10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Harapan atau Kecemasan? | Geliat Pariwisata di Wilayah Kaldera, Kintamani

I Gede Eka Putra AdnyanabyI Gede Eka Putra Adnyana
December 29, 2021
inEsai
Harapan atau Kecemasan? | Geliat Pariwisata di Wilayah Kaldera, Kintamani

Pesona kaldera Batur, Kintamani | Foto Jro Penyarikan Duuran Batur

Kintamani dengan kaldera Gunung Baturnya merupakan suatu kawasan yang istimewa di atas bumi yang dilindungi dan dijaga kelestariannya. Bumi tanpa laut yang memiliki nilai ekologi dan warisan budaya yang berfungsi sebagai daerah konservasi, riset, ilmu pengetahuan, dan pelestarian budaya.

Kaldera Gunung Batur yang digadang-gadang memiliki pengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat sekitarnya,  di sektor pariwisata. Para peneliti dan ribuan wisata asing, sudah, sedang, dan akan berduyun-duyun mengunjunginya, begitu pula dengan wisata lokal pun tertarik, kemudian ingin tahu apa keistimewaan tempat itu. Bahkan, seorang musisi kawakan, Ebit G. Ade, dalam lirik lagunya “Sejuk Lembut Angin di Bukit Kintamani” mendeskripsikan bahwa tempat ini memang menyimpan keindahan yang menarik untuk dikunjungi, dipelajari, dan dikenang sepanjang peradaban.

Panorama Gunung Batur yang dikombinasikan dengan danaunya yang berbentuk bulan sabit sebagai pelengkap keindahan bumi tanpa laut ini. Berbagai aktivitas bisa dilakukan, mulai dari menikmati keindahan Gunung Batur, memandang kaldera danau Batur yang dinilai sebagai kaldera terindah di dunia. Para wisatwan juga  bisa mendatangi musium Gunung Api Batur, sembari menikmati alam, tidak lupa juga mencicipi kuliner khas Kintamani yaitu mujair nyat-nyat.

Kintamani, Bangli memang satu satunya daerah di Bali yang tidak memiliki kawasan laut. Namun, melihat segala potensi yang dimiliki, Kaldera, Kintamani bisa bersaing dengan daerah-daerah lain. Karena Kintamani memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh daerah lain, menjadi daerah yang di akui oleh UNESCO menjadi tujuan utama destinasi wisata dunia, sehingga ini akan mempengaruhi perekonomian masyarakat sekitarnya.

Melihat segala potensi yang dimiliki, tentu hal ini seyogyanga menjadi sebuah kelebihan tersendiri. Namun, sampai kini memang masih banyak probelem yang ada. Dengan modal alam yang cantik memesona, tidak serta-merta membuat kawasan Kintamani dengan kalderanya menjadi daerah tujuan pertama dan utama destinasi wisata itu. Bahkan Kintamani dengan kawasan kalderanya yang memeosa hanya menjadi tempat persinggahan sementara bagi wisatawan lokal maupun asing. Kondisi ini menjadi catatan penting.        

Berbekal sumber daya alam yang mendukung dan memesona itu seharusnya mampu menopang kesejahteraan masyarakat, tetapi kondisi itu belum bahkan tidak menjadi jaminan. Realitanya, masih banyak yang harus dikerjakan dalam upaya penataan lingkungan pariwisata, mulai dari sampah, abrasi lingkungan saat musim penghujan, pencemaran dan yang lainnya. Begitu pula dengan pengelolaan pariwisata yang baik.

Lantas hal apa yang membuat Kaldera, Kintamani tidak menjadi tujuan utama destinasi wiasata? Tentu ini dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya sampai saat ini pariwisata hanya berbasis alam, tidak adanya kolaborasi antara budaya dan pariwisata alam yang memesona sehingga ini menjadikan faktor lemahnya pariwisata Kaldera, Kintamani. Kondisi ini yang menyebakan turisme datang ke Kintamani hanya sekadar lancong, makan, minum, dan kencing. Karena tujuan wisatawan datang hanya untuk menikmati pesona alam.

Jadi, memperkenalkan kebudayan lokal yang menarik minat wisatawan sehingga Kintamani menjadi tujuan utama destinasi wisata nyaris tidak ada. Misalnya, memperkenalkan lebih dalam dan lebih luas tarian barong berutuk yang berasal dari Desa Trunyan melalui festival-festival yang bernunsa budaya, selain itu juga di daerah Kaldera tentu memiliki seniman yang luar biasa yang bakat dan kemampuan tidak terlihat karena kurang diekspos atau didak diorbitkan untuk menjadi daya tarik pariwisata.

Kintamani dengan kalderanya pernah mencapai puncak kejayaan pariwisata pada era 80-an, saat itu pariwisata yang dipadukan dengan budaya yang digagas oleh Sutan takdir Alisjahbana (STA). Ketika itu Pariwisata di Kaldera menjadi hal yang luar biasa dan menjadi puncak keemasan. Namun, seiring diseretnya oleh waktu, membuat budaya mulai di tenggelamkan. Kini pariwisata yang lebih didominasi oleh tujuan tunggal, material. Kondisi ini juga membuat perkembangan pariwisata tidak memenuhi target yang diinginkan oleh semua pihak. Bahkan tidak menutup kemunngkinan akan stagnan atau antiklimaks.

Inilah sebuah kecemasan pariwisata untuk masa depan Kintamani. Mengapa hal ini tidak pernah dilihat sebagai sebuah keseriusan yang perlu dianalisis kelemahannya untuk dimaksimalkan kekuatan yang ada. Ini tentu bukan saja disebabkan oleh kebijakan pemerintah daerah, melainkan semua lapisan masyarakat. Karena semua pelaku ekonomi pariwisata hanya mementingkan nilai ekonomi tanpa memperhatikan perkembangan dan kemajuan pariwisata ke depaanya.

Kini di tengah dan pasca pandemi, bagimana dengan geliat infrastuktur yang digenjot di wilayah kaldera? Pembangunan vila, tempat-tempat camp yang menjamur, cotage, dan viw-viw panorama yang diintegrasikan dengan tempat ngopi sambil refresing, dan selfi di wilayah kaldera? Apakah ini mengindikasikan harapan baru pariwisata atau sebuah harapan pasca pandemi. Sampai saat ini, kondisi ini nampaknya sebagai langkah awal untuk mengembalikan kejayaan pariwisata di Kaldera, Kintamani, dan Bangli pada umumnya.

Maka, akan lebih lengkap dan komplit jika strategi pembangunan kepariwisataan ini dipadukan dengan kegiatan-kegiatan budaya lokal yang ada di daerah itu sendiri, misalnya mengembangkan pariwisata yang diimbangi dengan pengenalan budaya yang menarik minat wisatawan, seperti mengenalkan wisatawan lokal maupun dunia tentang  budaya desa-desa Bintang Danu, seperti ekowisatanya Songan, Brutuknya Trunyan, kuliner nayat-nyatnya, kopi arabikanya Kintamani, anjing Kintamani yang mulai langka, dan yang lainnya. Bisa juga dengan festival yang berkala yang melibatkan orang banyak, seperti tarian, gambelan, drama panggung  yang mengandung nilai budaya dan sejarah yang penting.

Kegiatan kegiatan seperti itu yang dapat dikemas dalam bentuk pesta kesenian berbasis desa (PKD) untuk edukasi generasi muda desa untuk terus memanuver wisata budaya untuk terus dikembangkan. Karena ini akan membuat minat wisatawan datang ke Kaldera, Kintamani, bukan hanya sekadar untuk singgah, tetapi menjadi tujuan utama. para wisatawan bisa datang, kemudian mau belajar tentang budaya kita, pemerintah daerah perlu mendukung, dan memfasilitasi untuk potensi daya tarik wisata  berbasis budaya yang berada di kintamani.

Terkait masalah pembangun pariwisata yang belum selesai, perlu dilihat kelemahan yang perlu diperbaiki, mulai dari edukasi masyarakat, investasi pariwisata, memadukan budaya dan pariwisata tersebut, dan yang paling penting adalah fasilitas, dan daya dukung pariwisata. Memfungsikan bangunan atau fasilitas yang mendukung akselerasi pariwisata yang tepat guna dan sesuai kebutuhan saat ini sudah selayaknya dilakukan agar tidak menjadi bagunan mati. Seperti pemanfaatan kembali pasar seni geopark, dengan mengembangkan pasar yang bebasis budaya, seperti menjual sompernir yang menjadi ciri khas di Kintamani, seperti hiasan yang menyerupai pemandangan Gunung Batur, menjual patung atau kerajinan yang membentuk anjing Kintamani, dan yang lainnya.

Untuk menyempurnakan tempat yang memiliki ikon pariwisata dengan brand Geopark ini, memang menjadi pekerjaan tidak mudah. Akan tetapi, apabila semua elemen mampu berkeja sama dengan baik, manajemen yang rapi, kalaborasi yang manis, dan memilki komitmen tinggi untuk memajukan pariwisata Kintamani, maka semua proses yang telah dikerjakan selama lama ini hanyalah tinggal menunggu waktu untuk memetik hasilnya. Kintamani dengan kalderanya akan “landing” dan akan bersaing dengan daerah daerah lain, yang sudah lebih dulu hebat.

Tentunya wilayah Kaldera tidak akan lagi menjadi tempat persinggahan sementara wisatawan, tidak akan menjadi kecemasan, tetapi akan menjadi tujuan utama wisatawan. Kintamani dengan kalderanya akan kian mendunia, akan memberikan dampak juga bagi kemakmuran rakyat, pendidikan anak-anak yang kian meningkat, serta yang paling penting adalah Kintamani bisa menjadi andalan untuk bersaing di kancah dunia pariwisata. [T]

Tags: BangliBaturGunung Baturkaldera kintamaniKintamaniPariwisata
Previous Post

Melindungi Lahan Pertanian, Menyelamatkan Perekonomian

Next Post

Catatan Ekonomi Akhir Tahun | Rezeki Nomplok Komoditas, Tuntutan Ekonomi Berkeadilan

I Gede Eka Putra Adnyana

I Gede Eka Putra Adnyana

Ceo_Kumunitas Tanpa Laut,Pengajar, Penulis, Pekerja freelance

Next Post
Kawasan Wisata Mandalika, Kawasan “Beyond” Bali

Catatan Ekonomi Akhir Tahun | Rezeki Nomplok Komoditas, Tuntutan Ekonomi Berkeadilan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co