Sudah banyak yang tahu, Desa Galungan di Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali, terdapat obyek wisata air terjun yang alami, asri dan indah. Namanya Air Terjun Tanah Putih.
Namun tak banyak yang tahu, kini obyek wisata air terjun itu ditata dengan lebih serius, sehingga wisatawan yang datang ke tempat itu tak melulu melihat air terjun, melainkan bisa menikmati pemandangan alam di sekitarnya, semisal pemandangan hampar sawah menhijau saat muda atau menguning saat musim panen tiba.
Wisatawan juga bisa menikmati atraksi naik-turun tanjakan yang ditata secara alami, dengan pemandangan kebun serta hutan di sekitarnya. Jadi, rasa-rasanya, datang ke Air Terjun Tanah Putih tidak sekadar menikmati sensasi wisata, melainkan juga sensasi petualangan.
Foto: Perbekel/Kepala Desa Galungan I Nyoman Suksema
“Air Terjun Tanah Putih memang salah satu potensi wisata yang dikembangkan dengan lebih serius saat ini di Galungan,” kata Perbekel/Kepala Desa Galungan I Nyoman Suksema.
Obyek wisata ini, kata Nyoman Suksema, sudah dikenal sejak dahulu dan kini sedang dilakukan penataan, baik dari segi infrastruktur jalan dan telajakan menuju lokasi, maupun penataan kebersihan di sekitar lokasi. Sepanjang jalur menuju air terjun, wisatawan kini bisa langsung menikmati keindahan persawahan, perkebunan dan hutan.
Bicara soal hutan, Desa Galungan memang memiliki kawasan hutan yang alami. Desa Galungan merupakan salah satu desa di Kabupaten Buleleng yang menerima HPHD (Hak Pengelolaan Hutan) dengan Surat keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.529/Menhut-II/2010 dan Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 2017/03-L/HK/2015.
Untuk itulah Pemerintah Desa Galungan bersama dengan masyarakat dapat mengelola hutan tersebut ataupun memanfaatkannya sebagai kawasan perhutanan sosial tanpa mengurangi dan merubah daripada fungsi hutan itu sendiri sebagai hutan lindung.
Foto: Air Terjuan Tanah Putih di Desa Galungan, Sawan, Buleleng
Jadi, Desa ini memang mempunyai kekayaan alam yang tak terhingga, bahkan sampai saat ini kelestarian alamnya masih terjaga dengan baik. Hutan yang lestari, air yang melimpah, dan air terjun yang terpelihara, serta hamparan sawah dan perkebunan yang sungguh luas, adalah modal utama Desa Galungan bisa berkembang menjadi desa wisata yang berbeda dengan desa-desa lain di Bali.
Jadi sangatlah tepat jika Desa Galungan mengembangkan potensi desa ekowisata. Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Perbekel Nyoman Suksema mengatakan, wisatawan yang hendak menuju air terjun harus melalui jalan setapak sepanjang kurang lebih empat kilo meter. Jalan setapak itu memang sengaja dibuat agar wisatawan sekalian bisa berjalan-jalan sekaligus menikmati sensasi petualangan sembari menikmati pemandangan alam serta perkebunan kopi dan cengkeh.
Foto: Jalur trekking di pematang sawah di Desa Galungan, Sawan, Buleleng
Yang lebih menarik lagi, kini terdapat jalur trekking di atas pematang sehingga wisatawan bisa menyaksikan pemandangan sawah, rice field view. Jadi, wisatawan yang hobi trekking dan berwisata alam, Air Terjun Tanah Putih bisa dijadikan alternatif berwisata.
Ada beberapa larangan yang harus dipatuhi wisatawan jika ingin berwisata ke Air Terjun Tanah Putih, seperti wisatawan yang lagi cuntaka, misalnya wanita sedang “datang bulan” tidak diperbolehkan memasuki areal air terjun, karena terdapat kawasan Pura di sekitar lokasi itu.
“Tempat itu terdapat pura yang sakral. Sebelum memasuki areal air terjun, pengunjung melakukan persembahyangan, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Perbekel Suksema.
Untuk saat ini, tarif/tiket masuk ke lokasi air terjun, wisatawan yang berkunjung cukup membayar secara sukarela (dana punia). Hal ini dikarenakan situasi saat ini masih dalam kondisi pandemi. Jadi, ya, datanglah sesekali, atau sering-sering ke Air Terjun Tanah Putih. [T][*/Ado]