9 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Peraturan Pentas Adalah Tantangan | Catatan Sutradara Teater Rai Srimben SMPN 4 Singaraja

Dewi YudiarmikabyDewi Yudiarmika
April 5, 2022
inEsai
Peraturan Pentas Adalah Tantangan | Catatan Sutradara Teater Rai Srimben SMPN 4 Singaraja

Pentas teater Rai Srimben SMPN 4 Singaraja

“Kemuliaan Ibu Nyoman Rai Srimben” adalah naskah pertama yang saya sutradarai. Berat? Sangat. Selain nilai budaya yang kental didalamnya, juga terdapat nilai-nilai sejarah yang harus diketahui dan tak boleh dilupakan. Kalau saya, tidak akan pernah melupakannya. Alasannya mungkin nanti akan saya jelaskan kalau ingat.

Dulu, waktu zaman suka wara-wiri pentas dengan beberapa komunitas di Buleleng, Komunitas Mahima  pernah memberikan saya kesempatan untuk turut andil dalam pementasan perempuan bersejarah ini, Ibu Nyoman Rai Srimben. Meskipun bukan sebagai pemeran utama, tetapi bukankah tukang angkat properti saja sudah sangat memiliki peran penting dalam sebuah pementasan?

Jadi tak perlu disesali sebab yang saya dapatkan saat itu bisa membawa saya ke titik ini, mencoba menyutradarai siswa SMP Negeri 4 Singaraja, tempat saya mengais rezeki dalam ajang lomba teater sebuleleng dengan naskah Kemuliaan Ibu Nyoman Rai Srimben karya Kadek Sonia Piscayanti serangkaian peresmian RTH Bung Karno sekaligus perayaan HUT Kota Singaraja ke 418

Sebagai sutradara pemula, detak jantung sudah mulai berdebar saat pertemuan pertama dengan panitia dilaksanakan. Di dalam hati selalu bertanya, “Bisa tidak ya? Yakin nih?” juga pertanyaan lainnya. Bermodal pengalaman dan dukungan dari kepala sekolah, guru-guru lain juga MGMP Bahasa Indonesia, jadilah pelatuk korek api ini bergerak untuk menyalakan api hingga membakar segala ruang yang hampa.

Pementasan teater SMPN 4 Singaraja di RTH Bung Karno Singaraja

Setiap hari merasa kurang tenang selama konsep belum bisa terselesaikan. Membaca, menonton, dan berkoordinasi dilakukan bergantian. Jangan lupa dengan mengingat pengalaman terdahulu ketika beberapa kali ikut pementasan. Paling tidak sedikit teori sudah dipegang, tinggal teori lainnya yang harus digali dari berbagai sumber.

Hari pertama pencarian aktor sangat gampang. Banyak siswa yang semangat ketika saya mengakatan, “Sekolah kita, untuk pertama kalinya ingin ikut lomba teater. Apakah di antara kalian juga ingin? Sebab jika tidak, mungkin kesempatan sekolah menjadi penyabet prestasi di segala bidang akan mundur satu langkah.”

Teater Pakeliran : Konsep Populer Dalam Garap Karya Pewayangan

Di luar dugaan, untuk sekelas siswa yang belum pernah berakting di atas panggung menyatakan INGIN. Mereka SEMANGAT. Mengapa saya sebut di luar dugaan, karena generasi terus berganti sejak Sanggar Poleng didirikan tahun 2016 dan belum pernah mencoba hal ini kecuali lomba puisi dan mendongeng. Sempat juga beberapa kali mengisi acara di luar sekolah dengan membawakan teaterikal puisi dan musikalisasi puisi. Itu pun sekitar tahun 2016 atau 2017.

Adegan Raden Soekemi dan Nyoman Rai Srimben

Kita kembali ke topik awal. Mulai saat itu juga perekrutan pun dimulai, mungkin bisa disebut casting (tetapi jika salah, mohon dimaafkan. Maklum sutradara pemula :D). Karena peserta terlalu banyak, pertemuan pertama, saya hanya membagikan naskah dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk membaca keseluruhan naskah sambil memilih tokoh yang diinginkan. Pertemuan kedua lanjut dengan acting sesuai dengan karakter tokoh yang telah mereka pilih. Kegiatan tersebut berlangsung beberapa kali sampai akhirnya keseluruhan aktor saya pilih dan mengajak mereka untuk latihan pingpong membaca naskah. Perlu diketahui bahwa 14 sekolah mementaskan naskah ini. Naskah yang sama.

Selama latihan, saya tidak luput dari pertanyaan-pertanyaan siswa terkait pementasan ini; “ Apa boleh mengubah dan menambahkan dialog? “Bagaimana dengan durasinya? Dan lain sebagainya.

Nah, inilah yang haus saya luruskan ke siswa sesuai dengan yang saya ketahui. Jika pentas sebagai pengisi acara, mungkin boleh jika diperlukan, tetapi jika dilombakan kita harus berusaha mengikuti aturannya. Seperti yang disampaikan oleh salah satu juri sekaligus penulis naskah, Kadek Sonia Piscayanti. Beliau menyatakan bahwa naskah ini sudah diperhitungkan dari berbagai segi. Baik itu dari segi nilai sejarah dan durasinya.

Teater SMPN 4 Singaraja di RTH Bung Karno

Kalau sampai kita sebagai peserta dari berbagai sekolah terlalu mengembangkan naskah (yang tak semestinya dikembangkan) sampai durasinya melebihi batas (lebih satu atau dua menit mungkin tidak akan jadi masalah), bagaimana dengan peserta lain yang antri menunggu giliran? Bisa jadi bedak dan jenggot (-jenggotan) si Pekak Mangku luntur seiring semangat pemain lainnya.

Jadi, inilah tantangan-tantangan yang saya rasakan. Bagaimana membuat konsep yang berbeda karena naskah sama, mengemas gagasan dengan apik agar tidak melunturkan nilai-nilai yang ada didalamnya, dan menjadikan siswa-siswi juga mengenal sosok yang dilakoni selain harus paham dengan alur ceritanya.

Mengenai konsep, saya terinspirasi dengan pertunjukan Wayang Lemah. Kenapa memilih konsep Wayang Lemah? Tentu untuk mengefisienkan waktu ketika pergantian babak dan membuat batasan panggung karena panggung TBK (Taman Bung Karno) sangat luas. Selain itu ada kayon yang dapat membantu peralihan adegan tanpa harus menambahkan dialog atau mematikan dan menghidupkan lampu.

Sisi lain juga saya ingin mengolaborasikan kegiatan ekstra di sekolah, diantaranya gong, musik keyboard, dan tari. Karena mengambil konsep wayang, maka segala musik yang dipilih pun harus bernuansa tradisional meskipun menggunakan alat musik keyboard. Misal saat adegan romantis Nyoman dan Raden. Yang tidak menggunakan musik tradisonal adalah ketika mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Selebihnya gong dan suling menjadi andalan di beberapa adegan.

Selain tentang konsep atau printilan-printilan naskah, latihan tidak selalu berjalan dengan mulus. Apalagi kita bergerak saat pandemi covid-19 masih ada, bahkan sampai sekarang. Baru sempat latihan beberapa kali, ada himbauan bahwa kegiatan sekolah ditiadakan karena covid di buleleng meningkat bahkan beberapa hari sebelumnya beberapa sekolah sudah ditutup karena guru dan siswanya terpapar. Jadilah saya mengambil jalan agar siswa menghafal naskah di rumah dan berjaga seandainya sudah diperbolehkan sekolah kembali.

Tepat awal bulan Maret panitia memberikan pengumuman bahwa lomba jadi dilaksanakan dan berlangsung selama empat hari di akhir bulan Maret ini. Bagaimana, kaget? Tentu. Tapi karena keinginan begitu besar maka kami siap.

Pak Koster, Teater dan Pendidikan Karakter di RTH Taman Bung Karno

Kendala tidak hanya itu. Ada dua aktor yang harus saya ganti karena alasan yang tidak bisa saya jelaskan di sini. Beruntung segala kendala selalu ada jalannya. Saya mencari dan meminta siswa lain untuk segera bergabung dan menghafal naskah sampai akhirnya latihan kembali berjalan normal. Selama latihan saya selalu menegaskan bahwa saat ini aturan juga harus diutamakan. Kita berusaha meminimalisir kekurangan. Jadi, yang kami tahu, kami ganti.

Salah satunya durasi. Mungkin sekali dua kali melakukan improvisasi saat mendapati diri gugup tidak masalah demi kelancaran adegan selanjutnya. Yang penting tidak mengubah alur atau makna yang disampaikan di setiap dialog tokoh. Sebelumnya saya selalu menekankan kepada siswa, waktu pentas mereka akan berubah sesuai dengan durasi ketika adegan Nyoman mepamit; Nyoman dan Raden memadu kasih; Nyoman, Raden, dan Soekarno bermain. Sebab selain dialog, durasi pergantian babak yang dibantu kayon telah saya perhitungkan sampai beberapa kali mengubah tabuh dan gerakan.

Hari terus berganti, pertunjukkan segera dimulai. Minggu, 27 Maret 2022 Pk. 18.45 WITA adalah jadwal kami pentas. Tidak ada harapan lain selain kelancaran pentas dan menyakini nomor undi 9 (sembilan) membawa keberuntungan bagi pertunjukkan kami. Tidak disangka pukul 15.00 WITA datang  gerimis berangsur hujan lebat. Panik, takut, dan apalah lagi namanya itu, sudah bergabung jadi satu. Namun, jika Yang Kuasa telah memberi restu, tak ada yang mampu menghalau. Kami berangkat pukul 17.00 WITA hingga kami bersiap mempertunjukkan proses kami selama satu setengah bulan ini.

Adegan Bung Karno membaca naskah Proklamasi

Ketika itu, saya melihat kursi-kursi penonton ramai. Entah apa yang dipikirkan, saya hanya bisa melihat mereka diam memerhatikan hingga akhirnya tepuk tangan riuh berkumandang ketika gebyar terakhir dari pementasan kami. Alhasil gebyar itu mengantarkan kami menjadi juara I. Tidak ada yang bisa saya sampaikan selain terima kasih dan selamat untuk kami.

Rasa bangga masih membekas karena perjuangan dan kemampuan siswa-siswi saya dalam berproses, dukungan dari seluruh keluarga besar SMP Negeri 4 Singaraja juga orang tua siswa. Saya berharap kesempatan selanjutnya bisa menampilkan yang lebih baik lagi meskipun generasi tak lagi sama. Ini awal sanggar kami kembali bangkit. Bangkit dengan upaya pertunjukkan seni lebih diperluas lagi. Tidak hanya dibidang puisi dan mendongeng, tetapi juga teater. Mungkin akan ada sesi menulis karya yang nantinya bisa dipertunjukkan. Semoga semesta selalu memberi restu. [T]

Tags: Bung KarnoLomba Teater Kisah Ibunda Bung KarnoRai SrimbenSMPN 4 SingarajaTeater
Previous Post

Tari Sanghyang Dedari dari Banjar Prapat, Nusa Penida, “Mesolah” di Rumah Warga

Next Post

“Community-Based Tourism” Sebagai Salah Satu Upaya Pemulihan Pariwisata Bali

Dewi Yudiarmika

Dewi Yudiarmika

Pernah bergiat di Komunitas Mahima dan kini menjadi guru di SMPN 4 Singaraja sekaligus sebagai sutradara teater sekolah

Next Post
“Community-Based Tourism” Sebagai Salah Satu Upaya Pemulihan Pariwisata Bali

"Community-Based Tourism" Sebagai Salah Satu Upaya Pemulihan Pariwisata Bali

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co