2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Penanganan Pandemi Covid-19: Pelajaran Dari Masa Lalu Untuk Buleleng dan Bali

Made MeterabyMade Metera
August 18, 2021
inOpini
Penanganan Pandemi Covid-19: Pelajaran Dari Masa Lalu Untuk Buleleng dan Bali

Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

Pandemi Covid-19 yang dimulai di Wuhan, Tiongkok tahun 2019 telah melanda seluruh dunia dan diumumkan secara resmi sudah masuk ke Indonesia sekitar Maret 2020. Di Indonesia Covid-19 tidak saja menyebabkan banyak orang terpapar penyakit itu, tetapi juga menyebabkan korban jiwa dan memorak-porandakan ekonomi sampai ke daerah.

Pandemi Covid-19 di Bali telah menghentikan kegiatan pariwisata menyebabkan ekonomi Bali, yang berbasis pariwisata, pertumbuhannya minus 9,31% pada tahun 2020. Ekonomi Buleleng, yang tidak terlalu bertumpu pada pariwisata, tetapi berbasis pertanian, pertumbhannya minus 5,76% pada tahun 2020, masih lebih baik dari pertumbuhan ekonomi Bali.

Memasuki tahun 2021, ada optimisme Pandemi Covid-19 akan mereda. Namun, kondisi Pandemi Covid-19 berfluktuasi secara dinamis. Juni 2021 mulai ada Covid Varian Delta yang lebih ganas penularannya, sehingga Pemerintah Indonesia menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat mulai tanggal 3-20 Juli 2021 untuk Jawa dan Bali, kemudian dilanjutkan lagi dengan PPKM level 4 dimulai 21 Juli sampai tanggal 2 Agustus 2021. PPKM darurat dan level 4 yang bertujuan meredam penularan Covid yang mengganas tentu tidak terhindarkan mempersempit ruang gerak kegiatan ekonomi masyarakat. Dibutuhkan kebijakan penanganan Pandemi Covid-19 yang seimbang antara penanganan aspek kesehatan dan aspek ekonomi masyarakat.

Keseimbangan Aspek Kesehatan dan Aspek Ekonomi

Penanganan Pandemi Covid-19 telah menggunakan ilmu pengetahuan mutakhir dan tenaga ahli di Barat maupun di Timur. Namun, tampaknya belum mencapai hasil yang diharapkan. Tentu  terus diperlukan riset dan tenaga ahli dengan keahlian mutakhir untuk penanganan pandemi tersebut, tetapi juga perlu belajar dari masa lalu penanganan pandemi dan penanganan krisis ekonomi yang ditimbulkannya. 

Orang yang belajar sejarah tahu bahwa sejarah memiliki tiga dimensi, masa lalu masa kini, dan masa depan. Dari sejarah kita bisa belajar dari masa lalu untuk bertindak di masa kini dalam rangka mencapai masa depan. Penanganan Pandemi Covi-19 secara seimbang antara aspek kesehatan dan  aspek ekonomi nampaknya bisa belajar dari sejumlah peristiwa masa lampau.

Flu Spanyol

Flu Spanyol terjadi seabad yang lalu tahun 1918-1920. Flu yang melanda dunia itu diperkirakan menyebabkan korban meninggal di seluruh dunia mencapai 50 juta orang dalam dua tahun antara tahun 1918 dan 1920. Korban meninggal akibat flu Spanyol dipercaya lebih banyak dari korban meninggal akibat Perang Dunia I. Banyaknya korban meninggal akibat flu Spanyol disebabkan oleh keterbatasan ilmu kedokteran saat itu dibandingkan kemajuan ilmu kedokteran saat ini.

Para dokter saat itu tahu penyebab flu Spanyol adalah mikkroorganisme dan penyakit itu bisa ditransmisikan antar manusia, tetapi mereka tidak mengetahui penyebab flu Spanyol adalah virus yang mereka ketahui penyebabnya adalah bakteri. Pada saat itu pengobatan juga terbatas. Antibiotik, penicillin baru ditemukan pada tahun 1928 oleh Aleander Fleming, dan vaksin flu baru beredar untuk umum pada tahun 1940-an.

Peristiwa flu Spanyol hampir terlupakan disebabkan oleh pemberitaannya saat itu lebih banyak disensor karena politik Perang Dunia I. Enncyclopedia Britannica pada ulasan tentang “tahun paling penting di abad ke 20” edisi tahun 1924, tahun yang sangat dekat setelah peristiwa flu Spanyol, tidak menyebutkan pandemi flu Spanyol. Buku-buku sejarah pertama  yang membahas pandemi flu Spanyol baru terbit tahun 1968. Bersyukur kita masih bisa belajar dari pandemi itu serta dampaknya.

Sejumlah pelajaran yang bisa dipetik dari pandemi flu Spanyol.antara lain sebagai berikut.

Kisah Pengaturan Jarak Sosial  pada Flu Spanyol

Ada kisah yang sangat terkenal mengenai dua kota di Amerika Serikat (AS) terkait dengan pandemi flu Spanyol. Pada bulan September 1918 kota-kota di AS mengorganisasi pawai untuk memromosikan obligasi perang. Dana penjualan obligasi akan digunakan untuk membantu membiayai perang yang sedang berlangsung. Ketika wabah flu Spanyol muncul, Philadelphia tetap melakukan pawai sedangkan St. Louis mengambil keputusan membatalkan pawai.

Pada bulan Okteber 1918, sebulan setelah pawai, lebih dari 10.000 orang meninggal di Philadelphia. Di St. Louis warga yang meninggal kurang dari 700 orang. Kasus dua kota di AS itu bisa menjadi pelajaran bahwa mengatur jarak sosial merupakan strategi untuk mengatasi pandemi virus itu.

Di Indonesia, pemerintah sudah menerapkan mengatur jarak sosial sebagai salah satu strategi untuk mengatasi Pandemi Covid-19. Namun, sejumlah warga di Indonesia termasuk di Bali masih mengadakan demonstrasi di jalanan, mengumpulkan banyak orang di tahun 2020 saat Pandemi Covid-19 sudah melanda Indonesia.

Kelas Bawah Lebih Banyak Menjadi Korban saat Flu Spanyol

Flu Spanyol melanda India pada bulan Mei 1918. Pada tahun itu, sudah banyak warga Inggris dan Eropa lainnya tinggal di India, karena saat itu India sudah lebih dari 100 tahun dijajah oleh Inggris. Warga India lebih banyak terkena dampak buruk ketimbang penduduk warga Inggris dan Eropa lainnya yang tinggal di India. Kasta rendah Hindu di India saat flu Spanyol tingkat kematiannya mencapai 61,6 per 1000 orang, sedangkan penduduk warga Eropa di India saat itu tingkat kematiannya kurang dari 9 orang per 1000. Kelompok nasionalis India saat itu, termasuk Mahatma Gandhi ada di dalamnya, memandang  penjajah Inggris telah melakukan kesalahan dalam menangani pandemi tersebut.

Belajar dari masa lalu itu, pemerintah Indonesia, Bali, dan Buleleng tentu tidak akan membiarkan lapisan bawah masyarakat menjadi korban Pandemi Covid-19. Tentu juga masyarakat harus menaati anjuran pemerintah terkait dengan penanganan Pandemi Covid-19.

Ceritra Tetua Bali tentang Gerubug

Flu Spanyol tahun 1918-1920 juga melanda Bali, meski tidak banyak menjadi berita. Tetua Bali menceritrakan peristiwa itu sebagai Gerubug. Kematian terjadi dalam jumlah yang banyak disebabkan oleh wabah yang tidak kasat mata. Menurut ceritra tetua di Bali termasuk di Buleleng dalam satu hari terjadi kematian beruntun, sampai tidak ada yang menggotong mayat ke kuburan di suatu desa. Penggotong mayat, datang dari kuburan langsung ambruk. Yang tersisa hidup, konon karena sering berteduh bahkan tidur di bawah pohon yang rindang.

Kalau dilihat dari ilmu pengetahuan saat ini, berteduh di bawah pohon itu  berarti dapat menghirup dan memeroleh suplai oksigen yang cukup. Menghirup dan memeroleh suplai oksigen yang cukup dapat meningkatkan saturasi oksigen di dalam tubuh sebagai salah satu cara pengobatan penyakit Covid-19.

Memelihara pohon rindang untuk memeroleh suplai oksigen berkaitan dengan kegiatan pertanian. Kegiatan ekonomi di sektor pertanian adalah basis ekonomi Buleleng yang terbukti  merupakan penyangga dalam krisis ekonomi.

Pertanian Buleleng di Masa Krisis Ekonomi

Pertanian Buleleng tetap tumbuh positif di masa krisis ekonomi dan menjadi penyangga ekonomi Buleleng, sehingga di masa krisis ekonomi, pertumbuhan ekonomi Buleleng selalu lebih baik dari pertumbuhan ekonomi Bali. Pada saat krisis ekonomi tahun 1998, ekonomi Bali yang berbasis pariwisata anjlok, sedangkan ekonomi Buleleng yang berbasis pertanian, sektor pertaniannya masih tetap tumbuh, sehingga pertumbuhan ekonomi Buleleng lebih baik dari pertumbuhan ekonomi Bali.

Ketika bom Bali tahun 2002 dan 2005 berdampak terhadap kunjungan pariwisata, ekonomi Bali yang berbasis pariwisata juga anjlok, dan pertanian Buleleng tetap tumbuh sehingga lagi-lagi pertumbuhan ekonomi Buleleng lebih baik dari pertumbuhan ekonomi Bali. Pandemi Covid-19 berdampak paling parah kepada sektor pariwisata, karena perjalanan wisata terhenti, ekonomi Bali yang berbasis pariwisata tumbuh minus 9,31% tahun 2020, dan pertanian Buleleng masih bisa tumbuh, walaupun tidak sepenuhnya mampu menutupi sektor lain yang pertumbuhannya minus, sehingga pertumbuhan ekonomi Buleleng masih lebih baik dari pertumbuhan ekonomi Bali, yaitu tumbuh minus 5,76% tahun 2020.

Belajar dari masa lalu itu, Buleleng dan Bali mesti tetap serius menggarap sektor pertanian, yang memang sudah ada dalam perencanaan pembangunan. Kondisi Pandemi Covid-19 ini dipakai sebagai kesempatan untuk menggarap sektor pertanian secara lebih baik. Tidak semata mengandalkan pariwisata.

Itihasa Mahabharata

Bagi penganut Hindu, Itihasa Mahabharata merupakan implementasi dan menjadi sumber nilai dan ajaran Hindu. Pada Itihasa Mahabharata ada kisah Prabu Salya yang memiliki kesaktian ajian Candabhirawa. Ajian itu mampu mendatangkan pasukan siluman mahluk kecil yang bisa tampak bisa menghilang yang sangat ganas. Tidak ada musuh mampu menandingi pasukan siluman Prabu Salya itu. Hanya orang yang memiliki kesucian, sabar dan mampu mengendalikan diri yang dapat menundukkan tentara siluman itu. Yudistira memiliki kualifikasi itu.

Akhirnya Yudistira yang juga memiliki nama Dharmawangsa, melakukan Samadi mengerahkan kekuatan yang ada di dalam diri, serta memohon anugerah Hyang Widhi untuk melawan pasukan siluman Prabu Salya. Kemudian Yudistira yang suci, sabar, dapat mengendalikan, dengan Samadi-nya membangkitkan kekuatan yang ada di dalam diri, serta anugerah Hyang Widhi  mampu mengalahkan Prabu Salya dan pasukan silumannya.

Pengetahuan yang ada saat ini mengajarkan meningkatkan kekuatan yang ada di dalam diri (imun) mampu melawan virus. Orang yang mampu mengendalikan diri, sabar, tidak mudah emosi, maka akan stabil dan tidak mudah turun imunnya.

Tantra dan Kanda Pat 

Di masyarakat penganut kebudayaan Hindu, pengetahuan atau produk pengetahuan yang ada di Itihasa baik Mahabharata maupun Ramayana, itu adalah peristiwa historis, jika pada suatu masa tidak lagi ada karena sudah punah atau belum lagi diwujudkan, maka akan bisa diwujudkan. Senjata yang bisa dikendalikan ada pada Itihasa. Di jaman  modern senjata itu mampu diwujudkan menjadi peluru kendali. Kemampuan melihat dan menceritrakan peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh dari dan dari ruang tamu ada di Mahabharata. Di jaman ini diwujudkan berupa teknologi televisi

Pengetahuan dan kemampuan membangkitkan kekuatan yang ada dalam diri manusia yang dapat dipakai untuk mengendalikan alam dan isi alam ada di Mahabharata. Di masyarakat penganut kebudayaan Hindu pernah dikembangkan dalam pengetahuan dan prakten Tantra. Di Jawa dan Bali pernah dikembangkan menjadi Sedulur Papat/ Catur Sanak (di Jawa) dan Kanda Pat (di Bali).

Tantra meliputi pengetahuan dan praktek yang luas. Untuk menyampaikan secara singkat, penekun Tantra dapat mencapai tiga tahapan capaian, Sakti, Sidhi, dan Shanti. Penekun Tantra yang sudah mencapai tahap Sakti, akan mampu membangkitkan kekuatan dalam dirinya untuk mengendalikan isi alam pada tarap tertentu. Misalnya, melawan penyakit yang ada di dalam dirinya, mengobati penyakit orang lain, itu untuk tujuan positif. Akan tetapi dapat juga dipakai untuk menyakiti orang lain secara magis.

Di dalam sejarah Indonesia, Prabu Kertanegara, Raja Singasari, konon menekuni Tantra untuk mengimbangi kekuatan raja Tiongkok saat itu. Penekun Tantra yang mencapai tahap Sidhi akan mampu menggunakan kekuatan dalam dirinya berbuat kebaikan untuk membantu orang lain misalnya menyembuhkan orang sakit. Penekun Tantra yang sudah mencapai tahap Shanti, memilik prabawa atau aura yang damai. Orang yang sedang marah besar kalau didekati oleh penekun Tantra yang mencapai tahap Shanti, maka amarahnya akan reda.

Kanda Pat di Bali merupakan pengetahuan, keyakinan dan praktek kehidupan bahwa manusia lahir bersama dengan empat saudara yaitu, air ketuban, darah, plasenta, dan tali plasenta yang terhubung dengan puser. Empat saudara itu telah menjaga manusia sejak dalam kandungan dan terus akan menjaga ketika lahir di dunia sampai meninggal. Empat saudara itu bernama Anggapati, Prajapati, Banaspati, dan Banaspatiraja. Mereka memiliki kekuatan yang dapat dipakai untuk menjaga dan membantu manusia sebagai saudara lahirnya.

Manusia bisa memanggil empat saudara itu untuk membantu kalau menemukan kesulitan. Pengetahuan dan praktek itulah yang dipelajari pada Kanda Pat di Bali. Kanda Pat di Bali pernah juga dikembangkan sebagai tutur, pengetahuan, dan praktek tentang kedigjayaan. Itu pernah dikembangkan menjadi pengetahuan dan praktek  membangkinkan kekuatan dalam diri sebagai pengiwa (di bawa ke kiri) menjadi desti, ilmu leak dipakai menyakiti orang,  dan sebagai penengen (ke kanan) pengetahuan pengobatan untuk membantu orang.

Di masa kini baik Tantra dan Kanda Pat tidak banyak ditekuni orang di Bali. Mungkin pengetahuan dan praktek membangkitkan kekuatan dalam diri yang pernah ada itu perlu dipelajari kembali dan dikembangkan terutama dibawa ke    arah positif, misalnya untuk meningkatkan imun tubuh dan untuk pengobatan.

Manuskrip Kuno tentang Upacara Agama di Masa Wabah

Bali memiliki pengetahuan tradisional yang tersimpan dalam manuskrip lontar. Di antara berbagai lontar yang masih ada, antara lain adalah lontar yang memuat ketentuan pelaksanaan upacara agama Hindu di masa wabah, yaitu lontar Anda Kacacar dan kompilasi lontar Rsi Sesana Catur Yuga.  Pada lontar  Anda Kacacar ada disampaikan “…jika masa berjangkitnya  Anda Kacacar (wabah) janganlah hendaknya dilaksanakan orang segala kegiatan upacara pemujaan kepada dewa-dewa di pura, di pemerajan ataupun di sanggah, terutama pada waktu hari raya galungan. hentikanlah kegiatan itu semua”.

Pada kompilasi lontar Rsi Sesana Catur Yuga yang ditemukan di desa bugbug ada termuat,  “…jangan melaksanakan salwirning walikrama (segala macam puja wali) tidak juga melakukan pemujaan dengan weda-mantra di pura-pura)

Pada lontar di griya sawan Buleleng: ada disampaikan pemimpin diperbolehkan meniadakan perayaan galungan sampai tiga kali  jika terjadi wabah.

Jika dilihat dari pengetahuan mengatasi wabah di masa sekarang, meniadakan atau menunda pelaksanaan upacara agama Hindu di Bali yang termuat di dalam manuskrip kuno itu adalah mencegah kerumunan orang banyak dan menjaga jarak untuk mencegah penularan wabah.

Pemimpin di Bali di masa Pandemi Covid-19 sudah berulang kali mengeluarkan edaran untuk menunda pelaksanaan Yajna yang bisa ditunda. Pelaksanaan Yajna yang  tidak bisa ditunda supaya dilaksanakan  secara sederhana, dengan melibatkan orang dalam jumlah terbatas dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Semestinya warga penganut Hindu di Bali mengikuti edaran pemimpin dalam pelaksanaan Yajna di Bali, karena hal itu memang sudah termuat di manuskrip tentang pelaksanaan Yajna di masa wabah yang memang seharusnya dijadikan rujukan oleh warga penganut Hindu di Bali.

Penutup

Penanganan Pandemi Covid-19 telah menggunakan ilmu dan teknologi kesehatan mutakhir dan tenaga ahli yang menguasai ilmu serta keterampilan terbaru pula. Namun, penanganan pandemi yang terus memiliki varian baru itu,  belum menampakan hasil yang diharapkan. Penanganan yang dilakukan walaupun sudah berhasil menyembuhkan banyak orang, tetapi terus meningkat orang yang baru terpapar penyakit itu. Pemerintah dari Pusat sampai Kabupaten Buleleng tampak sudah berupaya terus melakukan penanganan Pandemi Covid-19  secara dinamis, seimbang antara penanganan aspek kesehatan dan aspek ekonomi.

Dalam menanggulangi Pandemi Covid-19 tampaknya perlu juga belajar dari masa lampau baik  aspek kesehatan maupun aspek ekonominya. Dalam hal ini pemerintah juga tampak sudah melakukan hal itu. Namun demikian, selalu ada hal-hal yang perlu diperbaiki secara terus menerus. Masyarakat, untuk sebagian, adakalanya tidak mudah untuk diyakinkan mengikuti kebijakan dan anjuran pemerintah untuk menanggulangi pandemi ini. Dalam hal ini diperlukan sosialisasi dan persuasi terus menerus untuk meyakinkan masyarakat tidak saja memanfaatkan pengetahuan modern, tetapi juga menggunakan contoh-contoh dari masa lampau. [T]

Tags: balibulelengcovid 19kesehatanpandemipertanian
Previous Post

Membaca Gajah Mada di Sekitar Hari Kemerdekaan | Rembug Sastra Sarasastra Yayasan Janahita Mandala Ubud

Next Post

Kuasa Tanah dan Anugerah Air: Meneropong Hubungan Batur-Ubud

Made Metera

Made Metera

Pengamat masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik. Mantan Rektor Universitas Panji Sakti Singaraja Bali

Next Post
Kuasa Tanah dan Anugerah Air: Meneropong Hubungan Batur-Ubud

Kuasa Tanah dan Anugerah Air: Meneropong Hubungan Batur-Ubud

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co