18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kesantunan Digital

I Ketut Suar AdnyanabyI Ketut Suar Adnyana
March 16, 2021
inEsai
Kesantunan Digital

Ilustrasi tatkala.co

Masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahtamahan penduduknya. Keramahtamahan tersebut tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan selalu ramah dengan pendatang. Itu menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Kemungkinan, hal itu yang menjadi alasan wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.

Keramahan dan keterbukaan masyarakat Indonesia terhadap orang luar menandakan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang berbudi luhur yang menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan. Nilai tersebut tercermin dalam bentuk relasi komunikasi antar sesama. Hal ini hendaknya terus terpelihara sehingga generasi muda tidak tercerabut dari akar budaya bangsa yang membentuk identitas dirinya.

Arus globalisasi membawa dampak pada perubahan karakter masyarakat. Perubahan tersebut dapat dicermati dari meningkatnya kasus kekerasan verbal dan non verbal dalam menyelesaikan konflik. Ujaran kebencian yang berbau sara kerap dilakukan. Hal ini bisa menimbulkan perpecahan bangsa. Warganet begitu mudahnya mencaci maki dan mengumbar kata-kata yang tidak santun dalam menanggapi sebuah konflik. Kesantunan yang mencirikan budaya masyarakat Indonesia seolah-olah hilang. Warganet begitu mudah menghujat, mencaci dan memaki.

Laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukkan warganet atau netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara. Atau dengan kata lain, paling tidak sopan se Asia Tenggara (diramu dari beberapa sumber).

Hasil survei yang dilakukan oleh DCI membuat warganet geram dan tidak setuju dengan hasil survei tersebut. Terlepas dari pro dan kontra tentang hasil survei tersebut, secara faktual warganet Indonesia ketika bermedia sosial sering melakukan hujatan-hujatan apabila tidak menyetujui postingan warganet lain. Hujatan-hujatan yang dilakukan terkadang mengarah pada ujaran kebencian yang berbau rasisme, sukuisme dan diskriminasi.

Ujaran kebencian sangat terasa ketika perhelatan pilpes beberapa tahun lalu. Polarisasi masyarakat masih sangat terasa walaupun pilpres telah usai. Pengkotakan antara kadrun dan cebong masih ada. Dua kubu ini tidak hentinya saling serang dengan menggunakan kata yang kurang sopan. Tidak hanya saling serang di dunia maya tetapi juga saat acara debat atau wawancara di televisi dua kubu ini kerap saling serang.

Mereka lupa bahwa apa yang mereka ujarkan ditonton jutaan orang yang tentu juga berasal dari kalangan remaja. Mereka merasa tidak berdosa mengumpat, mencaci maki, dan bahkan menghina. Anehnya ujaran yang tidak sopan tersebut diujarkan oleh kaum politisi atau kaum intelektual. Mereka dengan bangganya menggunakan kata-kata yang tidak etis dalam mengkritik pemerintah. Presiden sebagai simbol negara sering disebut “dungu”. Tentunya hujatan seperti itu seharusnya dihindari untuk menghomati presiden sebagai simbol negara.

Hujatan tak jarang diumbar oleh pemuka agama di hadapan umat yang kemudian bisa terbakar emosinya dan memungkinkan bisa menimbulkan tindak kekerasan. Ujaran kebencian yang mengarah rasisme juga kerap terjadi. Dengan alasan apa pun ujaran yang mengarah pada penghinaan tidak dibenarkan.

Ujaran-ujaran kebencian tampaknya semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran buzzer. Buzzer yang dianggap sebagai pembentuk opini publik kerap melempar opini yang terkadang hoaks yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan politik. Masyarakat disuguhi opini yang bersifat persuasif yang terkadang menyesatkan. Unggahan-unggahan opini para buzzer membuat gaduh seakan negeri ini tidak terlepas dari isu-isu yang membuat masyarakat bingung menyikapinya.

Penggunaan media sosial selama pandemi meningkat. Sebagian besar masyarakat berada di rumah karena dirumahkan atau bekerja dari rumah. Masyarakat punya banyak waktu luang dan untuk mengisi waktu luang masyarakat menghabiskan waktu dengan bermedia sosial. Entah karena situasi ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid 19 sebagian masyarakat mudah terpancing emosinya dalam mengemukakan pendapat. Berita bohong yang diunggah dalam media sosial dengan mudah direspon tanpa melakukan suatu pemikiran yang mendalam.

Warganet dalam berkomunikasi di media sosial hendaknya tetap memerhatikan kesantunan berbahasa. Kesantunan hendaknya tetap terpelihara walaupun pendapat yang disampaikan orang lain berbeda. Perbedaan pendapat disampaikan tidak harus dengan menggunakan kata-kata yang tidak sopan yang bertujuan untuk menghujat. Hujatan yang dilakukan tentu menimbulkan konflik yang tidak menyelesaikan suatu permasalahan. Apabila ada perbedaan pandangan selesaikan dengan dialog yang lebih mengedepankan argumentasi yang rasional.

Lakoff (1990: 34) mendefinisikan kesantunan sebagai suatu sistem relasi interpersonal yang dirancang untuk memfasilitasi interaksi dengan cara meminimalkan potensi konflik yang secara alami terdapat dalam interaksi antarindividu. Berbagai temuan empiris maupun kajian teoritis, menunjukkan bahwa kesantunan berbahasa digunakan sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan sosial dan sekaligus menjadi dukungan interpersonal dalam rangka mencegah konfrontasi.

Kesantunan berbahasa secara umum dikelompokkan ke dalam dua jenis. Pertama, kesantunan tingkat pertama (first-order politeness), yang merujuk pada etiket atau kaidah kepatutan bertingkah laku dalam suatu kelompok masyarakat masyarakat tertentu. Pada sisi ini kesantunan merujuk kepada seperangkat kaidah tatakrama yang disepakati oleh suatu kelompok. Pemahaman atas kaidah tatakrama kelompok menjadi indikator kesuksesan seorang dalam bertutur yang santun. Kesantunan tingkat pertama ini disebut kesantunan sosial. Kedua, kesantunan tingkat kedua (second-order politeness), yang merujuk pada penggunaan bahasa untuk menjaga hubungan interpersonal. Pada sisi ini indikator kesuksesan dalam bertutur ditentukan oleh perangkat pemahaman bahasa yang dikuasai penutur, misalnya knowledge of the world (pengetahuan tentang dunia), knowledge of culture (pengetahuan tentang budaya), kecerdasan seseorang dalam mencerna segala fenomena interaksi, dan sebagainya. Kesantunan tingkat kedua ini disebut kesantunan interpersonal (Kuntarto, 2016:59).

Seseorang dalam berkomunikasi wajib memerhatikan kesantunan sosial yang merujuk pada etika berkomunikasi yang telah disepakati oleh suatu masyarakat. Norma-norma, etika dan nilai sosial humaniora yang terpelihara oleh suatu masyarakat dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. Di samping memerhatikan nilai sosial, dalam berkomunikasi seseorang perlu pemahaman terhadap bahasa yang digunakan dalam bertutur. Masing-masing bahasa mempunyai sistem tata tingkatan bahasa yang berbeda. Hal ini perlu diketahui sehingga dalam berargumentasi terhindar dari menggunakan kata-kata yang tidak santun. [T]

Tags: digitalsopan santuntata krama
Previous Post

Api Baru Usai Hening

Next Post

Halusinasi MR HIT | Dari Sudut Skizofrenia

I Ketut Suar Adnyana

I Ketut Suar Adnyana

Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum. adalah Wakil Rektor I Universitas Dwijendra, Denpasar

Next Post
Halusinasi MR HIT | Dari Sudut Skizofrenia

Halusinasi MR HIT | Dari Sudut Skizofrenia

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co