Setiap pengumuman hadiah Nobel oleh komite Nobel dari Stocklom Swedia, banyak pihak menyimak dan mengikutinya, terutama kalangan media, pengamat dan kalangan intelektual. Untuk mengetahui sosok penerimanya: karakter profesi dan rekam jejak prestasinya.
Untuk pemenang hadiah Nobel Perdamaian tahun 2021 ini, merupakan surprise diberikan kepada dua jurnalis: Maria Ressa dari Filipina dan Dimitri Muratov dari Rusia. Maria Ressa jurnalis cum pimpinan dari Rappler, situs berita ternama Filipina. Dimitri Muratov, jurnalis cum pemimpin redaksi koran investigasi Novaya Gazeta. Majalah mingguan Tempo dalam edisi 18 – 24 Oktober 2021 mengulas kedua sosok jurnalis pemenang hadiah Nobel Perdamaian ini.
Kalau disimak karakter, pilihan profesi dan rekam jejak kedua jurnalis ini, yang dinilai oleh Panitia Nobel berjasa dan memberikan inspirasi dalam perjuangan kebebasan berpendapat, ada sejumlah hal yang dapat dijadikan rujukan, inspirasi belajar kehidupan dari kedua tokoh jurnalis ini.
Pertama, karakter kuat, dalam melakukan pilihan profesi, berani menanggung risikonya at all cost. Resiko termasuk tim kerjanya terbunuh dalam menjalankan profesinya. Dalam wawancaranya dengan majalah Tempo, Ressa mengatakan: ” Saya pikir perbedaan dengan jurnalis sekarang adalah Anda membawa pulang ancaman itu Anda pergi tidur , melihat telpon sekuler, Anda bisa diserang. Anda bangun, melihat telpon, dan Anda bisa diserang. Pertempuran terjadi dalam pikiran karena Anda dapat menyerapnya. Anda harus berhati-hati dengan kesehatan mental” .
Kedua, pilihan profesi dengan kecintaan yang luar biasa, greatly passion, dengan idealisme tinggi dalam berhadapan dengan ” tembok ” kekuasaan yang bercirikan korup, menghalalkan semua cara dan sewenang-wenang. Ketiga, idealisme perjuangan dengan empati. Seperti ucapan Dimitri Muratov yang dimuat dalam Majalah Tempo: ” Saya tidak layak menerima ini. Ini untuk Novaya Gazeta. Ini untuk mereka yang meninggal karena membela hak masyarakat terhadap kebebasan berbicara “.
Sebagaimana dikatakan oleh Komite Nobel, diberitakan majalah Tempo: ” jurnalisme bebas, independen dan berdasarkan fakta berfungsi melindungi masyarakat dari penyalahgunaan kekuasaan, kebohongan dan perang propaganda. Komite menilai hak-hak itu merupakan persyaratan penting bagi demokrasi dan perlindungan dari perang dan konflik “.
Menyimak perjuangan kedua jurnalis pemegang hadiah Nobel ini, perjuangan kebebasan berpendapat yang merupakan persyaratan dasar bagi demokrasi yang sehat, bukanlah perkara mudah, memerlukan.perjuangan tanpa mengenal: lelah dan takut bagi semua warga yang mencintai demokrasi. [T]