Apakah yang paling dinanti masyarakat Bali saat perayaan Nyepi? Tak lain tak bukan, jawabannya tentulah satu: Ogoh-ogoh! Boleh dikata ogoh-ogoh adalah salah satu perayaan terbesar, ter-serentak, tergawat yang bukan hanya digemari satu dua kelompok, melainkan seluruh lapisan masyarakat. Dari yang tua sampai muda, laki perempuan, dajan peken dauh peken, dan seantero wilayah Bali dari yang terpencar sampai yang terpencil.
Bicara soal ogoh-ogoh tentu tak bisa dilepaskan dari lagu Ogoh-ogoh yang dinyanyikan duo legendaris Okid Kres dan Yan Bero. Tak ada pecinta ogoh-ogoh yang tak tahu dengan lagu ini. Lagu yang populer di tahun 90-an ini adalah icon wajib yang biasanya diputar di radio, TV, dan balai banjar terdekat di kota semeton untuk memotivasi semangat para pemuda mengerjakan ogoh-ogoh. Seperti sayur tanpa garam, seperti dikau tanpa cinta dariku, demikian kehadiran lagu ogoh-ogoh selalu menggenapi perayaan menyambut pawai ogoh-ogoh.
Namun, tahukah semeton? Ternyata di balik lagu ogoh-ogoh ini, ada banyak misteri yang tersimpan di dalamnya. Misteri yang tak kalah seramnya dibandingkan fenomena ogoh-ogoh yang tiba-tiba hidup ketika dihaturkan canang. Misteri yang tak kalah misteriusnya dengan ending cerita Misteri Gunung Merapi bagaimana nasib Kalagondang di akhir cerita?
Berikut adalah beberapa misteri yang tersimpan di balik lagu Ogoh-ogoh.
Misteri Okid Kres dan Yan Bero
Sebagaimana yang tercantum dalam video klip ogoh-ogoh, lagu ini dinyanyikan oleh Okid Kres dan Yan Bero. Jika menelusuri jejak duo penyanyi ini, kita akan menemukan misteri di balik keduanya. Bagi semeton musisi balai banjar, tentu sudah tak asing lagi dengan lagu ‘Kidung Kasmaran’. Lagu yang populer dengan reff lagu suwe sampun beli mengantosang, yang kemudian ditimpali dengan kata beibeh! ini dinyanyikan oleh Okid Kres.
Siapakah Okid Kres? Mengutip dari blog seniman dewata, Okid Kres sebenarnya bernama asli I Nyoman Ardika (alm). Diko begitu kerap ia disapa, adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Ni Ketut Netri dan I Ketut Retu Penyanyi kelahiran 18 Agustus 1961, mengenyam pendidikan di SD 8 Pemecutan, SLUB 1 Saraswati, SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa Denpasar) dan Universitas Udayana Jurusan Prodi Seni Rupa dan Desain Bidang Ilmu Seni Murni. Menikah pada Desember 1990. Mempunyai tiga orang putra yakni, I Putu Gita Aristia, I Made Ganis Santika, dan I Nyoman Gilang Gandira. Diko meninggal pada 17 September 2004 .
Sejak tahun 90-an, Okid Kres sudah mulai mengembangkan karya musiknya. Nama Okid Kres sendiri diambil dari nama panggilan Diko yang dibalik menjadi Okid. Yang menjadi misteri adalah, darimanakah sebenarnya kata Kres ini diambil? Apakah Kres berasal dari Kresendo, yang berarti perubahan dinamika dari suara lembut menjadi keras? Apakah itu juga yang membuat kedua lagu yang beda dinamika ini menjadi terkenal? Kidung Kasmara yang lembut meluluhlantakan hati dengan Ogoh-ogoh yang keras gagah perkasa?
Misteri lain adalah pasangan duet beliau, yaitu Yan Bero. Tak seperti Okid Kres yang sulit ditemukan biodatanya, Yan Bero bahkan sangat-sangat sulit dicari beritanya. Padahal kalau dilihat dalam skema musik, nama Yan Bero selalu disebut sebagai penyanyi top era 80-an bersama Ketut Bimbo, Yong Sagita, dan Yan Stereo. Yang lebih misterinya lagi, kenapa beliau menamai dirinya Yan Bero? Padahal vocal Yan Bero sendiri begitu pas padu mengental jadi satu kesatuan dengan Okid Kres yang terdengar legit di telinga.
____
___
Lirik Lagu Ogoh-ogoh
Misteri yang kedua adalah lirik lagu Ogoh-ogoh itu sendiri. Cobalah simak!
Tilem kesanga nyaluk sandikala
Bulane mengkeb di durin ambune
Galang obor traktak nyinarin gumi
Uyut suryak tetabuhan gambelan beleganjur, saling ceburin.
Sekancan kala, kali sewengkon Bali
Nyinahyang rupa ogah-ogah mecaling renggah
Ade ane merupa manusa muah raksasa
Ogah-ogah ogoh-ogoh kala-kali lumang-lumang
Ogah-ogah ogoh-ogoh ngiterin Desa
Ogah-ogah ogoh-ogoh kala-kali lumang-lumang
Ogah-ogah ogoh-ogoh ngiterin Kota
Jika dibaca, dapat dilihat begitu puitis sesungguhnya lagu Ogoh-ogoh ini Di dalamnya ada memakai personifikasi misalnya. Pada lirik bulane mengkeb di durin ambune, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti bulan yang sembunyi di balik awan. Di sini tampak bulan diumpamakan seumpama manusia yang bersembunyi. Pertanyaannya, kenapa bulan ini sembunyi? Apakah ia malu bertemu banyak orang? Atau takut dengan rupa ogoh-ogoh yang seram?
Menjadi misteri ketika membandingkannya dengan lirik lagu Bali kebanyakan saat ini yang memakai bahasa Indonesia campur-campur dengan bahasa Inggris. Pertanyaannya, apakah Okid Kres dan Yan Bero waktu itu tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar? Apakah mereka saat itu belum mengenal les bahasa Inggris? Sehingga tidak ada kosakata yang mencampurkan lirik lagunya dengan bahasa Indonesia atau dengan bahasa Inggris?
Misteri Ogoh-ogoh Menaiki Roket
Dalam menit awal video, kita akan melihat Ogoh-ogoh Rakasasa kurus cungkring tengah menaiki sebuah roket bertuliskan USA bergambar bendera Amerika. Apakah sebenarnya pesan yang ingin disampaikan? Ada konspirasi apakah di baliknya? Jika Ogoh-ogoh kita umpamakan sebagai simbol orang Bali, apakah di tahun tersebut ada rencana Bali ingin menjajah Amerika?
Misteri Koreo Ogoh-ogoh
Yang tak kalah menarik jika melihat video klip ogoh-ogoh, adalah sorot wajah para penabuh beleganjur. Khususnya pada pemuda yang memegang klenong. Tampak dalam video ia tengah cemberut. Pertanyaannya, apa sesungguhnya penyebab ia bisa cemberut? Apakah karena sebenarnya ia ingin jadi pemukul gong? Karena jika dilihat diantara semua penabuh, hanya pemain gong yang terlihat enjoy dan sangat bersemangat.
Beberapa koreo dari Okid Kres dan Yan Bero juga nampak belum serempak dan seirama. Misalnya dalam lirik ngeraris ida memargi, salah satu tangan penyanyi direntangkan ke kanan tapi agak lambat. Ada juga pada lirik ogah-ogah ogoh-ogoh, satu penyanyi terlalu cepat menengok kawan mainnya. Serta saat sampunang je ngerebeda salah satu tampak lebih cepat keluar dibanding yang lainnya.
Apakah itu memang model koreo Bali ala 90-an? Kalau demikian, tentu akan sangat berbahaya jika mereka bernyanyi, menari, atau menabuh dengan gaya seperti itu di zaman sekarang karena pasti para penabuh dan penyanyi ini tidak akan pernah lolos Pesta Kesenian Bali, yang mana koreografi penari dan penabuh diatur sedemikian rupa, sampai cara untuk mengulum senyumpun jadi tak ada beda satu sama lain.
Baju Ogoh-ogoh
Misteri lainnya adalah baju ogoh-ogoh yang dikenakan oleh para pemain dalam video klip. Apa sebenarnya tulisan lengkapnya? Adakah tulisannya sing punyah sing mulih? Atau I Love Tunang Timpal? Di manakah mereka menyablon kostum baju ogoh-ogoh ini? Bagaimana nasib tukang sablon ini sekarang? Apakah sudah masih bertahan di zaman covid ini? Atau sudah berganti bisnis menjadi pembuat endek? Mengikuti perkembangan zaman.
Terkahir, adalah misteri yang mimin sendiri begitu penasarannya setiap kali memutar video klip ogoh-ogoh dari tahun ke tahun, yakni yang mana sebenarnya Okid Kres? Yang mana sebenarnya Yan Bero? Keduanya terlihat mirip di mata mimin. Sudah tiang cari-cari gambar penyanyinya di google, di youtube, di facebook, jek tetap sing jelas… Mohon klarifikasinya… eh, petunjuknya maksudnya niki semetoooonnnn…… [T_T]