1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menyambut Galungan | Bangkitkan Cahaya Dharma dalam Hati

Dewa Gede ArnamabyDewa Gede Arnama
April 9, 2021
inEsai
Menyambut Galungan | Bangkitkan Cahaya Dharma dalam Hati

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Masa yang suram satu tahun ini akibat Pandemi Covid-19 menimbulkan banyak sekali perubahan dalam kehidupan kita. Hal kecilnya saja adalah kita tidak bisa menunjukan ekspresi  ketika melakukan interaksi sesama akibat dari masker yang menutupi senyum manis kita. Apalagi ditambah dengan kaca pelindung wajah, rasanya seperti berada dalam dunia yang lain. Nah, itu semua dilakukan demi keamanan kesehatan kita dalam menjalani aktivitas kehidupan di masa wabah seperti sekarang ini. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan di semua bidang kehidupan manusia. Salah satunya adalah kehidupan beragama.

Umat Hindu di Bali tidak dapat terlepas dari penyelenggaraan yadnya. Yadnya berasal dari bahasa Sanskerta yajña, yang terbentuk dari akar kata “yaj” yang berarti memuja, mempersembahkan atau korban suci. Yadnya berarti korban suci yang dilaksanakan dengan rasa tulus ikhlas. Banyak sekali hari raya dan perayaan yang dimiliki oleh umat Hindu, terutamanya adalah Hindu di Bali. Tradisi, Budaya, Ritus Pemujaan, Upacara dan Upakara Bali melekat menjadi satu kesatuan. Salah satu hari raya besar umat Hindu adalah Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Galungan diperingati setiap 210 hari di penanggalan kalender Bali yakni pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Dunggulan atau wuku ke-11 sedangkan Kuningan jatuh pada sepuluh hari kemudian yakni pada Hari Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Kuningan, yakni wuku yang ke-12.  Galungan dalam bahasa Jawa Kuna diartikan ‘bertarung’ dan Dunggulan itu berarti ‘menang’ atau ‘kemenangan’. Jika kita lihat dari segi sejarahnya, maka munculnya hari Galungan ini berasal dari suatu mitologi cerita yang menjelaskan bahwa  pada zaman dahulu, pulau Bali dikuasai oleh raksasa sakti dan jahat yang bernama Mayadenawa. Mayadenawa melarang masyarakat Bali untuk melakukan persembahyangan memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kemudian, Bhatara Indra turun ke dunia untuk bertemu dengan Mayadenawa dan memperingatkan bahwa tindakannya tersebut salah. Disana terjadilah pertempuran hingga Mayadenawa berhasil dikalahkan oleh Bhatara Indra. Oleh karena itu dapat kita ketahui dan simpulkan bahwa hari Galungan adalah peringatan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (Ketidakbenaran).

Di zaman dahulu sesuai dengan mitologi galungan, penegak dharma (kebenaran) adalah Bhatara Indra yang berhasil mengalahkan Mayadenawa yang merupakan penguasa adharma  (kejahatan, ketidakbenaran). Dalam hal tersebut Bhatara Indra berusaha untuk membebaskan para umat Hindu Bali yang dikuasai oleh raksasa yang melarang adanya pemujaan di pura. Yang dikalahkan adalah ketidakbenaran yang dilakukan oleh raksasa Mayadenawa. Lantas, pada masa dengan peradaban umat manusia yang serba modern seperti sekarang ini, Adharma apa yang patut kita kalahkan? Bagaimana cara kita membela dan menegakkan Dharma?

Kita kembali pada pribadi umat Hindu masing-masing. Pada masa Pandemi  Covid-19 seperti sekarang ini, semua aspek kehidupan kita diberlakukan pembatasan. Mulai dari pekerjaan, pendidikan hingga kegiatan ibadah keagamaan. Kendati demikian, umat Hindu tidak bisa lepas dari adanya hari suci keagamaan beserta upacara dan upakara yang memang wajib untuk dilaksanakan. Walaupun yadnya seperti yang telah saya tuliskan diatas merupakan korban suci yang tulus ikhlas, namun persiapan upacara upakaranya tentu saja memerlukan materi berupa uang. Sarana dalam pembuatan banten tidak semua bisa kita dapatkan gratis di kebun sendiri. Lalu belum tentu semua orang memiliki lahan kebun bukan? Tentu saja banyak bahan ketika membuat banten upakara yang harus dibeli. Apalagi jika ada kalangan umat yang memiliki gengsi tinggi, pastinya akan membuat banten dan sarana upakara yang meriah dan terkesan mewah.

Terganggunya semua bidang kehidupan akibat pandemi covid-19 tentu saja membuat banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Lantas darimana datang pendapatan yang lebih? Kriminalitas meningkat di masa pandemi pastinya sudah kita ketahui bersama. Terakhir saya membaca berita mengenai ternak sapi yang hilang di kebun warga, ada juga mengenai pencurian ayam dan bebek. Itu semua adalah dampak dari minimnya pendapatan seseorang di masa pandemi, sehingga mengambil jalan pintas dengan melakukan kriminalitas. Mirisnya adalah sarana yang didapat dari hasil mencuri digunakan untuk membuat banten. Sebelum pandemi saja setiap menjelang Hari Raya Galungan ada saja yang hilang dicuri. Seperti ambu dan ron (daun pohon aren), busung (daun kelapa) serta sarana banten seperti buah pisang yang ada di perkebunan warga. Nah, dimasa pandemi seperti sekarang pasti tindakan mencuri sarana upacara  dari hasil pertanian di kebun warga akan meningkat.

Tidak ada yang mengatakan bahwa mencuri itu adalah perilaku yang benar. Bahkan mencuri ilmu  pengetahuanpun dianggap salah, apalagi mencuri barang yang nantinya dijadikan sebagai persembahan kepada Tuhan atau hanya sekedar untuk mendapatkan uang, tentunya itu adalah dosa besar. Dengan demikian dapat saya katakan bahwa Adharma pada masa sekarang ini yang harus dikalahkan adalah hawa nafsu dan ego dalam diri kita sebagai umat beragama. Keinginan untuk membuat sarana upakara yang mewah pada masa sulit perlulah ditekan dan dihilangkan. Tuhan tidak pernah memaksa umatnya untuk membuat persembahan banten yang mewah. Rasa yang utama adalah tulus dan ikhlas, yakin pada-Nya serta menyerahkan jiwa dan raga sepenuhnya pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Di masa pandemi ini kita semua merasakan kesulitan yang luar biasa, namun dalam pelaksanaan yadnya alangkah baiknya kita tetap lakukan apa adanya dengan rasa yang tulus ikhlas. Sujud bhakti yang utama tidak terlihat dari seberapa meriah hari raya keagamaan itu dilaksanakan. Tapi dilihat dari bagaimana cara kita memaknai perayaan hari suci dengan perasaan yang bahagia, tulus dan tidak merasakan keluhan keberatan akibat hutang materi. Beryadnya itu jangan sampai berhutang pada saudara kita yang berdagang. Laksanakan yadnya semampu kita, sederhana namun penuh dengan makna.

Setelah setahun diselimuti Pandemi covid-19 ini harapannya adalah agar segera berlalu dan lenyap. Semoga segera terwujud. Covid-19 ini dapat dikatakan sebagai Adharma masa kini yang kedua setelah hawa nafsu dan ego dalam diri kita. Dengan adanya seruan vaksinasi, ibarat secercah cahaya yang akan mengentaskan kegelapan pandemi. Tentunya dengan harapan bahwa vaksinasi ini harus benar-benar efektif mampu membasmi pandemi virus ini agar kehidupan kita dapat kembali normal seperti sediakala.

Selanjutnya mari kita bangkitkan cahaya dharma dalam hati kita sebagai umat Hindu Bali dalam menyambut perayaan hari suci galungan ini. Alangkah baiknya kita rayakan sebagai wujud rasa syukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan kita kehidupan dan berkenan dalam menciptakan alam semesta beserta isinya. Kita kalahkan rasa ego dan hawa nafsu yang ada dalam diri agar berganti menjadi rasa syukur dan bhakti. Bersyukur masih diberikan kesempatan bernafas dan melaksanakan kehidupan di dunia walau dalam situasi serangan pandemi virus. Sudah sebaiknya kita memohon keselamatan alam beserta isinya, memohon ampun atas segala dosa yang kita perbuat di dunia ini, tak henti-hentinya melakukan introspeksi diri, mulat sarira untuk kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya.

Ciri khas hari Raya Galungan adalah dipasangnya penjor pada sebelah kanan pintu keluar pekarangan rumah umat Hindu. Penjor sendiri merupakan simbol dari Naga Basuki dan bisa juga dikatakan sebagai simbol gunung yang memiliki makna kesuburan alam. Pada saat galungan, penjor biasanya dipasang sehari menjelang acara galungan yakni pada saat penampahan. Memasang penjor dalam menyambut hari raya galungan bertujuan sebagai bentuk wujud rasa bhakti dan rasa syukur atas segala berkah dan kemakmuran yang telah diberikan Sang Maha Pencipta.

Akhirnya melalui tulisan ini, saya menyampaikan Selamat Menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada semua umat Hindu dimanapun berada. Semoga kita bisa mengarungi kehidupan di zaman kaliyuga ini dengan baik, diberikan anugrah dan keselamatan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Mari kita terangi hati dengan cahaya dharma, kendalikan hawa nafsu yang merupakan adharma dalam diri yang sering menggoda. Tidak lupa juga semoga Pandemi Covid-19 cepat lenyap dari bumi tempat kita tinggal ini. Rahayu. [T]

Tags: hari raya galunganhindupandemi
Previous Post

Mengkonversi Karya Tulis Ilmiah Menjadi Sebuah Buku

Next Post

Banjir di Singaraja | Ayo Pasang Biopori dan Sumur Resapan

Dewa Gede Arnama

Dewa Gede Arnama

Mahasiswa. Lahir dan tinggal di Desa Awan, Kintamani, Bangli

Next Post
Banjir di Singaraja | Ayo Pasang Biopori dan Sumur Resapan

Banjir di Singaraja | Ayo Pasang Biopori dan Sumur Resapan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co