13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gli Azzurri dan Jhumpa Lahiri

Komang AdnyanabyKomang Adnyana
June 17, 2021
inEsai
Gli Azzurri dan Jhumpa Lahiri

Roberto Mancini, Jhumpa Lahiri | Ilustrasi Nana Partha

Melihat Italia menjadi tim pertama yang mengunci tiket ke babak 16 besar Euro 2020, jadi teringat Jhumpa Lahiri. Entah kenapa. Gli Azzurri, Roberto Mancini, lalu Jhumpa Lahiri. Pengarang Amerika keturunan India, yang kemudian bermukim di Roma.

Baru dua pertandingan, dan memang masih terlalu dini untuk memberi penilaian. Sejauh apa Italia bisa melangkah di turnamen ini? Tak pelak pertanyaan itu muncul. Dua kemenangan impresif di Grup A atas Turki dan Swiss, mencetak masing-masing tiga gol, dan tanpa kebobolan satu pun. Azzurri mulai dilirik, meski ada saja yang masih mencibir. Dua lawan yang mereka hadapi memang seharusnya bisa dikalahkan.

Sebelum turnamen, Italia seolah berada di luar radar tim favorit, di luar Prancis, Portugal, Belgia, bahkan Inggris. Catatan tak lolos ke Piala Dunia 2018 dianggap sebagai puncak regresi kekuatan sepakbola Italia (padahal waktu itu ada negeri kiblat bola lain yang juga tak lolos ke putaran final, yakni Belanda). Tapi ditangan pelatih Roberto Mancini, sejak tiga tahun lalu, rekor penampilan Azzurri terbilang bagus. Tak terkalahkan di 27 pertandingan internasional, dari partai persahabatan hingga laga kualifikasi. Meski sekali lagi, ada juga yang menyoroti, dari keseluruhan tim itu, hanya dua saja yang tergolong tim sulit, Polandia dan Belanda. Sisanya tim medioker yang sudah sepantasnya mereka kalahkan.    

“Kurang intensitas, tenaga dan kecepatan,” komentar Patrick Vieira setelah kemenangan atas Swiss, sebagaimana dikutip Football Italia. Intinya, legenda Prancis, sekaligus mantan gelandang Juventus dan Inter Milan ini masih meragukan peluang Italia untuk melenggang lebih jauh. Mereka belum teruji dengan lawan berat.

Komentar Vieira, semoga tidak ditanggapi sebagai sinisme dan arogansi di tengah status negaranya sebagai tim favorit. Sebuah turnamen, bagaimana pun, membutuhkan daya tahan. Dan Euro kerap menunjukkan, tim yang impresif di awal tak selalu berujung juara, begitu juga sebaliknya skuad yang angin-anginan, justru beruntung.

Ada baiknya mungkin melihat kiprah Mancini. Apa yang dilakukannya, dan kesediaannya untuk membangun sebuah tim baru, sebagaimana pernah dilakukannya di Inter dan Manchester City dulu. Kini, dia menggabungkan pemain berpengalaman dan pemain muda. Ini jelas jauh dari era keemasan Alessandro Del Piero, Andrea Pirlo, Fabio Cannavaro, Paolo Maldini atau Gennaro Gattuso. Para legenda sudah lama berlalu, dan sepakbola Italia, terkhusus Seri A, sudah sering dianggap menurun. Bila hanya berkaca dari seberapa jauh laju klub-klub Seri A di Liga Champions tiap musimnya dan berapa trofi dari kompetisi level Eropa yang bisa diboyong ke daratan negeri Pizza.  

Dalam dua pertandingan ini, mereka menunjukkan kolektivitas. Kuat dan tampil sebagai sebuah kesatuan, cukup cepat dalam pergerakan bola, efisien sekaligus menghibur. Masih perlu ditunggu di pertandingan terakhir babak penyisihan melawan Wales untuk memastikan apakah Italia akan menjadi juara Grup A atau hanya sebagai runner-up alias peringkat kedua. Posisi itu akan menentukan siapa lawan mereka di 16 besar nanti. Jika juara Grup A mereka akan melawan runner-up Grup C, jika menjadi runner-up Grup A, lawannya dari tim runner-up di Grup B.

Prancis, Portugal dan Belgia adalah tim-tim favorit, kata Mancini. Yang pertama juara dunia, yang kedua juara bertahan, dan yang berikutnya adalah tim peringkat satu FIFA. Sementara Italia, banyak diantara pemain-pemain muda mereka sekarang, yang bahkan belum pernah mencicipi tampil di Liga Champions atau pun Liga Eropa. Manuel Locatelli, pemuda 23 tahun, pencetak sepasang gol ke gawang Swiss juga sebenarnya hanyalah gelandang pelapis, pengganti Marco Veratti yang kurang bugar.

Yang dilihat Mancini justru sebaliknya, sebuah ruang untuk berkembang. “Ada tim di turnamen ini yang dalam hal kedewasaan, jauh di atas kami. Namun apa pun bisa terjadi dalam sepakbola. Saya berusaha menjelaskan ide-ide saya kepada para pemain dan sejauh ini mereka tampil sempurna.”  

Di Stadion Olimpico, Roma, Azzurri menggilas Turki dan Swiss masing-masing dengan skor 3-0. Ingat Roma, ingat Mancini, jadi ingat juga dengan Jhumpa Lahiri. Sejak 2011, perempuan penulis ini memilih pindah ke Italia. Memulai kehidupan baru, bahkan memilih cara yang ekstrem untuk menemukan bentuk literasinya. Suara baru. Lewat bahasa yang baru.

Keputusan itu diambil setelah bahasa Inggris mengantarkannya ke panggung sastra internasional. Meraih Pulitzer pada 2000 dengan kumpulan cerpennya Interpreter of Maladies (1999) disusul, satu kumpulan cerpen lain, Unaccustomed Earth dan dua novel The Namesake dan The Lowland. Beberapa penghargaan juga menghampirinya, tetapi persoalan bahasa ternyata sangat personal baginya.

Dia memilih mengenolkan dirinya. Sepenuhnya hanya belajar bahasa Italia, bicara menggunakan bahasa Italia, dan menulis juga hanya dengan bahasa Italia. Bahasa Inggris ditinggalkannya. Bahasa adalah perkara identitas yang membuat hidupnya di persimpangan. Orang tuanya asli Bengali, berbahasa Bengali, sementara dia tumbuh di Amerika, sebagai anak dari orang tua imigran, dengan bahasa Inggris. Perkara identitas ini mengganggunya sejak kecil. Kedua bahasa itu lambat laun disadari tak bisa menjadi suara sesungguhnya bagi dirinya sendiri. Dia seperti terjebak dalam dua kutub identitas yang tak benar-benar dimilikinya.

Sama seperti Italia dan Mancini, Jhumpa Lahiri membangun ulang dirinya sendiri. Memberi kesempatan bagi dirinya untuk memulai lagi dan berkembang. Sekarang, dia seperti tak lagi memiliki kewajiban untuk menuliskan ulang memori berupa “negara yang hilang” yang tanpa sadar diwariskan dari orang tuanya. Perlu waktu lama baginya untuk bisa menerima bahwa tulisannya tak punya tanggung jawab untuk berkutat dengan perkara identitas itu. In Other Words adalah buku pertama yang saya tulis sebagai seseorang yang dewasa, tapi sekaligus dari sisi linguistik, sebagai seorang anak kecil, tulisnya dalam salah satu esainya, Afterword.

In Other Words (2015) adalah kumpulan esai pertama Jhumpa Lahiri, yang aslinya ditulis dalam bahasa Italia, berisi lika-liku seputar kehidupan barunya dan juga suara barunya, yang ditemukannya lewat bahasa. Tiga tahun kemudian, sebuah novel berhasil ditulisnya, judulnya Dome mi trovo, juga dalam bahasa Italia. Itu titik kedatangan sekaligus perpisahan. Beranjak dari sebuah kukurangan, ketiadaan. Saya rasa itu buku yang ragu-ragu, sekaligus juga berani. Tulisnya lagi. Masih tentang buku pertamanya.

Sama seperti Jhumpa Lahiri, yang mengibaratkan perjalanannya dengan bahasa baru seperti sebuah upaya berenang dari satu tepian danau ke tepian lain, Gli Azzuri juga barangkali mesti menunjukkan daya tahannya mengarungi turnamen ini. Sampai di tepian manakah mereka nanti? [T]

___

BACA ARTIKEL EURO 2020 YANG LAIN DARI PENULISKOMANG ADNYANA

Tags: EURO 2020Gli AzzurriItaliaJhumpa LahiriRoberto Mancinisepakbola
Previous Post

Mendengar “Haunted Psycho Notes” dari Kanekuro | Dari Kesehatan Mental ke Kesehatan yang Lain

Next Post

Upaya Mengenggam Kebahagiaan | Ulasan Novel “Gas” Nanoq da Kansas

Komang Adnyana

Komang Adnyana

Penikmat cerita, yang belajar lagi menulis cerita.

Next Post
Upaya Mengenggam Kebahagiaan | Ulasan Novel “Gas” Nanoq da Kansas

Upaya Mengenggam Kebahagiaan | Ulasan Novel "Gas" Nanoq da Kansas

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co