5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

I Bintang Lara Mem-vandal Tembok Puri

I Putu SupartikabyI Putu Supartika
September 8, 2021
inEsai
I Bintang Lara Mem-vandal Tembok Puri

Foto ilustrasi: Ole

I Bintang Lara adalah sosok yang pemberani dan jantan. Ia berani mem-vandal alias mencorat-coret tembok puri miliki Ida Anak Agung sekaligus mengakui perbuatannya sendiri di depan Ida Anak Agung tanpa takut dihukum. Tapi sayang ini bukan kisah nyata, hanya sebuah satua Bali atau dongeng. Seandainya ini kisah nyata dan terjadi hari ini, tentu I Bintang Lara akan menjadi sosok yang viral di media sosial.

Sosok I Bintang Lara merupakan tokoh dalam satua Bali yang berjudul sama dengan nama tokohnya. Satua ini bisa dibaca dalam buku Kembang Rampe Kasusatraan Bali Purwa yang dihimpun I Gusti Ngurah Bagus bersama I Ketut Ginarsa dan diterbitkan Balai Bahasa Provinsi Bali tahun 2013.

Dikisahkan jika I Bintang Lara merupakan anak dari Men Bekung yang lahir dengan cara yang tidak masuk akal. Konon, Men Bekung bersama Pan Bekung pergi ke tengah hutan untuk mencari kayu bakar. Karena rasa hausnya yang tak tertahankan, Men Bekung mencari air dan menemukan batok kelapa yang berisi air hujan. Tanpa pikir panjang, air itu pun diminum.

Tiba-tiba saja, setelah meminum air itu, secara ajaib Men Bekung menjadi hamil. Entah bagaimana caranya air di batok kelapa bisa membuat seorang perempuan yang selama ini tak bisa hamil tiba-tiba hamil. Jikapun di air itu tercampur sperma manusia, burung, atau hewan hutan, tentu secara ilmu reproduksi kejadian sangat sulit untuk dijelaskan. Dan dari perut Men Bekung lahirlah seorang anak yang diberi nama I Bintang Lara.

Setelah remaja, dikisahkan I Bintang Lara berjalan-jalan di luar tembok puri, dan kebetulan sudah sejak lama permaisuri dari Ida Anak Agung sakit keras tanpa ada yang bisa mengobatinya. Entah karena iseng, atau karena mendapat pawisik dari Ida Sang Hyang Suwung, I Bintang Lara mencoret tembok puri itu. Isi coretan itu seperti ini: sajawining gagak petak ané anggona nambanin rabin Ida Anaké Agung tusing ja lakar kénak, yén gagak petak anggona nambanin janten kénak! Kurang lebih tulisan itu memiliki arti: selain gagak putih yang digunakan untuk mengobati permaisuri Ida Anak Agung tidak akan sembuh, jika gagak putih yang digunakan untuk mengobati pasti sembuh!

Tentu saja ulah I Bintang Lara membuat Ida Anak Agung berang dan meminta kepada parekan-nya untuk membawanya menghadap ke istana. Dengan jantan, I Bintang Lara datang ke istana meskipun dirinya merasa tak memiliki kesalahan kepada Ida Anak Agung. Dan bahkan saat diinterogasi, ia mengaku bahwa dirinyalah yang membuat tulisan di tembok puri tanpa sebuah alibi untuk mencari pembenaran.

Ida Anak Agung pun memberi hukuman pada I Bintang Lara, dimana ia diminta mencari burung gagak putih yang dimaksud. Jika ia tak berhasil mendapat gagak putih yang konon bisa menyembuhkan permaisuri itu maka ia akan dibunuh. Sebuah tugas yang sangat berat karena selama ini kita tahu bahwa yang namanya gagak umumnya berwarna hitam dan jikapun ada itu adalah gagak albino yang sulit ditemukan.

Tentu saja bukan satua Bali namanya jika I Bintang Lara gagal dalam menjalankan tugas dan nyawanya berakhir di ujung pedang Ida Anak Agung. Karena sesuai cerita, pada akhirnya ia berhasil mendapatkan gagak putih itu dan bahkan ia diangkat menjadi raja setelah Ida Anak Agung mangkat.

Hari ini, mungkin apa yang dilakukan oleh I Bintang Lara oleh beberapa orang dianggap sebagai mural, grafiti atau yang lainnya. Namun ada juga yang akan memberi cap sebagai aksi vandalisme. Apalagi sampai berani mencorat-coret tembok puri atau istana kerajaan. Dan seandainya I Bintang Lara hidup hari ini, bisa saja ia tidak mencoret tembok puri lagi, bisa saja ia mencoret tembok Kantor Desa/Lurah, Kantor Camat, Kantor Bupati atau bahkan Kantor Gubernur dan sangat mustahil bisa mencoret tembok Istana Presiden.

Dan dengan adanya CCTV di sana sini, aksinya pasti akan mudah dilacak, apalagi dalam cerita dikisahkan dengan polosnya ia mencoret tembok puri tanpa menggunakan cadar, atau melakukannya saat dini hari ketika penghuni puri terlelap, melainkan saat siang hari dan dilihat oleh parekan Ida Anak Agung. Mungkin saja I Bintang Lara akan viral di media sosial berkat rekaman CCTV itu yang kemudian disambut dengan berbagai macam komentar yang pro maupun kontra. Atau mungkin dari aksinya itu kemudian akan lahir sebuah perlombaan membuat grafiti atau mural di tembok kantor pemerintah.

Karena mudahnya menemukan wajah I Bintang Lara lewat rekaman CCTV itu, setidaknya ia akan didatangi oleh aparat lalu digelandang ke kantor dan diminta berdiri di depan logo kantor itu, dan dengan latar belakang logo kantor, di depan kamera ia diminta membuat sebuah klarifikasi disertai permintaan maaf dan juga rasa penyesalan dengan wajah tak bersemangat, sedikit menunduk, kedua tangan berada di perut sambil memainkan ibu jari atau kuku, serta meminta orang lain tak menirukan aksinya. Atau bisa juga I Bintang Lara diseret ke pengadilan dan dikenai sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring) dengan dasar Perda Ketertiban Umum dan setidaknya ia tidak diberikan hukuman berupa tugas berat yang disertai ancaman akan dihukum mati jika gagal menunaikan tugas itu.

Sayangnya I Bintang Lara tak hidup pada jaman dulu maupun jaman sekarang, karena ia hanya hidup di negeri dongeng tanpa sekat jaman. Sehingga ia tak merasakan bagaimana rasanya menjadi viral di media sosial, atau merasa degdegan di depan hakim menunggu putusan denda saat sidang Tipiring.

Atau mungkin saja tanpa kita sadari, I Bintang Lara sudah lahir ke dunia dan menjadi inisiator grafiti yang viral belakangan ini. Pastinya tak ada yang tahu jika dini hari, saat orang-orang tengah menggulung tubuhnya dengan selimut, I Bintang Lara mendatangi tembok kosong di pinggir jalan dan menulis: Tuhan Aku Lapar atau Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan. [T]

Catatan: Bagi yang ingin membaca cerita utuh I Bintang Lara, bisa dibaca di Majalah Suara Saking Bali edisi 59 yang akan terbit pertengahan September 2021 ini.

Tags: baliCerpenPendidikansastraSeni Rupa
Previous Post

Kapankah Wabah Covid-19 Akan Berakhir?

Next Post

Tutur Bumi di Rumah Intaran | Seni, Wastra, dan Siklus Kehidupan

I Putu Supartika

I Putu Supartika

Pengamat cewek teman dan peternak sapi ulung yang tidak bisa menyabit rumput. Belakangan nyambi menulis cerpen

Next Post
Tutur Bumi di Rumah Intaran | Seni, Wastra, dan Siklus Kehidupan

Tutur Bumi di Rumah Intaran | Seni, Wastra, dan Siklus Kehidupan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co