Pernahkah terpikirkan oleh kita saat ini kalau 9 tahun lagi kita sudah memasuki bonus demografi? Sesuai Siaran Pers Bappenas bahwa pada tahun 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan, termasuk kaitannya dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.
Data kependudukan Kabupaten Buleleng tahun 2016 menunjukkan jumlah penduduk Buleleng tercatat sebanyak 807.884 jiwa yang terdiri dari 404.870 laki-laki dan 403.014 perempuan. Dari jumlah tersebut, usia penduduk Buleleng yang akan memasuki masa bonus demografi dapat diperkirakan sekitar 64%. Jika usia penduduk Buleleng di tahun 2016 berusia 0 – 4 tahun maka saat di tahun 2030 akan memasuki usia kisaran 15 tahun atau di tahun 2045 akan berusia 30 tahun, begitu seterusnya. Maka dari itu, jika Buleleng ingin dapat memenangkan bonus demografi di masa “Kejayaan Indonesia” (sebuah optimisme untuk 100 Tahun Indonesia Merdeka), sudah terbayang apa yang harus dan akan dilakukan untuk generasi Buleleng yang ada saat ini.
Saat ini bonus demografi menjadi isu strategis yang dibahas diberbagai negara. Ada negara yang kehilangan kesempatan meraih bonus demografinya akibat ketidaksiapan memasuki masa dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Untuk meraih bonus demografi di masa yang akan datang diperlukan strategi mengawal generasi muda agar tidak kehilangan kesempatan menikmati masa kesejahteraan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi fenomena bonus demografitidaklah mudah. Menurutnya, proporsi populasi anak muda yang besar dalam populasi masyarakat Indonesia bisa menjadi tonik sekaligus toksik.
Jika melirik visi pembangunan Buleleng 2017-2022 yang merupakan kelanjutan dari visi pembangunan dari 2012-2017, yaitu “Terwujudnya Masyarakat Buleleng Yang Mandiri, Sejahtera, dan Berdaya Saing Berlandaskan Tri Hita Karana,” khususnya pada misi ketiga, yaitu “Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Profesional, Berbudaya dan Berintegritas” merupakanupaya membangun pondasi yang kokoh untuk kemajuan Buleleng ke depan. Untuk dapat memenangkan bonus demografi, penduduk Buleleng harus memiliki daya saing yang baik, dan harus mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia-nya. Jika kita cermati kembali data kependudukan di atas maka, saat inilah merupakan masa mengawal generasi Buleleng untuk yang mewujudkan Generasi Juara “Champion Generation” di masa Bonus Demografi.
Sebuah konsep pembangunan kepemudaan yang nantinya dapat dijadikan strategi atau resep menjadikan pemuda Buleleng Generasi Juara untuk memenangkan Bonus Demografi adalah “Yuwana ASRI.” Istilah ini diambil dari nama sebuah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kelurahan Banyuasi, Buleleng. Nama ini ditata dan dimaknai sebagai perpaduan kata Yuwana yang berarti Muda atau Pemuda dan Asri yang artinya Indah atau sedap dipandang mata. Selanjutnya kata Asri dibuat akronim “ASRI” yang diambil dari istilah bahasa Inggris Active, Smart, Responsible, Independent yang berarti Aktif, Cerdas, Bertanggungjawab/Berkarakter, Mandiri. Jadi Yuwana ASRI dapat diartikan sebagai Pemuda yang Aktif, Cerdas, Bertanggung Jawab dan Mandiri.
Yuwana ASRI Strategi Pembangunan Kepemudaan
Upaya mengawal pembangunan kepemudaan menjadi hal penting untuk dilakukan. Lalu, siapakah pemuda itu? Sesuai UU 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Mereka adalah generasi kita yang mulai berusia saat sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah atas atau sederajat. Mereka juga yang sudah berkeluarga namun usianya belum mencapai 30 tahun.
Yuwana ASRI sebagai strategi pendekatan pembangunan kepemudaan di Kabupaten Buleleng nantinya dapat lebih mudah dikenal, diingat dan diimplementasikan. Yuwana ASRI diperkenalkan sebagai strategi pembangunan kepemudaan di Kabupaten Buleleng, dengan harapan generasi muda Buleleng memiliki arah yang jelas dalam masa mudanya, yaitu Yuwana ASRI, Pemuda yang Active, Smart, Responsible, Independent.
Pemuda Active adalah generasi muda yang aktif. Mereka mendapatkan penyadaran dalam artian lebih awal sadar bahwa dirinya saat ini adalah pemuda, yaitu warga negara yang sudah berusia 16 tahun. Mereka akan diarahkan aktif untuk mengikuti berbagai kegiatan organisasi kepemudaan baik di sekolah maupun di masyarakat.
Pemuda yang Smart adalah generasi muda yang cerdas. Dari aktif mengikuti berbagai kegiatan konstruktif tentunya mereka akan semakin cerdas akibat pengalaman-pengalam yang diperoleh melalui organisasi atau komunitas yang diikuti. Mereka akan dapat belajar dari senior-senior dan mentor-mentor dalam organisasi atau komunitasnya. Naluri kepemudaan mereka akan terasah untuk menentukan mana yang baik untuk diikuti dan mana yang kurang baik.
Pemuda yang Responsible adalah generasi muda yang bertanggung jawab. Mereka dapat aktif mengikuti berbagai aktivitas dan cerdas dalam melangkah, namun mereka harus dapat bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat. Mereka disadarkan akan apa akan yang dilakukan tidak merugikan orang lain dan diri sendiri. Tanggung jawab di sini berarti lebih pada sisi pembangunan karakter.
Pemuda yang Independent adalah generasi muda yang mandiri. Dengan berbekal tiga sikap tersebut, yaitu aktif, cerdas dan bertanggung jawab maka pemuda akan menjadi pemuda yang mandiri. Mereka akan matang secara emosional dan mewarisi semangat-semangat patriotik para pemimpin terdahulu yang mampu mengantarkan kemerdekaan bangsa ini di usia muda.
Implementasi Yuwana ASRI Menuju Generasi Juara Menangkan Bonus Demografi
Implementasi strategi Yuwana ASRI dapat dilakukan menetapkan Yuwana ASRI sebagai strategi pendekatan pembangunan kepemudaan di Kabupaten Buleleng. Dengan demikian terjadi sosialisasi masif dari sisi kesepahaman akan pentingnya mengawal generasi muda Buleleng menjadikan Generasi Juara dan memenangkan Bonus Demografi. Hal ini tidak merubah konsep pembangunan Kabupaten Buleleng yang seudah berjalan, justru hal ini akan mempermudah dan memperkuat rencana pembangunan daerah khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Yuwana ASRI dapat ditetapkan sebagai target pembangunan kepemudaan jangka menengah dan jangka panjang dalam pembangunan daerah. Dalam hal mengawal pencapaian bonus demografi dapat ditetapkan target jangka menengah yaitu 100 Tahun Hari Sumpah Pemuda (100 HSP) pada tahun 2028, dan jangka panjang 100 Tahun Indonesia Merdeka (100 INA) pada tahun 2045 yang mampu mengantarkan pemuda Buleleng mencapai sukses di usia muda, yaitu sebelum usia 30 tahun (SB 30). Secara sederhana dapat dilihat dalam Recognation of Success and Chalange dari Implementasi Yuwana ASRI dapat dilihat dalam ilustrasi berikut:
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Yuwana ASRI dapat digunakan sebagai strategi pembangunan kepemudaan daerah dalam mewujudkan Generasi Juara Memenangkan Bonus Demografi yang mudah dikenal, dipahami dan dilaksanakan. Implementasi Yuwana ASRI dalam pembangunan untuk menuju Generasi Juara Memenangkan Bonus Demografi dapat dilaksanakan dengan penetapan Yuwana ASRI sebagai arah kebijakan strategi pendekatan pembangunan kepemudaan.
Dari penetapan tersebut nantinya maka pembangunan pelayanan kepemudaan dalam mengawal pencapaian bonus demografi akan dapat diwujudkan melalui koordinasi lintas sektoral. Pemerintah Daerah nantinya memiliki arah kebijakan pembangunan pelayanan kepemudaan secara lebih jelas, terukur dan terintegrasi dalam memaksimalkan potensi sumber daya manusia di daerahnya dalam meraih bonus demografi.
Di sisi lain masyarakat akan mendapatkan pemahaman secara lebih awal terkait arah kebijakan pembangunan kepemudaan di daerah. Sehingga tumbuh kesadaran untuk turut serta mengawal arah kebijakan serta dapat berpartisipasi aktif dalam mengawal pembangunan daerah memenangkan bonus demografi.
Sementara bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) akan memiliki referensi dalam berkinerja lebih baik dalam menyusun perencanaan kebijakan maupun rencana realisasi program kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan demikian strategi pendekatan Yuwana ASRI yaitu Pemuda Active, Smart, Responsible, Independent sebagai pendekatan pembangunan pelayanan kepemudaan dapat diimplementasikan untuk mengawal generasi muda Buleleng dalam meraih Bonus Demografi saat 100 Tahun Indonesia Merdeka, yaitu tahun 2045.
Selamat Hari Sumpah Pemuda ke 93 Tahun 2021.