2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Penderitaan Kehidupan Liar | Dari Pameran SSRI Crew Art di Kulidan Kitchen

Doni Sugiarto WijayabyDoni Sugiarto Wijaya
July 1, 2021
inEsai
Penderitaan Kehidupan Liar | Dari Pameran SSRI Crew Art di Kulidan Kitchen

Karya berjudul Warisan Alam dalam pameran di Kulidan Kitchen

Pada tanggal 20 Maret tahun 2021, komunitas seniman muda SSRI Crew Art mengadakan pameran seni di Kulidan Kitchen dengan tema “Visualisasi Luapan Ekspresi”. SSRI crew terdiri dari anggota seniman yang bahkan duduk di bangku SMK Negeri 1 Sukawati.

Selain pameran seni, juga diisi dengan live mural, live talkshow, live dj dan live tattoo yang mana semua itu menunjukan kreativitas seniman muda di Bali sekaligus menghibur. 

Mengamati berbagai karya seni yang terpampang di dinding galeri dan di ruang terbuka yang lantainya berumput di sisi timur, ada dua karya seni SSRI Crew yang menarik untuk dibahas karena berkaitan dengan masalah ekologi yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia.

Kedua karya ini patut diapreasiasi karena menunjukkan bahwa seniman muda Sukawati yang duduk di bangku sekolah menunjukkan kepekaan pada lingkungan hidup dan satwa liar. Pujian patut dilayangkan pada Komang Adiartha selaku pemilik Kulidan Kitchen yang telah menyediakan ruang bagi seniman seniman muda untuk mengekpreasikan kreativitasnya.

Karya pertama berjudul Keserakahan Manusia yang dibuat oleh Angga dengan ukuran panjang 60 cm dan lebar 80 cm. Di bawah foto karya pertama adalah hasil kreativitas dan kerja sama murid SMK N 1 Sukawati yang menghasilkan mural berukuran 1 m x 2 m berjudul Warisan Alam. Keduanya dibuat menggunakan tinta akrilik. Kedua lukisan tersebut menggambarkan ekspresi kerusakan habitat satwa liar oleh ulah manusia.

Karya berjudul Keserakahan Manusia

Pada karya pertama, terlukiskan empat ekor harimau yang berdiri pada hutan terakhir yang sudah sekarat menatap sedih ke arah untaian jalan tol yang melilit daerah jelajah hutannya, menyebabkan mereka sulit bermigrasi berburu makanan. Di balik pepohonan besar tempatnya berteduh, beton dan aspal menancap pada ibu bumi. Langit yang menjadi atap rimba telah berwarna kelabu tercemar polusi udara yang mana akan menimbulkan kerusakan iklim.   

Berikutnya, mural yang dipamerkan menunjukkan orangutan yang berdarah darah kesakitan karena hutannya dihancurkan, memberikan tanda kepada semua manusia supaya habitat rimbanya dikembalikan agar ia dan   satwa liar lainnya dapat hidup layak.

Interpretasi

Penderitaan harimau dan orangutan akibat kerusakan hutan pada dua karya di atas merupakan gejala dari penghancuran lingkungan hidup. Akar utamanya adalah paradigma redusionis mekanistik yang mana hanya melihat dunia itu sistem yang terpisah-pisah dan dapat dimanipulasi demi keinginan manusia.

Dalam ekonomi paradigma ini hanya memperhatikan satu aspek saja yaitu perperputaran uang yang semakin cepat dan nilai peredarannya terus meninggi dari konsumsi barang dan jasa demi akumulasi kekayaan dan menomorduakan aspek aspek yang saling berkaitan dengan proses produksi dua hal tersebut serta efek samping yang ditimbulkannya.

Hutan yang beraneka ragam dengan fungsinya menyediakan tanah berhumus, air jernih ,udara murni serta keragaman hayati yang vital bagi ekosistem dipandang rendah nilainya karena menghasilkan perputaran uang yang sedikit dan lambat. Ketika terjaga keasriannya, hutan itu menghidupi penduduk asli setempat seperti suku rimba pedalaman yang telah hidup bersama sama dengan harimau dan orangutan. Mereka mengambil sumber daya hutan secukupnya untuk kebutuhan komunitas agar generasi berikutnya dapat memanfaatkan juga.

Ketika dunia berjalan mengadopsi sistem ekonomi yang mengutamakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), korporasi perkebunan dan pertambangan diberi keleluasaan  mengubah hutan yang dulunya habitat satwa liar menjadi lahan monokultur yang pantasnyaa disebut gurun hijau dan lubang lubang tambang.

Dalam perspektif PDB, dua aktivitas ini menggerakkan uang puluhan miliar rupiah mulai dari pengadaan peralatan, pembangunan gedung kantor, pabrik pengolahan, jalan raya dan gaji tenaga kerja. Efek samping yang meliputi ancaman kepunahan satwa liar sampai bencana banjir dan longsor akibat hutan alami tempat raja rimba , orangutan dan aneka satwa lainnya hidup mengikis lapisan humus tanah. Ini membuat daya dukung lingkungan untuk keragaman tanaman sebagai produsen makanan pada ekosistem di daratan menurun.

Dampak ini melebar pada berbagai jenis satwa hutan hujan tropis yang bergantung hidupnya pada beberapa spesies tanaman yang hanya hidup di situ. Kadangkala, tanah longsor dan banjir menghancurkan lahan pertanian dan rumah warga lokal yang berada di bawah bukit yang menggangu produksi makanan.

 Zat kimia dari kebun monokultur dan pertambangan menjadi sumber pencemaran  air tawar sehingga tidak layak digunakan pakai dan tidak layak sebagai habitat keragaman hayati air tawar sehingga semua hal itu membuat masyarakat setempat menderita dianggap bukan biaya yang harus ditanggung oleh korporasi. E

fek samping yang dipaparkan di atas disebut eksternalitas negative dan diabaikan oleh korporasi sehingga meraih laba luar biasa besar dan cepat. Negara terpaksa mengeluarkan biaya khusus menolong warga yang terkena dampak bencana ekologis. Berarti korporasi raksasa itu sudah mendapat laba, kemudian disubsidi oleh negara.

Kebun monokultur dan pertambangan yang didirikan di atas pembantaian satwa liar dan degradasi ekologi bertujuan untuk memenuhi sifat konsumtif manusia yang terus menginginkan barang dan jasa melalui propaganda iklan dari berbagai saluran media massa. Karena barang barang itu sifatnya tidak begitu esensial korporasi menggunakan berbagai cara agar terbeli.

Untuk mendekatkan konsumen dengan produknya, korporasi membayar orang orang yang disebut selebriti sebagai jembatan antara emosi manusia dengan barang tersebut. Ada kencenderungan bagi masyrakat untuk mengonsumsi produk produk yang digunakan oleh selebriti agar tampil keren padahal ia tidak tahu proses pembuatan barang itu. Barang ini menjadi komoditas yang diidolakan (fetishisme komoditas). 

Korporasi merancang barang-barang cepat untuk dikonsumsi agar produksi semakin banyak yang mana semuanya akan dijual ke pasar sehingga laju perputaran uang semakin kencang dan laba terakumulasi dimana itu digunakan untuk mendirikan lagi kebun dan tambang sampai lapisan humus tanah musnah, air terpolusi dan isi bumi habis ditambang meninggalkan negeri yang tandus, keruh dan berlubang.

Untuk menanggulangi hal ini yang mendasar adalah perubahan paradigma dari mengutamakan kuantitas menjadi mengutamakan kualitas secara menyeluruh dalam arti kualitas itu mencakup proses produksi bahan mentah yang memperhatikan lapisan humus tanah, air, kondisi habitat satwa liar di sekitarnya, kondisi kelayakan pekerja, rancangan barang dan pengolahan limbah.

Ada lembaga yang mempraktekan hal ini yaitu perusahaan Mitra Bali Fair trade yang bergerak dibidang kerajinan kayu dimana ia memperhatikan proses penanaman pohon kayu, kondisi tanah, air, pekerja dan limbah. Di waktu yang sama berperan dalam pelestarian lingkungan hidup karena dasar dari ekologi yang sehat adalah lapisan tanah kaya humus dan air yang jernih.

Pada skala makro yang mencakup nasional hingga internasional paradigma yang mengejar pertumbuhan ekonomi digeser dengan berfokus pada kelayakan hidup manusia, dan pembaharuan lingkungan (pemulihan satwa liar, tanah , air dan udara). [T]

Tags: alamhutanKulidan KitchenlingkunganPameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

Notaris dan Prinsip Kehati-hatian dalam Menjaga Harkat Martabat Jabatan

Next Post

Kearifan Lokal Bali dalam Merawat Vitalitas Hidup Sastra Panji

Doni Sugiarto Wijaya

Doni Sugiarto Wijaya

Lulus Kuliah tahun 2017 dari Universitas Pendidikan Nasional jurusan ekonomi manajemen dengan IPK 3,54. Mendapat penghargaan Paramitha Satya Nugraha sebagai mahasiswa yang menulis skripsi dengan bahasa Inggris. Sejak tahun 2019 pertengahan bulan Oktober, Doni mulai belajar menulis di blog secara otodidak. Doni menulis untuk bersuara kepada publik mengenai isu isu lingkungan hidup, sosial dan satwa liar.

Next Post
Kearifan Lokal Bali dalam Merawat Vitalitas Hidup Sastra Panji

Kearifan Lokal Bali dalam Merawat Vitalitas Hidup Sastra Panji

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co