2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gli Azzurri dan Jhumpa Lahiri

Komang AdnyanabyKomang Adnyana
June 17, 2021
inEsai
Gli Azzurri dan Jhumpa Lahiri

Roberto Mancini, Jhumpa Lahiri | Ilustrasi Nana Partha

Melihat Italia menjadi tim pertama yang mengunci tiket ke babak 16 besar Euro 2020, jadi teringat Jhumpa Lahiri. Entah kenapa. Gli Azzurri, Roberto Mancini, lalu Jhumpa Lahiri. Pengarang Amerika keturunan India, yang kemudian bermukim di Roma.

Baru dua pertandingan, dan memang masih terlalu dini untuk memberi penilaian. Sejauh apa Italia bisa melangkah di turnamen ini? Tak pelak pertanyaan itu muncul. Dua kemenangan impresif di Grup A atas Turki dan Swiss, mencetak masing-masing tiga gol, dan tanpa kebobolan satu pun. Azzurri mulai dilirik, meski ada saja yang masih mencibir. Dua lawan yang mereka hadapi memang seharusnya bisa dikalahkan.

Sebelum turnamen, Italia seolah berada di luar radar tim favorit, di luar Prancis, Portugal, Belgia, bahkan Inggris. Catatan tak lolos ke Piala Dunia 2018 dianggap sebagai puncak regresi kekuatan sepakbola Italia (padahal waktu itu ada negeri kiblat bola lain yang juga tak lolos ke putaran final, yakni Belanda). Tapi ditangan pelatih Roberto Mancini, sejak tiga tahun lalu, rekor penampilan Azzurri terbilang bagus. Tak terkalahkan di 27 pertandingan internasional, dari partai persahabatan hingga laga kualifikasi. Meski sekali lagi, ada juga yang menyoroti, dari keseluruhan tim itu, hanya dua saja yang tergolong tim sulit, Polandia dan Belanda. Sisanya tim medioker yang sudah sepantasnya mereka kalahkan.    

“Kurang intensitas, tenaga dan kecepatan,” komentar Patrick Vieira setelah kemenangan atas Swiss, sebagaimana dikutip Football Italia. Intinya, legenda Prancis, sekaligus mantan gelandang Juventus dan Inter Milan ini masih meragukan peluang Italia untuk melenggang lebih jauh. Mereka belum teruji dengan lawan berat.

Komentar Vieira, semoga tidak ditanggapi sebagai sinisme dan arogansi di tengah status negaranya sebagai tim favorit. Sebuah turnamen, bagaimana pun, membutuhkan daya tahan. Dan Euro kerap menunjukkan, tim yang impresif di awal tak selalu berujung juara, begitu juga sebaliknya skuad yang angin-anginan, justru beruntung.

Ada baiknya mungkin melihat kiprah Mancini. Apa yang dilakukannya, dan kesediaannya untuk membangun sebuah tim baru, sebagaimana pernah dilakukannya di Inter dan Manchester City dulu. Kini, dia menggabungkan pemain berpengalaman dan pemain muda. Ini jelas jauh dari era keemasan Alessandro Del Piero, Andrea Pirlo, Fabio Cannavaro, Paolo Maldini atau Gennaro Gattuso. Para legenda sudah lama berlalu, dan sepakbola Italia, terkhusus Seri A, sudah sering dianggap menurun. Bila hanya berkaca dari seberapa jauh laju klub-klub Seri A di Liga Champions tiap musimnya dan berapa trofi dari kompetisi level Eropa yang bisa diboyong ke daratan negeri Pizza.  

Dalam dua pertandingan ini, mereka menunjukkan kolektivitas. Kuat dan tampil sebagai sebuah kesatuan, cukup cepat dalam pergerakan bola, efisien sekaligus menghibur. Masih perlu ditunggu di pertandingan terakhir babak penyisihan melawan Wales untuk memastikan apakah Italia akan menjadi juara Grup A atau hanya sebagai runner-up alias peringkat kedua. Posisi itu akan menentukan siapa lawan mereka di 16 besar nanti. Jika juara Grup A mereka akan melawan runner-up Grup C, jika menjadi runner-up Grup A, lawannya dari tim runner-up di Grup B.

Prancis, Portugal dan Belgia adalah tim-tim favorit, kata Mancini. Yang pertama juara dunia, yang kedua juara bertahan, dan yang berikutnya adalah tim peringkat satu FIFA. Sementara Italia, banyak diantara pemain-pemain muda mereka sekarang, yang bahkan belum pernah mencicipi tampil di Liga Champions atau pun Liga Eropa. Manuel Locatelli, pemuda 23 tahun, pencetak sepasang gol ke gawang Swiss juga sebenarnya hanyalah gelandang pelapis, pengganti Marco Veratti yang kurang bugar.

Yang dilihat Mancini justru sebaliknya, sebuah ruang untuk berkembang. “Ada tim di turnamen ini yang dalam hal kedewasaan, jauh di atas kami. Namun apa pun bisa terjadi dalam sepakbola. Saya berusaha menjelaskan ide-ide saya kepada para pemain dan sejauh ini mereka tampil sempurna.”  

Di Stadion Olimpico, Roma, Azzurri menggilas Turki dan Swiss masing-masing dengan skor 3-0. Ingat Roma, ingat Mancini, jadi ingat juga dengan Jhumpa Lahiri. Sejak 2011, perempuan penulis ini memilih pindah ke Italia. Memulai kehidupan baru, bahkan memilih cara yang ekstrem untuk menemukan bentuk literasinya. Suara baru. Lewat bahasa yang baru.

Keputusan itu diambil setelah bahasa Inggris mengantarkannya ke panggung sastra internasional. Meraih Pulitzer pada 2000 dengan kumpulan cerpennya Interpreter of Maladies (1999) disusul, satu kumpulan cerpen lain, Unaccustomed Earth dan dua novel The Namesake dan The Lowland. Beberapa penghargaan juga menghampirinya, tetapi persoalan bahasa ternyata sangat personal baginya.

Dia memilih mengenolkan dirinya. Sepenuhnya hanya belajar bahasa Italia, bicara menggunakan bahasa Italia, dan menulis juga hanya dengan bahasa Italia. Bahasa Inggris ditinggalkannya. Bahasa adalah perkara identitas yang membuat hidupnya di persimpangan. Orang tuanya asli Bengali, berbahasa Bengali, sementara dia tumbuh di Amerika, sebagai anak dari orang tua imigran, dengan bahasa Inggris. Perkara identitas ini mengganggunya sejak kecil. Kedua bahasa itu lambat laun disadari tak bisa menjadi suara sesungguhnya bagi dirinya sendiri. Dia seperti terjebak dalam dua kutub identitas yang tak benar-benar dimilikinya.

Sama seperti Italia dan Mancini, Jhumpa Lahiri membangun ulang dirinya sendiri. Memberi kesempatan bagi dirinya untuk memulai lagi dan berkembang. Sekarang, dia seperti tak lagi memiliki kewajiban untuk menuliskan ulang memori berupa “negara yang hilang” yang tanpa sadar diwariskan dari orang tuanya. Perlu waktu lama baginya untuk bisa menerima bahwa tulisannya tak punya tanggung jawab untuk berkutat dengan perkara identitas itu. In Other Words adalah buku pertama yang saya tulis sebagai seseorang yang dewasa, tapi sekaligus dari sisi linguistik, sebagai seorang anak kecil, tulisnya dalam salah satu esainya, Afterword.

In Other Words (2015) adalah kumpulan esai pertama Jhumpa Lahiri, yang aslinya ditulis dalam bahasa Italia, berisi lika-liku seputar kehidupan barunya dan juga suara barunya, yang ditemukannya lewat bahasa. Tiga tahun kemudian, sebuah novel berhasil ditulisnya, judulnya Dome mi trovo, juga dalam bahasa Italia. Itu titik kedatangan sekaligus perpisahan. Beranjak dari sebuah kukurangan, ketiadaan. Saya rasa itu buku yang ragu-ragu, sekaligus juga berani. Tulisnya lagi. Masih tentang buku pertamanya.

Sama seperti Jhumpa Lahiri, yang mengibaratkan perjalanannya dengan bahasa baru seperti sebuah upaya berenang dari satu tepian danau ke tepian lain, Gli Azzuri juga barangkali mesti menunjukkan daya tahannya mengarungi turnamen ini. Sampai di tepian manakah mereka nanti? [T]

___

BACA ARTIKEL EURO 2020 YANG LAIN DARI PENULISKOMANG ADNYANA

Tags: EURO 2020Gli AzzurriItaliaJhumpa LahiriRoberto Mancinisepakbola
Previous Post

Mendengar “Haunted Psycho Notes” dari Kanekuro | Dari Kesehatan Mental ke Kesehatan yang Lain

Next Post

Upaya Mengenggam Kebahagiaan | Ulasan Novel “Gas” Nanoq da Kansas

Komang Adnyana

Komang Adnyana

Penikmat cerita, yang belajar lagi menulis cerita.

Next Post
Upaya Mengenggam Kebahagiaan | Ulasan Novel “Gas” Nanoq da Kansas

Upaya Mengenggam Kebahagiaan | Ulasan Novel "Gas" Nanoq da Kansas

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co