, melainkan juga menyangkut kepercayaan diri, daya pikir kritis, dan keterampilan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co