8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gurat Memoar | “Aon” dan Kesemestaan Ida Ketut Bagus Sena

Seriyoga PartabySeriyoga Parta
February 20, 2021
inEsai
Gurat Memoar | “Aon” dan Kesemestaan Ida Ketut Bagus Sena

Ida Bagus Sena [lukisan by Vincent Chandra]

Salah satu di antara sedikitnya seniman muda Bali yang masih memegang erat pakem tradisi seni lukis itu adalah Ida Bagus Sena asal Tebasaya Ubud. Nilai Tradisi tersebut tidak hanya berupa gerak estetik di permukaan atau stilistik, tetapi juga terbangunnya sebuah sistem dasar pengetahuan teknik melukis.

Sebagaimana tradisi melukis di Ubud yang bertahan sampai saat ini tetap memakai teknik yang sama seperti para pendahulunya sewaktu tahun 1930-an lalu. Tradisi teknik itu menjadi sebuah ’konvensi’ yang terus dipegang dari generasi ke generasi oleh seniman Bali khususnya di Ubud.

Ia lahir dari keluarga seniman (pelukis), kakeknya adalah Ida Bagus Made Kembeng salah pelukis era Pitamaha karyanya mendapatkan apresiasi internasional berupa Internasional Medali pada pameran Kolonial di Perancis tahun 1937.

Pamannya juga seorang pelukis yang sangat terkenal yaitu Ida Bagus Made (poleng), dikenal sebagai sosok dengan dedikasi tinggi penuh idealisme dan memilih hidup asketis. Orang tuanya sendiri juga seorang pelukis yaitu Ida Bagus Wiri dan pamannya yang lain adalah seorang dalang. Sehingga dapat dipastikan darah seni mengalir deras dalam dirinya, dan menghantarkannya menapaki jalan kesenimanan sebagai pelukis yang memiliki ciri rupa khas berkarakter filosofi.

Kekhasan dalam karya Sena ternyata tidak menurun begitu saja dari leluhurnya pun dari ayahnya sendiri, temuan estetik tersebut ia capai dari hasil pergaulan pribadinya yang begitu intens dalam ruang-ruang sepi kesehariannya; diselingi dengan menjalani tugas ngayah untuk upacara adat dan agama.

Sebagai bagian dari masyarakat Bali ia tidak dapat lepas dari kegiatan adat (sosial) dan ritual (agama), jika dilihat dari kaca mata modern aktivitas ngayah tersebut dapat menyita waktu-waktu produktif sehingga dianggap merugikan. Tetapi bagi masyarakat Bali, waktu (kala) adalah bagian dari sirkulasi kosmologi yang di dalamnya ada dimensi pribadi dan dimensi-dimensi soal yang tidak dapat ditolak dan harus dijalani sebagai bagian dari keharmonisan kosmos.

Baginya kondisi adat di Bali tersebut tidak dianggap sebagai beban, tetapi justru bagian dari jalan dan tantangan kehidupannya yang menempuh jalan seniman. Kesenian khususnya seni lukis menjadi sarana baginya untuk menuangkan nilai-nilai kehidupan yang tengah dijalani. Karyanya tidak hanya menampilkan keindahan (estetika) visual semata, tetapi sebuah ramuan dari interpretasi dan penghayatnya terhadap nilai-nilai kehidupan.

Proses berkarya bagi sosok eksentrik ini, adalah proses yang kompleks yang melibatkan pemikiran dan sensibilitas rupa. Sehingga proses yang dijalani selama menyelesaikan karya ini sangatlah panjang, menghabiskan waktu dua setengah tahun. Sungguh sebuah proses yang sangat lama, karena bagi Sena melukis bukan hanya perkara menggurat bentuk dan menggoreskan kuwas saja. Tetapi merupakan sebuah ritus yang dijalaninya secara khusuk sembari merenungi dan menghayati makna-makna kehidupan, melalui tuntunan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran hidup yang bersumber dari ajaran agama Hindu yang senantiasa dikontekstualisasikan dengan fenomena yang terjadi di masyarakat.

Hal yang menarik tentang lukisannya adalah caranya mengkonstruksi narasi besar di dalam kanvas, yang disertai dengan upaya mengkontekstualisasikan narasi besar ajaran agama dengan kehidupan kesehariannya sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur adat dan budaya. Ia tidak bermaksud membuat pernyataan verbal yang memihak atau pun mengkritik berbagai silang penafsiran yang terjadi di masyarakat. Menyampaikan pesan mendalam yang melibatkan berbagai macam simbol, perihal pentingnya mempertahankan budaya tradisi dan nilai-nilai yang termaktub di dalamnya.

Sena menegaskan bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa, dan tidak berwenang untuk mengomentari apa pun selain memilih dengan cara berkutat dengan pemikiran melalui bahasa rupa dan simbol-simbol. Secara visual karya ini terbagi atas dua lapisan yaitu latar depan dan latar belakang, komposisi juga terbagi dua atas dan bawah.

Karyanya menerapkan teknik tradisional yang ketat dimulai dengan mensketsa (ngorten), membuat gelap terang (ngabur/banyuin), mencari dan menegaskan bentuk (ngucek, ngeskes), dan diakhiri dengan membuat detail (nyawi). Teknik melukis ini sudah mentradisi di daerah Ubud dan Batuan, walaupuan terdapat perbedaan dalam penekanan prosesnya.

Teknik klasik yang diterapkan dalam karya-karyanya tidak hanya sebatas perkara media untuk mengungkapkan gagasan, tetapi juga bagian dari konten yang tengah dibahasakan melalui bahasa rupa khas. Komposisi antara gelap dan terang tidak hanya berhenti menjadi permainan visual semata, tetapi memiliki maksud untuk mengungkapkan konten.

Pembagian gelap yang menjadi latar belakang (background) adalah refleksi dari narasi kehidupan yang tengah ia soroti. Sedangkan bagian depan (foreground) dibuat lebih menonjol secara visual melalui warna dan pencahayaan, adalah lapisan makna yang memiliki dimensi filosofi disadur dari kitab Itihasa yaitu Mahabarata.

Pola bercerita dengan metode dua lapisan dimensi antara foreground dan background, digabungkan dengan pola klasik pembagian ruang menjadi dua yaitu ruang bawah dan ruang atas. Ruang bawah adalah dimensi mikro kosmos alam manusia yang terikat nilai, dan ruang atas adalah dimensi makro kosmos alam yang maha agung yang bebas nilai.

Sebagai manusia biasa ia menyadari dirinya hanyalah setitik kecil yang berada di dalam lingkaran sosial, sehingga keterikatan diri dengan lingkungan dan bahkan alam adalah sebuah keniscayaan. Sebagaimana tercermin dalam motif khas yang menyerupai api atau awan (aon) yang ternyata berasal dari motif Patre Punggel. Sebuah motif klasik dalam khasanah seni ukir Bali. Berupa titik yang melingkar berbentuk spiral dan terhubung satu dengan lainnya, seperti itulah Sena memaknai dirinya menjadi bagian dari masyarakat dan bahkan alam. [T]

  • Tulisan ini merupakan nukilan dari pengantar Kurator PameranTunggal Ida Bagus Sena “ Muter Tatwa” di Museum Puri Lukisan Ubud, Agustus 2018

BACA JUGA

Ilustrasi: Ida Bagus Sena sedang melukis [Vincent Chandra]

Gurat Memoar | Ida Bagus Sena, Pelukis yang Mengaku Bodoh, yang Memetik Pelajaran dari Mana-mana

Tags: baliIda Ketut Bagus SenaPameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

Mengening | Membaca Dinamika Siklus Kehidupan

Next Post

Makanan Bukan Sekadar Sajian | Bisa Jadi Karya Seni, Simbol Kekerabatan dan Persembahan

Seriyoga Parta

Seriyoga Parta

Wayan Seriyoga Parta, M.Sn, lahir di Tabanan 1980, pengelola program Komunitas Klinik Seni Taxu, redaksi Buletin Komunitas Seni Rupa Kitsch (2004-2005), staf pengajar seni rupa di Universitas Negeri Gorontalo, Founder Gurat Institute. Founder & Kurator Arc of Bali Art Award,

Next Post
Makanan Bukan Sekadar Sajian | Bisa Jadi Karya Seni, Simbol Kekerabatan dan Persembahan

Makanan Bukan Sekadar Sajian | Bisa Jadi Karya Seni, Simbol Kekerabatan dan Persembahan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co