29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Kalah dan Menang” | Usai Pesta Judi Itu

Nyoman Sukaya SukawatibyNyoman Sukaya Sukawati
May 17, 2021
inEsai
“Kalah dan Menang” | Usai Pesta Judi Itu

Wayang drupadi | Sumber gambar Google

Di ruangan agung Kerajaan Astina ini, sebuah pesta besar sekaligus nasib tragis pernah berlangsung. Terlampau tragis bahkan, hingga mengubah sepenuhnya masa depan negeri ini.

Pesta itu memang telah usai, meninggalkan ruangan yang kini lengang dan hanya angin sesekali terdengar mendengung di lorong-lorongnya yang dingin. Selebihnya adalah bayangan mencekam di antara pilar-pilar marmer yang meninggi itu.

Meja kecil dengan batu dadu itu masih dibiarkan tergeletak di situ. Kursi dan botol-botol anggur kosong berserakan di balkon. Sedang di lantai tengah, jejak-jejak kaki dan ceceran keringat masih membekas dalam debu. Juga bayangan tawa Dursasana yang aneh itu. Di situlah, di ruangan agung itu, beberapa waktu lalu, di tengah keramaian pesta kerajaan, Dursasana dengan tawa menyeringai oleh birahi berusaha merenggut dan menelanjangi Drupadi.

“Yudistira telah mempertaruhkan Drupadi dan ia kalah. Perempuan ini sekarang jadi budak kami dan kami bebas memperlakukannya,” kata Dursasana. Bau alkohol menyengat mulutnya. Matanya memerah. Ia yang terhuyung-huyung karena mabuk terus berusaha melucuti kain di pinggul Drupadi.

Di bawah tatapan para bangsawan yang hadir, Drupadi dipertaruhkan sekaligus dinista. Puncaknya, di sini hak-hak Pandawa atas Astina dirampas Kurawa.

Memang banyak hal muram hadir dalam Mahabharata, banyak hal ganjil terdengar di sana. Tetapi yang paling getir tentu apa yang telah berlangsung di ruangan ini. Anak-anak Pandawa, yang cerdas dan menjunjung nilai-nilai kebenaran serta sifat-sifat ksatria, harus berhadapan dengan kenyataan pahit: mereka kalah dalam pertaruhan judi dan kehilangan segalanya serta disingkirkan ke dalam pembuangan 13 tahun di hutan.

Sejumlah pertanyaan sempat menggantung di sana yang tak mudah dicarikan jawaban: Apa yang membuat Yudhistira rela mempertaruhkan masa depannya dan saudara-saudaranya di meja dadu yang tak lebih lebar dari satu meter persegi itu? Sekalipun sebagai putra sulung, berhakkah Yudhistira bertindak sejauh itu, bahkan menjadikan Drupadi sebagai taruhan? Adakah ia membayangkan kemenangan dalam judi itu yang akan memberinya kehormatan? Entahlah! Bahkan para orang tua yang menyaksikan peristiwa itu tak ada yang mampu memberi jawab. Mereka hanya tertunduk, terkubur dalam perasaan tak terlukiskan, sebagaimana Kunti, Drestarasta, atau Widura.

Kecuali Bima yang menunjukkan ketidaksukaannya atas permainan yang dirancang Sakuni itu. Maka, ketika Kurawa mempermalukan dan menelanjangi Drupadi, putri terhormat dari Pancala itu, Bima tak bisa lagi menahan diri. Dia turun ke gelanggang dan meradang dengan sumpahnya, “Hai, Duryadana, Dursasana, Sakuni, kalian boleh menang taruhan dan mengambil negeri ini, tapi apa hakmu menghina Drupadi? Dengar, aku telah menyaksikan semuanya, dan di hadapan kalian kuucapkan sumpahku, kelak aku akan datang dengan pembalasan. Akan kurobek tubuhmu, dan kuminum darahmu!”

Rupanya kehidupan telah memaksakan sisi nisbinya di sini. Karena itu Yudistira, Arjuna, Nakula dan Sadewa memilih diam. Juga Bhisma. Senapati agung nan bijaksana itu hanya memandang datar dari balkon dengan mulut terkatup terhadap semua hal yang berlangsung. Juga Durna. Tak ada yang dapat ia lakukan. Permusuhan antara Pandawa dengan Kurawa tampaknya telah tiba di puncak.

Ketika sebuah peristiwa terjadi, saat pilihan telah diambil, kita pun hanya bisa menunggu apa gerangan setelah itu. Maka Pandawa yang kalah harus segera angkat kaki, meninggalkan masa-masa indah di Astina menuju satu takdir baru: hidup dalam pengasingan. Sementara Duryudana dan saudara-saudaranya, bersama sang penasihat Sakuni, boleh merayakan kemenangan dan bersuka cita.

Demikianlah satu babakan hidup berlangsung. Saat semuanya tiba, maka yang kemudian terlihat adalah ada yang keluar sebagai pemenang dan ada pula yang kalah. Hingga di bagian ini sepertinya tak ada yang perlu diperdebatkan lagi. Mungkin mereka tahu kemenangan itu dicapai melalui cara yang curang. Tapi bagi yang memilih bertindak murni, seperti Yudhistira, juga sadar akan berhadapan dengan risiko: entah akhirnya menang atau kalah. Siapa yang tahu? Karena itu kita agak jadi mengerti kenapa Yudhistira memilih diam saat dikalahkan. Ia tak mempersoalkan bagaimana ia kalah.

Yudhistira memang bukan pemenang. Bahwa antara kalah dan menang itu kadang jaraknya sedemikian tipis, sekalipun tak juga mudah buat digenggam. Tapi toh dengan demikian tak berarti segalanya telah berakhir.

Tiga belas tahun selepas pesta judi di ruangan itu, dua keluarga keturunan Bharata ini, Pandawa dan Kurawa, dipertemukan kembali oleh takdir. Tidak dalam reuni keluarga tetapi di jalan yang pilu. Mereka harus saling angkat senjata dan baku bunuh, lewat perang saudara, perang Kuru, yang dikenal dengan Bharatayuda.

Kita kemudian paham perang itu pun ternyata bukan pertanda berakhirnya suatu riwayat. Sebab, sesudahnya banyak hal tragis masih akan berlangsung. Mungkin karena itu, Astina dengan segala cekam misterinya, tetap hadir membayang di tengah kerajaan hidup kita hari ini. Darinya orang-orang dapat menilai sejenak tentang keteguhan hati, seperti Bhisma. Dengan kata lain, ini adalah soal risiko dan hikmah dari pilihan hidup.

Sebelum perang pecah, Bhisma berkata kepada Drestarasta, “Yudistira dan saudara-saudaranya akan memenangkan perang ini. Mereka dipayungi keberuntungan, sebab Pandawa meneguhkan kekuatannya dengan kebenaran dan keadilan, sesuatu yang tak pernah bisa dimengerti oleh Duryudana.”

Di sana Bhisma hendak menegaskan bahwa sekalipun segalanya tampak nisbi, orang tetap perlu menggamit keyakinan tentang sesuatu sebagai pegangan hidup. Misalnya berteguh dengan nilai-nilai moral. Juga sebagaimana sikap yang diambil Bhisma dalam Bharatayudha:  Orang seharusnya tetap menjadi ksatria meski tahu akan berada di pihak yang kalah.

Bagaimana pun setiap peristiwa, setiap pergulatan, akan hadir dengan wajahnya yang subtil, tak pernah mudah dipahami. Sebagaimana kita tahu satu kemenangan ternyata tak seluruhnya berarti menang. Begitu juga dengan kekalahan.

Bharatayuda memang kemudian berakhir. Dimenangi lima putra Pandu, Pandawa, yang mengantarkan Yudhistira memegang tahta Astina. Sedangkan Kurawa, keturunan Drestarasta, yang seratus orang itu, karena itu ia jadi mayoritas, adalah pihak yang kalah. Duryudana, Dursasana dan Sakuni dirajam habis oleh Bima, sesuai sumpahnya dulu. Tapi setelah itu apa? Yang kita tahu, meski keluarga Kurawa, lambang sifat-sifat buruk manusia itu, tumpas dari Astina ternyata mereka tak serta merta kehilangan otoritasnya atas kerajaan dunia kita. Mereka seakan terus bereinkarnasi di dalam diri kita, di tengah kehidupan kita, sampai hari ini. [T]

Tags: BimaDrupadiKorawaKurawaMahabharataPandawarenunganwayangYudistira
Previous Post

Senyum Manis 3 Perempuan Bank | Eh, Bukan Bank Umum, Tapi Bank Sampah

Next Post

Kosmopolitanisme Bali di Persimpangan Jalan | Konflik Dresta-Non Dresta

Nyoman Sukaya Sukawati

Nyoman Sukaya Sukawati

lahir 9 Februari 1960. Ia mulai aktif menulis puisi sejak 1980-an di rubrik sastra surat kabar Bali Post Minggu asuhan Umbu Landu Paranggi. Dia pernah bergiat di dunia kewartawanan. Pada 2007 bukunya berjudul Mencari Surga di Bom Bali diterbitkan berkat bantuan program Widya Pataka Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Bali bekerja sama dengan Arti Foundation, Denpasar.

Next Post
Kosmopolitanisme Bali di Persimpangan Jalan | Konflik Dresta-Non Dresta

Kosmopolitanisme Bali di Persimpangan Jalan | Konflik Dresta-Non Dresta

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co