2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Perihal Betapa Gagah dan Kece Festival Sastra Bali Modern Pertama dan Terbesar di Dunia

I Putu SupartikabyI Putu Supartika
February 4, 2022
inLingkungan
Perihal Betapa Gagah dan Kece Festival Sastra Bali Modern Pertama dan Terbesar di Dunia

Dari obrolan iseng di sebuah kedai kopi, maka lahirlah sebuah festival yang awalnya bernama Festival Kritik Sastra Bali Modern dan kemudian berubah menjadi Festival Sastra Bali Modern dengan pertimbangan agar bisa mencakup hal yang lebih luas dalam dunia sastra Bali modern. Untuk menambah kesan gagah, berkelas, megah, keren, kece, kekinian, out op de bok, tiada tanding, dan karena sepanjang pengamatan kami belum ada festival yang khusus untuk sastra Bali modern, maka dibubuhilah embel-embel Pertama dan Terbesar di Dunia.

Namun sebelum ide festival ini tercetus, dalam rangka HUT ke-5 Suara Saking Bali, digelar Lomba Esai Timbang Buku Sastra Bali Modern yang merupakan penyederhanaan dari Lomba Kritik Sastra Bali Modern yang terkesan menakutkan. Lomba ini dibuat dengan harapan agar karya sastra Bali modern yang kini bisa dikatakan sudah berkembang pesat dibaca oleh khalayak lebih luas. Bukan hanya dibaca penulisnya sendiri, oleh sesama penulis, ataupun dibaca untuk keperluan tugas-tugas kampus atau tugas-tugas untuk menambah angka kredit agar bisa naik pangkat. Lebih dari itu, bisa dibaca oleh semua kalangan secara lebih serius lagi.

Tak pernah terpikirkan oleh kami jika akan banyak peserta yang ikut dalam lomba ini. Kami berpikir, dapat peserta 15 saja sudah luar dari biasa. Apalagi hingga lima hari menjelang penutupan, jumlah karya yang masuk masih kurang dari 10. Pada kenyataannya, peserta yang ikut ternyata sangat antusias karena di detik-detik akhir penutupan karya yang masuk ke email panitia menumpuk yakni peserta 60 orang dengan 61 karya, karena ada satu peserta yang mengirim dua karya.

Sudah barang tentu, ini adalah hal yang luar biasa, perlu dicatat dalam sejarah, diukir dalam sebuah prasasti, dibuatkan baliho besar di pinggir jalan, atau bahkan semestinya dibelikan Rekor MURI. Tapi tentu itu tak perlu dilakukan karena toh tak berguna dan lebih baik uang kas kami yang bertumpuk-tumpuk disimpan dalam brankas terkunci.

Singkat cerita, dalam sebuah obrolan biasa-biasa saja, tanpa meja yang disusun melingkar, tanpa Focus Group Discusion, tanpa tulisan-tulisan ilmiah yang panjang dan lebar serta mengutip ahli sana maupun ahli sini, tanpa laptop maupun proyektor, tanpa perdebatan-perdebatan yang alot tanpa ujung, tiba-tiba tercetus ide membuat sebuah festival. Ide ini dicetuskan oleh kawan kami dari Teater Kalangan, I Wayan Sumahardika dan kawan kami dari Lingkar Studi Sastra Denpasar, I Putu Pegok Juli Sastrawan.

Festival ini diniatkan untuk merespon dan memberikan apresiasi, sekaligus memelihara hubungan baik dan hubungan kreatif dengan 60 orang peserta Lomba Esai Timbang Buku ini. Karena kami percaya, semua peserta yang terlibat entah dapat juara atau tidak, entah baru belajar menulis maupun sudah biasa menulis, entah masih muda maupun tua adalah bibit-bibit masa depan lahirnya kritikus sastra Bali modern mumpuni dan handal. Dengan begitu, yang selama ini sastra Bali modern selalu disebut berjalan tanpa kritik, kedepannya bisa berjalan dengan kritik yang mapan.

Kami dari Suara Saking Bali yang memiliki keterbatasan sumber daya dan sumber dana tentu sedikit ragu jika festival ini bisa benar-benar bisa diwujudkan. Apalagi selama ini jika kami mendengar kata festival yang digelar oleh pemerintah selalu ada sumber dana yang melimpah-limpah. Sementara di Suara Saking Bali, semua dana yang kami punya masih dikunci dalam brankas dan PIN-nya masih sedang kami cari-cari.

Namun karena kami memiliki tekad lala-lele, cande-cande, dan haha-hihi yang kuat dan kawan Sumahardika beserta kawan Pegok mengaku siap membantu dan mengerahkan segala sumber daya yang dimilikinya, festival pun digelar. Dan jadilah Festival Sastra Bali Modern Pertama dan Terbesar di Dunia dengan menghadirkan 74 pelaku sastra, peserta tak terbatas, 1 bulan (tak) penuh, 12 sponsor dan donatur, 1001 wacana. Setelah melalui pertimbangan yang paling matang dan alasan yang sangat bisa dipertanggungjawabkan, maka diputuskan acara bersejarah ini digelar bulan Februari 2022.

Ada banyak mata acara yang dihadirkan dalam festival ini dan semuanya keren. Acara pertama menghadirkan pembicara juara I dan juara II Lomba Esai Timbang Buku yakni Made Nurjaya PM dan Wulan Dewi Saraswati pada Sabtu, 5 Februari 2022 pukul 16.00 Wita sampai selesai dengan moderator seorang aktor dan sastrawan Agus Wiratama. Acara ini akan memperdebatkan kelayakan dua karya tersebut menyandang juara I dan juara II. Pantaskah? Silakan hadir.

Acara kedua menghadirkan peserta yang paling tua dan paling muda dalam lomba yakni I Komang Warsa dan Nabila pada Sabtu, 12 Februari 2022 pukul 16.00 Wita sampai selesai. Diskusi ini dimoderatori oleh penulis puisi dan aktor Jong Santiasa Putra dan bertajuk Yang Tua dan Yang Muda Menulis Kritik Sastra Bali Modern.

Pada pertemuan ketiga akan digelar kuliah kritik sastra Bali modern dengan menghadirkan narasumber yang sudah tak asing lagi dan sudah malang melintang di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional yakni guru besar Fakultas Ilmu Budaya Unud, Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra. Pertemuan ini digelar pada Jumat, 18 Februari 2022 pukul 17.00 Wita sampai selesai. Selaku moderator yakni peraih Hadiah Sastera Rancage perempuan pertama dari Bali, Carma Citrawati dan diantarkan oleh pengayah dan pembantu umum di Suara Saking Bali.

Selanjutnya juga digelar diskusi karya yang paling banyak diulas dalam lomba yakni kumpulan cerpen Ling karya I Komang Alit Juliartha yang telah mendahului kita semua. Pembicaranya I Gede Mardi Yasa dan Ni Luh Murniasih dengan moderator seorang aktor, sastrawan dan pegiat budaya I Wayan Sumahardika. Kegiatan ini dilaksanakan Sabtu, 19 Februari 2022 pukul 16.00 Wita hingga selesai.

Dan diskusi selanjutnya akan digelar pada pada Sabtu, 26 Februari 2022 yang bertajuk Peserta Bertanya Juri Menjawab. Narasumber yang dihadirkan tak main-main, dengan pengalaman yang teruji, malang melintang di dunia sastra baik tingkat lokal maupun nasional dan merupakan juri Lomba Esai Timbang Buku yakni sastrawan dan pemilik penerbitan Prasasti, Gde Aryantha Soethama, sastrawan dan wartawan serta founder tatkala.co Made Adnyana Ole, serta akademisi, kritikus I Made Sujaya. Acara ini akan dipandu oleh sastrawan dan pegiat literasi I Putu Juli Sastrawan.

Acara terakhir adalah panyineb Festival Sastra Bali Modern Pertama dan Terbesar di Dunia yang akan menghadirkan orasi budaya, serta penampilan pembacaan karya sastra Bali modern dari penulis, penggemar, pecinta, dan penikmat sastra Bali modern di seluruh dunia.

Namun karena kami menghormati Sang Hyang Korona yang sedang mesolah, dan agar tidak repot-repot mempersiapkan konsumsi, maka acara ini digelar secara daring via zoom meeting. Tak mau repot-repot menyiapkan konsumsi bukan berarti kami kere dan tidak punya uang. Kami sebenarnya kaya tapi, hanya tak mau saja menghambur-hamburkan uang untuk membeli kue ataupun nasi apalagi kami juga sangat menyadari semua peserta memiliki selera dan makanan favorit masing-masing. Jika seandainya kami berikan nasi jinggo, tidak semua suka nasi jinggo. Kalau kami berikan pred ciken, pasti akan ada yang meminta nasi jinggo. Kalau kami berikan nasi jinggo dan pred ciken pasti akan ada yang sulit menentukan pilihan dan akan ada yang nyeletuk jika dirinya doyan berger. Tentu saja hal itu akan sangat merepotkan, makanya kami putuskan daring saja!

Karena sangat pentingnya acara ini dan keren-kerennya pelaku yang terlibat, sudah barang tentu acara ini tak bisa dilewatkan oleh siapapun. Maka dari itu, hadirilah acara yang termahsyur dan spesial di tahun ini. Ajaklah semua saudara, kerabat, tetangga, teman kantor, teman kencan dan semua yang Anda kenal untuk menghadiri acara ini. Tentua Anda akan sangat menyesal seumur hidup jika tak hadir dalam acara ini.

Salam sastra. [T]

Tags: Festival Sastra Bali ModernLomba Esai Timbang Buku Sastra Bali Modernsastra bali modern
Previous Post

Konservasi Lontar di Jembrana | Lontar di Dadya Kayu Selem Desa Budeng Sebagian Lapuk

Next Post

Menjaga Warisan | Cerpen Tuti Dirgha

I Putu Supartika

I Putu Supartika

Pengamat cewek teman dan peternak sapi ulung yang tidak bisa menyabit rumput. Belakangan nyambi menulis cerpen

Next Post
Menjaga Warisan | Cerpen Tuti Dirgha

Menjaga Warisan | Cerpen Tuti Dirgha

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co