12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ibudaya Festival | Warna Hidup Tini Wahyuni, Dari Trauma Hingga Asik Mengempu Diri

Ibudaya FestivalbyIbudaya Festival
October 18, 2021
inKhas
Ibudaya Festival | Warna Hidup Tini Wahyuni, Dari Trauma Hingga Asik Mengempu Diri

Tono Wahyuni | Foto-foto: Dok Ibudaya Festival

“Mbok Tini, nama lengkapnya siapa  dan lahirnya kapan nggih ?” tanya saya.

“Nyoman Tini Wahyuni, tiang lahir 21 April 1965, makanya nama tiang isi Tini-nya, dari Kartini” jawabnya

“Gelar dokternya saya isi, dados ?”

“Tiang lahir kan tidak ada gelar,” ujar Mbok Tini sambil tertawa.

Kami tertawa renyah berbarengan, dua atau tiga kali percakapan dihiasi dengung sepeda motor yang lewat di sepanjang jalan Danau Poso, Semawang, Sanur. Sebagai catatan tulisan ini merupakan hasil ngobrolan santai melalui telepon whatshapp, saya di Sanur – Denpasar dan Mbok Tini di Buleleng.

Nyoman Tini Wahyuni, saya akrab memanggilnya Mbok Tini. Perjumpaan saya pertama dengan Mbok Tini, saat merancang pementasan keliling Kantor Teater (Jakarta) – Edisi Bali. Waktu itu kami akan pentas di Rumah Berdaya, rumah teduh bagi kawan-kawan skizofrenia di Denpasar. Mbok Tini dengan paras teduh, berbaju putih, dan rambut pendek – di sisir rapi, begitu tenggelam dalam sesapan rokoknya, sembari memandang sejumlah kawan skizofrenia yang sedang beraktifitas.

Perjumpaan saya kedua di kediamannya di Jalan Ngurah Rai- Buleleng. Rumah tua peninggalan orang tuanya yang sarat bernuansa arsitektur Belanda. Saat memasuki lorong rumah itu saya terkesima dengan atmosfer kesunyiannya, tenang dan sepi. Padahal saya baru saja melakukan perjalanan dari Denpasar ke Singaraja, kok tiba-tiba senyap kepala saya.

“Saya lahir di rumah ini, sampai sekarang tetap bertumbuh di sini, dinding rumah menyimpan banyak cerita keluarga, untuk itu saya tidak pernah merenovasinya secara menyeluruh,” ujarnya

Tini Wahyuni melukis

Di rumah itulah setiap kenangannya tersimpan rapi, di antara celah dindingnya, di silang terali jendelanya, di ubin-ubin tua yang kerak oleh waktu. Setiap cerita terakumulasi dengan baik, yang Mbok Tini paling ingat ialah kenangan bersama ibunya.

Ia sangat bersyukur mendapat didikan keras dari ibu. Ibunya merupakan sisa-sisa didikan era kolonial. Mbok Tini hampir selama 5 tahun, dari SMP hingga SMA, setiap hari sabtu harus ke Denpasar untuk kursus piano.  Waktu  itu ia merasa tertekan, karena baginya lebih asik bermain bersama teman-teman dibanding harus ke Denpasar hanya untuk kursus.

“Tapi ketika saya menoleh ke belakang, di usia saya yang agak nyerendeng kauh ini. Saya merasa bersyukur, kalau tidak digituin dulu sama ibu, saya nggak mungkin bisa bermain piano sekarang,” ujarnya mengenang.

Tini Wahyuni memainkan gamelan gender

Mbok Tini ialah seorang dokter, pelukis, pemain piano, pemain gender dan praktisi meditasi. Dalam kesejarahan hidupnya banyak hambatan yang terjadi, ia digempur oleh hidup tanpa berkesudahan, setamat kuliah, hingga menikah, berpisah dengan anak, dan akhirnya kenangan-kenangan itu tumpang tindih di dalam pikiran,  menjadi semacam monster yang ingin menggerogoti dirinya.

Perlahan monster tersebut, dijinakkan melalui kegiatan meditasi, melukis, bermain piano dan bermain gender.

“Saya harus bilang perjalanan hidup saya nggak mulus, saat terguncang itu saya mulai bertanya pada diri sendiri, pencaharian  saya ke dalam diri, lewat meditasi, nggak aneh – aneh kok, saya bertanya untuk apa saya lahir, untuk apa saya di dunia, kenapa hidup saya begini,” tegas Mbok Tini.

Satu trauma yang ia ceritakan secara mendetail ialah saat dirinya menjadi korban hidup dalam peristiwa bom Bali tahun 2005, di Raja’s Cafe Kuta. Peristiwa tersebut memberikan trauma mendalam yang sulit disingkirkan. Pasca kejadian ia takut melihat keramaian, ia takut mendengar sirine, ia gemetar medengar suara dentuman. Hingga akhirnya ia berfikir untuk melukis, untuk menuangkan segala kecemasannya tanpa kata-kata. Baginya melukis untuk terapi tidak ada salah dan benar, namun sebuah kenikmatan – keasyikan dalam mengempu diri.

Masih terkait lukisan, Mbok Tini melukis untuk dirinya sendiri, sebelum melukis ia biasanya melakukan meditasi terlebih dahulu. Hasil meditasi itu ia tuangkan secara perlahan di bidang canvas. Mungkin jika dilihat sepintas, lukisannya hanya berupa puasan silang tak berarah, namun itu merupakan cerminan gejolak batin yang dialami oleh Mbok Tini. Baginya hukum normal orang hidup ada luka, ada kecewa, ada senang, ada derita, semuanya adalah rabuk untuk menemukan diri paling sunyi dan paling damai.

Alhasil meditasi dan melukis dapat mengikis sedikit demi sedikit trauma yang ia alami. Hingga sekarang ia masih melakukannya kemudian diselingi bermain piano dan gender.

Kemudian dari perjalanan dan pengalaman hidup itu, Mbok Tini mendapat satu kesimpulan, semesta maha luas dalam ketidak berbatasannya tersebut semesta juga maha adil dan maha tahu atas apa yang kita butuhkan. Untuk menemukan itu satu caranya melalui jalan spiritual, spritual yang ia maksudkan ialah bertemu kepada diri sendiri, itu merupakan hubungan yang paling dekat dengan Tuhan.

“Saya tahu bahwa banyak hal yang saya tidak tahu, maka dari itu hidup menuntun kita untuk mengerjakan sesuatu yang kita yakini baik,” pungkasnya

Tini Wahyuni melukis di rumahnya

Di Ibudaya Festival, Mbok Tini mendapat kesempatan untuk bermain piano, ia memainkan lagu Ibu karya Ayu Laksmi. Ia menerangkan ketika memainkan ibu, ia teringat ibunya yang telah mengajarkan banyak hal. Kenangan-kenangan itu silih berganti datang dan padam, seperti  film tua berwarna hitam putih, usang dan hampa. Di ruang kehampaan itulah Mbok Tini suka menyendiri, menemukan dirinya paling utuh, tanpa berusaha untuk menjadi orang lain.

Selain bermain piano ia juga memainkan tabuh Gender bertajuk Lagu Candi Rebah yang ia pelajari dari kanal youtube serta fragmen melukis dengan judul Introvert Hangover.

Hari menjelang sore percakapan kami sudahi, saya beranjak pulang ke Denpasar. Jalan Danau Poso dulunya ramai, sekarang sepi karena pandemi,  ini mungkin yang dikatakan Mbok Tini, belajar dari diri untuk menemukan kehampaan. Dari hampa ini kita bisa belajar menerima kesalahan terdahulu.[T]

  • Penulis: Jong Santiasa Putra

___________

  • Ibudaya Festival adalah festival perempuan dengan mengusung tema Mula Ka Mula. Menghayati nilai luhur kearifan lokal melalui cinta kasih sang Ibu, untuk itu pulanglah ke rumah bertemu Ibu, untuk menanam diri dengan kebaikan, agar tumbuh kebajikan demi keselarasan alam semesta.
  • Ibudaya festival persembahan Dadisiki Bali yang digagas Ayu Laksmi Kegiatan ini dilaksanakan oleh Antida Music Production didukung oleh Bali Wariga. Singaraja, Kabupaten Buleleng akan menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan perdana Ibudaya Festival 2021.
  • Puncak Ibudaya Festival 2021 akan tayang di kanal Youtube “Ibudaya Festival” & “Kemenparekraf” pada 24 Oktober 2021 pukul 16.30 WITA

BACA JUGA

Ibudaya Festival, Merawat Negeri dari Bali Utara

Ibudaya Festival, Merawat Negeri dari Bali Utara

Ibudaya Festival | Tubuh yang Tegang, Marwah Jasmine Okubo

Ibudaya Festival | Tubuh yang Tegang, Marwah Jasmine Okubo

__________

Tags: baliIbudaya Festivalkebudayaan
Previous Post

Recovery Pariwisata Pasca Pandemi: Belajar dari Kritik Pemulihan Pariwisata Pasca Bom Bali

Next Post

Tirtour Yatour Edisi Bangli | Bukan Hanya Sekadar Gigs Gradag-Grudug

Ibudaya Festival

Ibudaya Festival

Ibudaya merupakan festival perempuan yang digagas Ayu Laksmi melalui Bali Wariga. Ibudaya Festival 2021 mengangkat tema Mula ka Mula yang akan dilaksanakan secara virtual di sebuah rumah kolonial di Buleleng.

Next Post
Tirtour Yatour Edisi Bangli | Bukan Hanya Sekadar Gigs Gradag-Grudug

Tirtour Yatour Edisi Bangli | Bukan Hanya Sekadar Gigs Gradag-Grudug

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co