Dulu, Kadek Surya Prasetya Wiguna punya posisi “nyaman” dengan gaji puluhan juta di sebuah Bank BUMN. Kini ia bergelimang di dunia pertanian, terutama petani kakao, sekaligus sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT Cau Chocolate Bali. Mungkin tak dapat gaji besar, tapi ia punya cita-cita besar; membawa kembali kakao Bali sebagai kakao terbaik di dunia.
Cita-cita besar itu tentu saja punya dasar. Kepiawian Surya Prasetya untuk mengelola pertanian tak perlu diragukan. Ia menyelesaikan S1 ekonomi selama 2,5 tahun. Itu satu hal. Hal lain, ia yakin pertanian menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Buktinya pertanian menjadi sektor yang tetap stabil dan berkelanjutan dalam berbagai situasi.
Kenapa kakao? Kako adalah salah satu potensi pertanian yang memiliki peluang pasar internasional. Indonesia sempat menjadi pemiliki kakao terbaik nomor 3 di dunia. Pada tahun 2017, posisi Indonesia turun ke nomor urut 6 di dunia. Penyebabnya, produksi petani coklat akibat produktivitas di hulu yang sangat rendah.
“Posisi Indonesia saat ini sebagai importir kakao dan eksportir coklat. Artinya buah kakao unggulan dari berbagai negara dibawa ke Indonesia lalu diolah di Indonesia setelah itu baru di ekspor. Ini karena upah tenaga kerja yang murah di Indonesia,” kata Surya Prasetya dalam acara ALC Talk di Peguyangan, Denpasar, Jumat 25 Juni 2021.
Menyikapi persoalan ini, pihaknya kemudian melakukan beberapa terobosan. “Komoditas kakao ditentukan oleh harga dunia sehingga dengan mengetahui standar dunia maka petani bisa menjual kakao mengikuti standar harga dunia.” Katanya.
Akan tetapi, katanya, pada kenyataanya, petani hanya menerima 70 persen dari standar harga kakao dunia akibat panjangnya rantai distribusi.
“Petani tidak benar-benar bisa menjual kepada pabrik, maka dari itu, Cau Chocolate berposisi untuk memutus rantai distribusi ini. Saat ini petani dapat menjual kakao kepada koperasi petani, lalu masuk ke Cau Chocolate. Dengan terpotongnya rantai distribusi, harga yang diterima petani tidak lagi 70 persen tetapi mencapai 90 persen,” jelasnya.
Saat ini ada 600 orang petani yang menjadi penyuplai kakao untuk Cau Chocolate baik yang berada di Tabanan dan Jembrana. Dari jumlah itu, 200 di antaranya sudah bersertifikasi organik. Cau Chocolate menjadi buyer utama dengan visi mengembangkan kakao Bali menjadi salah satu kakao terbaik di dunia.
Sebagai petani muda, Surya Prasetya yang ditunjuk sebagai duta petani milenial juga berkeinginan untuk membangkitkan semangat anak-anak muda di bidang pertanian. Di seluruh Indonesia ada 9 juta petani yang usianya dibawah 40 tahun.
Ia juga miris dengan fakta bahwa 270 juta penduduk Indonesia menggantungkan hidup kepada 9 juta orang petani. Untuk itu, pihaknya mendesak pemerintah agar konsen membentuk petani muda menjadi pengusaha muda. Pemerintah harus melindungi pertanian dengan menghindari import agar harga tetap baik.
“Hal yang paling penting ketika kita ingin membentuk petani muda harus ada pasar yang jelas untuk mereka dan kebutuhan modal mereka harus dipenuhi,” katanya. [T][*]