31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bincang-Bincang Kecil Proses Menulis | Resah Penulis Sastra di Singaraja

Azman H. BahberehbyAzman H. Bahbereh
June 11, 2021
inKhas
Bincang-Bincang Kecil Proses Menulis | Resah Penulis Sastra di Singaraja

Diskusi sastra di Omah Laras, Singaraja

Sudah hampir dua bulan saya berada di Bali, tepatnya di kota kecil Singaraja, Bali, tak banyak kegiatan yang dapat saya lakukan selain keseharian yang itu-itu saja, kalau gak motong ayam yaudah tidur, kegiatan yang menjenuhkan, bukan?

Jelas bagi seorang yang aktif berkegiatan seperti saya merasa mumet dan bosan dengan keseharian yang monoton seperti itu. Namun, di sela-sela kebosanan itu saya mencoba mencari hal baru, mencari kesibukan yang lain, seperti: mencari teman yang enak diajak ngobrol, pergi ke masjid dan mengaji di rumah. Tapi sepertinya bagi saya itu bukan merupakan kegiatan yang tepat untuk saya sendiri.

Sebab itu, pulang ke rumah menurut saya adalah hal yang menakutkan, karena tak banyak yang dapat saya lakukan di rumah. Beruntunglah seorang teman yang baru saya kenal, bernama Dani menghubungi saya untuk meminta menjadi pembicara dalam bincang kecil-kecilan tentang kepenulisan.

Kebetulan Dani sendiri adalah salah satu pendiri dari Omah Laras. Omah Laras merupakan ruang kolektif yang lumayan aktif (sebelum pandemi). Tapi, semenjak datangnya pandemi Covid19 Omah Laras tidak banyak melakukan kegiatan-kegiatan seperti sebelumnya. Biasanya kegiatan yang dilakukan Omah Laras adalah lapakan buku dan pasar gratis di Taman Kota atau di Pelabuhan di kota Singaraja, Bali.

Awalnya saya menolak menjadi pembicara di acara bincang kecil-kecilan tersebut. Karena di samping saya masih awam dalam dunia kepenulisan, saya juga seorang yang tidak terlalu percaya diri buat mengisi acara-acara seperti itu walau di lingkup kecil. Tapi karena Dani mengatakan kegiatan itu hanya ngobrolin tentang bagaimana proses kreativitas menulis puisi dan dia mengira saya lah orang yang tepat.

Jadi, dengan hati yang agak masih bingung saya mengiyakan permintaan tersebut. Dengan alasan saya memiliki sedikit ilmu tentang kepenulisan puisi, ya walau gak bagus-bagus banget. Di samping itu juga saya berpikir, kenapa saya adalah orang yang tepat baginya untuk menjadi pembicara. Mungkin karena kebanyakan yang hadir adalah orang-orang yang saya kenal. Sehingga jika pembicaranya saya, mereka tidak merasa canggung.

Kamis, 10 Juni 2021, pukul 20:00 WITA, saya berangkat ke lokasi untuk menjadi pembicara di acara tersebut. Dengan menaiki sepeda motor di sepanjang jalan menuju lokasi saya masih menghapal dan mengulang-ngulang materi dalam otak saya, maklumlah kan saya masih awam dan amatir untuk hal seperti ini. Setelah sampai di lokasi, banyak teman-teman yang belum hadir. Alhasil saya harus menunggu terlebih dahulu kedatangan mereka. Setelah hampir 15 menit berjalan, mereka datang dengan bergerombolan dan sangat antusias untuk acara ini walau hanya kecil-kecilan.

Diskusi pun mulai dilangsungkan. Hampir lumayan banyak yang datang meski itu hanya dari lingkaran orang-orang yang saya kenal. Saya agak gemetar awalnya karena mungkin belum terbiasa. Namun, lambat laun saya semakin percaya diri untuk menyampaikan sedikit ilmu dari ilmu saya yang sedikit. Tanpa mengurangi rasa pesimis, saya terus melanjutkan materi. Mengingat juga seorang ulama pernah berkata “sampaikanlah apa yang ada dalam dirimu, tidak kurang dan tidak lebih.” Oleh sebab itu, saya hanya menyampaikan apa yang saya ketahui tentang kepenulisan puisi, tidak kurang dan tidak lebih.

Waktu terus berjalan dan bincang-bincang pun terus berlanjut, malah semakin hangat. Saya tak berhenti kehilangan ide pada saat itu. Entahlah, mungkin ilmu kepenulisan puisi yang saya dapatkan di perantauan bergerak dan berjalan aktif di dalam pikiran saya. Di sana saya memaparkan tentang bagaimana kreativitas menulis puisi itu bisa ditumbuhkan, mulai dari pembahasan ide, penulisan, perenungan dan revisi. Untuk saat itu bincang-bincang tentang kepenulisan puisi hanya di bagian itu saja dulu. Jikalau lebih melebar takutnya keblablasan.

Acara tidak berjalan seformal mungkin. Tentu saja tidak, karena memang mereka mengatur acara tersebut seperti bincang-bincang puisi dengan santai. Jadi kita berbincang sambil merokok, ada beberapa orang juga sambil minum (serub). Dengan acara seperti itulah saya merasa santai dan memang agak tidak terlalu memajang raut wajah yang serius.   

Setelah acara selesai saya dan beberapa teman-teman mulai mengobrol masih tentang dunia kepenulisan puisi. Seperti bagaimana cara memecah kebuntuan ketika menulis, menentukan alat untuk menumbuhkan ide atau inspirasi dan merangkai kata-kata yang tepat agar tidak loncat dari apa yang ingin disampaikan . Tidak sedikit juga kita menggeser pembahasannya sedikit, ke arah yang agak sedikit melebar. Membicarakan kemajuan sastra di daerah Singaraja lebih tepatnya.

Sebagai orang yang lama hidup bahkan dari lahir sudah mendarat di kota Singaraja ini, semakin mengenal dan menyentuh dunia sastra saya semakin bertanya-tanya kenapa di Singaraja sangat sedikit ruang bagi para penyair ataupun penulis. Entah saya yang kurang mencari tahu tentang hal itu atau memang benar ruang yang ada hanya sedikit. Padahal kalau kita perhatikan banyak penulis-penulis entah tua ataupun muda, yang hebat juga berkompeten lahir dari rahim Mahima, yaitu salah satu komunitas seni dan sastra di Singaraja. Penulis-penulis yang lahir dari rahim Mahima antara lain: Agus Wiratama, Jong Santiasa Putra, Manik Sukadana, Agus Noval Rivaldi dan lainnya.

Masalah itu sempat saya singgung dan bicarakan oleh teman-teman, ya walau kita masih terbilang belum seharusnya membahas itu, tapi bolehlah sedikit-sedikit guna mengikis keresahan. Sebagai seorang perantau yang mengenal sastra di rantauan. Saya terkadang sering kebingungan ketika pulang ke rumah harus berbuat apa, seperti yang ada di paragraf pertama. Seharusnya seluruh daerah Bali atau masyarakat secara luas tersentuh dengan hal-hal yang berbau sastra juga kesenian, dan tidak hanya di kota Denpasar saja atau di Gianyar yang banyak seniman dan para penyair.

Tapi di tulisan ini saya sama sekali tidak ada niat mengkritik hal tersebut, karena saya juga masih terbilang anak baru di dunia kesusastraan ini. Namun setelah perbincangan yang kebanyakan dihadiri anak-anak muda itu, pikiran saya seakan terseret ke dalam keadaan ini. Seperti saya merasa kita sebagai orang yang bisa dibilang peduli dengan dunia sastra memerlukan gebrakan yang baru ataupun cara baru guna menjadikan sastra sebagai destinasi yang baru bagi masyarakat luas.  

Di acara itu juga, saya dan kawan-kawan seperti ingin membangun atau membuat suasana serta atmosfer sastra dan seni di Singaraja. Keinginan yang cukup mengejutkan bagi saya dan kawan-kawan, hehe. Terlebih lagi, saya banyak menemukan masyarakat terutama anak-anak muda di Singaraja yang begitu tertarik dengan dunia sastra. Tinggal kita saja sebagai pegiat seni dan sastra bagaimana caranya untuk membangun serta menumbuhkan perhatian masyarakat luas ke dalam dunia sastra dan seni. Sehingga hal itu menjadi daya tarik yang lebih menarik ketimbang hal-hal lain.

Di luar daripada itu, kembali lagi ke minat masing-masing orang. Toh bagi saya juga tidak semua harus ambil bagian di dunia yang kaya akan makna ini (sastra dan seni). Namun setidaknya mereka dapat menyentuh dan mengenal hal tersebut. Karena bagi saya sastra dan seni bisa menjadi ruang refreshing bagi para masyarakat, terutama masyarakat yang ada di Singaraja. [T]

Singaraja, 11 Juni 2021

Tags: sastraSastra IndonesiaSingaraja
Previous Post

Nengah Suwati | Penenun dari Muncan yang Hanya Sekali Dalam Hidupnya Memakai Kain Songket

Next Post

EURO 2020 | Membayangkan Apa Kira-Kira Diobrolkan Ronaldo, Mbappe, Kane dan Kawan-Kawan?

Azman H. Bahbereh

Azman H. Bahbereh

Lahir di Singaraja, Bali, 30 Januari 2001. Bekerja sebagai tukang jagal ayam yang selain gemar membaca juga gemar menulis. Kalian bisa menemukannya di akun Instagram : @azmnhssmb

Next Post
EURO 2020 | Membayangkan Apa Kira-Kira Diobrolkan Ronaldo, Mbappe, Kane dan Kawan-Kawan?

EURO 2020 | Membayangkan Apa Kira-Kira Diobrolkan Ronaldo, Mbappe, Kane dan Kawan-Kawan?

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co