10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mie Pangsit Merta Sari, Legenda Mie dari Kawasan Taman Lila Singaraja

Tobing CrysnanjayabyTobing Crysnanjaya
November 12, 2021
inKhas
Mie Pangsit Merta Sari, Legenda Mie dari Kawasan Taman Lila Singaraja

Ko Tji Kang di depan Rumah Makan Merta Sari

Layaknya kota lain di Bali, Singaraja juga tak luput dari serangan kuliner pop. Hal ini bisa terlihat dari menjamurnya gerai makan kekinian yang tidak hanya fokus dalam menjual makanan, namun juga menjadikannya tempat nongkrong yang mengasyikan bagi selera kaum milenial. Lidah pelanggan tidak hanya dimanjakan dengan cita rasa, namun juga fasilitas perangkat wifi gratis untuk penambah alasan agar mereka betah tinggal berlama-lama dan memesan makanan lagi dan lagi.

Satu di antara olahanan makanan yang ditawarkan adalah mie. Bahkan di Singaraja sendiri ada banyak gerai makanan yang khusus menjual olahan mie kekinian. Untuk urusan selera dan rasa, kini hadir berbagai varian mie dengan keunikan selera pedas yang dibagi menjadi berlevel-level dan bahkan dengan nama-nama yang unik, mie setan misalnya.

Namun tunggu dulu, sebelum mie-mie kekinian ini bermunculan, ternyata di Singaraja terdapat olahan mie yang bisa dianggap legenda kuliner dan masih ada hingga hari ini. Tidak sedikit orang dari luar daerah datang khusus ke Bali Utara untuk menikmati kuliner yang satu ini.

Mau tahu mie apa itu? Jawabannya adalah mie pangsit di Warung atau Rumah Makan Merta Sari. Masakan yang masuk kategori chinese food ini menjadi legenda di Bali Utara. Pangsit sendiri dibuat dari adonan berbahan dasar tepung terigu yang dibentuk sedemikian rupa dengan cincangan daging babi di dalamnya.

***

Beberapa waktu yang lalu, saat jam istirahat kantor, saya memutuskan untuk pergi mencari makan siang. Sedari awal, saya tidak pernah berpikir kalau nantinya saya akan mampir di sebuah tempat makan yang terletak di kawasan Taman Lila itu. Namanya adalah Merta Sari, tepatnya di Jalan A. Yani No. 25 D Taman Lila, Singaraja Bali.

Derap kaki saya melangkah ke tempat makan yang terletak di paling pojok timur Kawasan Taman Lila. Dengan perut yang keroncongan, saya masuk diantara pintu tua yang berwarna biru menuju meja makan yang sangat bersih, mengkilat dan sudah berjejer rapi, lengkap dengan kursi tua. Kursi itu konon sudah ada sebelum sang pengelola lahir.

Tempat ini memang dibiarkan seperti sedia kala, tentu saja untuk merawat kenangan-kenangan lama, sembari berharap tempat ini akan berjaya kembali seperti saat sang kakek mulai merintisnya.

Ko Tji Kang, dialah pengelola tempat makanan ini, bersama adiknya Ko Tji Go. Mereka melanjutkan usaha ini dengan dedikasi yang sangat tinggi, merawat tempat sekaligus merawat resep warisan leluhur. Mereka mengambil alih usaha ini sejak tahun 2006, tepat saat ayah mereka yang bernama Tan Kok Pwee pergi untuk selamanya.

Mie pangsit di Rumah Makan Merta Sari

Ko Tji Kang, pria yang memiliki anak semata wayang ini sangat ramah, dia menghampiri saya untuk memberikan daftar menu mulai dari makanan hingga minuman. Saat itu saya memesan bakwan campur babi, isinya bakwan, mie dan pangsit tentunya dengan baluran kuah kaldu balung babi. Saya memesan dengan sepiring nasi putih ditemani teh hangat.

Saya sangat menikmatinya, secara perlahan saya mengambil kuahnya dengan sendok sembari menyeruputnya. Lalu saya tambahkan sedikit sambal, dan kecap manis Meliwis yang sudah tersedia di meja.

Saya nikmati bagian per bagian mulai dari mie, bakwan, hingga pangsitnya. Benar-benar nikmat dan lezat. Semua tercampur dengan sempurna, dan lidah terasa dimanjakan dengan kenikmatan tiada tara. Tak terasa hidangan telah habis, sementara saya menunggu beberapa saat membiarkan semua makanan tercerna dengan sempurna.

***

Terbersit kemudian keinginan untuk mengobrol lebih jauh dengan Ko Tji Kang, sembari mengulik lebih jauh cerita di balik tempat makan ini. Oleh Ko Tji Kang saya dipersilahkan untuk pindah tempat duduk dan dia membuatkan kopi Bali untuk bisa kami nikmati bersama.

Tak diketahui pasti oleh Ko Tji Kang, kapan rumah makan Merta Sari didirikan oleh almarhum sang kakek, Tan Thian Tjhoei. Hanya saja dia memperkirakan kalau rumah makan ini sudah ada sebelum ayahnya, alm. Tan Kok Pwee, lahir di tahun 1946. Jadi, bisa dikira-kira bahwa usia dari rumah makan ini sudah sekitar 75 tahun lebih.

Saya baru tahu ternyata menu makanan yang menjadi andalan di tempat ini adalah mie pangsit. Sayang sekali saya mengetahuinya setelah saya menikmati bakwan campur babinya. Tapi saya berjanji, beberapa hari lagi saya akan datang lagi kesana untuk mencicipi mie pangsit pavorit di tempat ini bersama keluarga sambil merayakan hari ulang tahun istri.

Jangan diragukan lagi, soal resep, hingga saat ini Ko Tji Kang dan adiknya sangat serius, detail dan teliti soal rasa, kualitas bahan dan cara pengerjaan. Mereka memastikan bahan yang digunakan dalam kualitas yang sangat segar, tidak boleh ada bahan makanan yang basi dan semua dibuat seperlunya.

Bagi mereka, kualitas adalah segalanya, dan itu yang menjadi keyakinan mereka untuk menjaga kesetiaan dari pelanggan yang sudah berpuluh-puluh tahun mempercayakan seleranya pada tempat makan ini. Kulit pangsit, mie dan juga bakwan mereka buat sendiri, bahkan Ko Tji Kang menyampaikan pada saya bahwa alat yang digunakan untuk membuat bahan makanan ini masih menggunakan alat tradisonal warisan kakeknya.

Ko Tji Kang menambahkan bahwa kegemarannya terhadap keterampilan memasak sudah terpatri sejak dia masih kecil, dia sangat senang membantu ayahnya dalam menyiapkan menu yang dipesan oleh pelanggan mereka kala itu.

Bagi Ko Tji Kang, memasak itu adalah seni menikmati proses, tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan dengan instan dan semua itu mesti harus disajikan dengan mengikuti kata hati, romantis dan spiritual sekali bukan?

***

Beberapa hari setelah kunjungan pertama, akhirnya tepat saat perayaan hari ulang tahun istri, tanggal 07 Nopember 2021 saya menepati janji untuk mampir kembali menikmati makan malam di tempat ini. Saya dijamu oleh Ko Tji Go. Saya memutuskan untuk memesan mie pangsit, sementara istri memesan kolobak bersama nasi putih.

Saya menyampaikan kepada istri perihal sejarah perjalanan rumah makan ini, istri sangat terheran-heran karena sudah puluhan tahun lamanya usaha ini bisa terus bertahan walau ditengah himpitan selera pasar yang kian berkembang. Mereka tetap konsisten dengan nilai-nilai yang mereka peroleh dari leluhurnya, dan menolak menyerah untuk urusan kualitas.

Setelah beberapa lama, Ko Tji Go datang dengan menu yang sudah kami pesan. Kami menikmati hidangan yang ada, istri menikmati kolobak dengan nasinya, sementara saya menikmati mie pangsit dengan menyeruput kuah mie pangsitnya telebih dahulu. Rasa kuahnya tidak terlalu sepek seperti masakan Bali pada umumnya. Rasanya sangat lembut.

Tetapi soal rasa tetap diserahkan kepada penikmat. Kalau mau pedas, tinggal tambah sambal, kalau mau manis tambah kecap manis, begitu juga dengan asin. Kemerdekaan rasa diserahkan kepada kita. Semangkuk mie pangsit ini dijual dengan harga Rp. 18.000.

Lantas saya menikmati mienya secara pelahan, rasanya sangat datar, akan lebih berasa jika dinikmati bersama dengan kuahnya. Rasa pangsit juga seperti itu, lembut dan teksturnya sangat halus, kecuali kita mengigit bagian dari daging isi dari pangsitnya, sangat gurih.

Ada hal yang menarik yang mesti saya ceritakan, bahwa masakan di tempat ini menggunakan perasa alami yang langsung dibuat dari olahan sari tebu, jadi sangat aman bagi kesehatan. Sekadar informasi tambahan, tempat ini buka setiap hari, mulai jam 9 pagi hingga 9 malam (kecuali hari raya Chinese). [T]

Tags: bulelengkulinerkuliner legendarisSingarajaTionghoa
Previous Post

“Run To Care” Bersama 900 Pelari, Tempuh 150 KM, Bangkitkan Semangat Ribuan Anak SOS Children’s Villages Indonesia

Next Post

Puisi-puisi I Made Suantha | Silaturrahmi Kupukupu

Tobing Crysnanjaya

Tobing Crysnanjaya

Pegawai, petani, bapak rumah tangga. Kini sedang mengikuti kelas Creative Writing di Mahima Institute Indonesia

Next Post
Puisi-puisi I Made Suantha | Silaturrahmi Kupukupu

Puisi-puisi I Made Suantha | Silaturrahmi Kupukupu

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co