Beberapa minggu lalu, pas pulang kampung, saya melihat adanya dua supermarket yang berdekatan secara jarak dalam satu ruas jalan. Namun nasibnya berbeda seperti bumi dan langit.
Satunya terlihat ramai, parkirannya penuh kendaraan, dan satunya lagi sudah tutup. Tampak dari kejauhan, supermarket yang sudah tutup ini sudah kehilangan aura kejayaannya. Balihonya lusuh, sepi dan suasananya hampa. Sayang sekali supermarket ini akhirnya tutup beneran. Dampaknya tentu saja banyak pekerja yang dirumahkan.
Supermarket ini memang sempat ganti manajemen. Karena suatu sebab, managemen sebelumnya melepaskan supermarket itu dan akhirnya diakuisisi oleh perusahaan lainnya. Karena managemen sudah beda, maka pergantian nama pun dilakukan agar memberi image berbeda ke customer.
Dilakukanlah pergantian atribut perusagaan, selain stempel dan tetek-bengek lainnya, tentu juga dilakukan pergantian logo dan desain promosi. Ini biasa disebut rebranding.
Dalam proses rebranding ini menarik untuk disimak mengingat proses ini hanya bisa berjalan baik, jika dilakukan secara holistik, tak bisa parsial cuma mengganti logo saja dan seragam karyawan.
Rebranding tentu saja bukan hanya pergantian nama dan logo. Bukan begitu kisanak. Itu bukan rebranding namanya, itu cuma ganti logo. Kalau cuma itu, kita baru bicara permukaannya saja, belum mendalam.
Hal ini menarik buat saya untuk dicari pembelajarannya. Saya mulai dengan melemparkan pertanyaan ke teman-teman saya di grup wa HIPMI Buleleng. Saya pancing dengan pertanyaan, “Kenapa supermarket (yang baru ganti manajemn dang anti nama) itu tidak mampu bersaing?”
Dari sini, saya mencoba mencari jawaban apa yang ada di benak teman-teman saya selaku warga kota Singaraja.
Satu kawan langsung menjawab, “Nama usahanya seperti nama koperasi, kurang keren untuk sekelas bisnis supermarket”.
Kawan lainnya, segera menimpali dengan jawaban versi dia, “Gedungnya perlu ditata ulang masih bau perusahaan sebelumnya”.
Oh menarik lagi ini komentarnya. Ternyata dua komentar memancing komentar lainnya yang rada sejenis.
Mengagetkan untuk saya pribadi ternyata persepsi orang terhadap brand supermarket yang sepi itu. Supermarket dengan kepemilikan dan manajemen baru itu tidak mampu lepas dari bayang-bayang perusahaan sebelumnya.
Proses Rebranding ini ternyata menjadi persoalan utama mereka. Memang kalau di titik ini saja kita tidak mampu memberi jawaban, maka turunan eksekusinya di dalam bisnis pun akan mengalami problem.
Saya teringat dengan kata mentor saya, Dodi Zulkifli. Beliau bilang, “Brand dan bisnis itu satu keping mata uang, yang berbeda sisi saja”. Ketika bicara model business dan lainnya, serta merta kita juga harus membicarakan proses brandingnya. Akan sayang ketika bisnis itu sibuk menggalang cuan, namun tidak memperhatikan proses brandingnya. Nanti bisa-bisa bisnisnya sendiri ngga jalan.
Ketika proses rebranding tidak cuma soal mengganti logo dan visual identity lainnya. Ketika bicara rebranding, kita bicara perubahan di visi misi, value perusahaan, positioning dan lainnya.
Brand itu sebenarnya soal hal-hal apa aja yang diingat orang tentang kita, bisnis kita. Kita ingin dikenal sebagai apa, pastikan orang lain juga menerima pesan itu dengan baik agar persepsinya bisa terbentuk sesuai Blueprint yang kita inginkan. Pastikan brand-nya relevan dengan kebutuhan ceruk pasar yang ada.
Ini saya melihat studi kasus dari pendekatan branding berdasarkan respons audiens yang menitikberatkan di persepsi perusahaan tersebut. Jadi bagaimana sebaiknya?
Balik lagi harusnya melakukan pendekatan ke customer. Lakukan deep research dengan melakukan interview ke customer. Dalami needs dan wants mereka itu seperti apa hingga akhirnya kita bisa mengumpulkan data otentik yang bisa menjadi bahan dalam mengambil keputusan bisnis.
Jadi market insight ini menjadi pijakan awal dalam pergerakan usaha. Boleh gass poll rem blong, namun pastikan ada data di dashboard anda. Kalo ngga, anda cocoknya sebagai cenayang saja, atau di Bali disebut sebagai balian daripada pengusaha atau entrepreneur. Kenapa? Karena anda berbisnis pakai tebak-tebakan dan cocoklogi, bukan dengan data. Got it bro? Yeaaahhh.. Let’s rock the world. See you on top. [T]