19 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gurat Memoar | “Aon” dan Kesemestaan Ida Ketut Bagus Sena

Seriyoga PartabySeriyoga Parta
February 20, 2021
inEsai
Gurat Memoar | “Aon” dan Kesemestaan Ida Ketut Bagus Sena

Ida Bagus Sena [lukisan by Vincent Chandra]

Salah satu di antara sedikitnya seniman muda Bali yang masih memegang erat pakem tradisi seni lukis itu adalah Ida Bagus Sena asal Tebasaya Ubud. Nilai Tradisi tersebut tidak hanya berupa gerak estetik di permukaan atau stilistik, tetapi juga terbangunnya sebuah sistem dasar pengetahuan teknik melukis.

Sebagaimana tradisi melukis di Ubud yang bertahan sampai saat ini tetap memakai teknik yang sama seperti para pendahulunya sewaktu tahun 1930-an lalu. Tradisi teknik itu menjadi sebuah ’konvensi’ yang terus dipegang dari generasi ke generasi oleh seniman Bali khususnya di Ubud.

Ia lahir dari keluarga seniman (pelukis), kakeknya adalah Ida Bagus Made Kembeng salah pelukis era Pitamaha karyanya mendapatkan apresiasi internasional berupa Internasional Medali pada pameran Kolonial di Perancis tahun 1937.

Pamannya juga seorang pelukis yang sangat terkenal yaitu Ida Bagus Made (poleng), dikenal sebagai sosok dengan dedikasi tinggi penuh idealisme dan memilih hidup asketis. Orang tuanya sendiri juga seorang pelukis yaitu Ida Bagus Wiri dan pamannya yang lain adalah seorang dalang. Sehingga dapat dipastikan darah seni mengalir deras dalam dirinya, dan menghantarkannya menapaki jalan kesenimanan sebagai pelukis yang memiliki ciri rupa khas berkarakter filosofi.

Kekhasan dalam karya Sena ternyata tidak menurun begitu saja dari leluhurnya pun dari ayahnya sendiri, temuan estetik tersebut ia capai dari hasil pergaulan pribadinya yang begitu intens dalam ruang-ruang sepi kesehariannya; diselingi dengan menjalani tugas ngayah untuk upacara adat dan agama.

Sebagai bagian dari masyarakat Bali ia tidak dapat lepas dari kegiatan adat (sosial) dan ritual (agama), jika dilihat dari kaca mata modern aktivitas ngayah tersebut dapat menyita waktu-waktu produktif sehingga dianggap merugikan. Tetapi bagi masyarakat Bali, waktu (kala) adalah bagian dari sirkulasi kosmologi yang di dalamnya ada dimensi pribadi dan dimensi-dimensi soal yang tidak dapat ditolak dan harus dijalani sebagai bagian dari keharmonisan kosmos.

Baginya kondisi adat di Bali tersebut tidak dianggap sebagai beban, tetapi justru bagian dari jalan dan tantangan kehidupannya yang menempuh jalan seniman. Kesenian khususnya seni lukis menjadi sarana baginya untuk menuangkan nilai-nilai kehidupan yang tengah dijalani. Karyanya tidak hanya menampilkan keindahan (estetika) visual semata, tetapi sebuah ramuan dari interpretasi dan penghayatnya terhadap nilai-nilai kehidupan.

Proses berkarya bagi sosok eksentrik ini, adalah proses yang kompleks yang melibatkan pemikiran dan sensibilitas rupa. Sehingga proses yang dijalani selama menyelesaikan karya ini sangatlah panjang, menghabiskan waktu dua setengah tahun. Sungguh sebuah proses yang sangat lama, karena bagi Sena melukis bukan hanya perkara menggurat bentuk dan menggoreskan kuwas saja. Tetapi merupakan sebuah ritus yang dijalaninya secara khusuk sembari merenungi dan menghayati makna-makna kehidupan, melalui tuntunan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran hidup yang bersumber dari ajaran agama Hindu yang senantiasa dikontekstualisasikan dengan fenomena yang terjadi di masyarakat.

Hal yang menarik tentang lukisannya adalah caranya mengkonstruksi narasi besar di dalam kanvas, yang disertai dengan upaya mengkontekstualisasikan narasi besar ajaran agama dengan kehidupan kesehariannya sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur adat dan budaya. Ia tidak bermaksud membuat pernyataan verbal yang memihak atau pun mengkritik berbagai silang penafsiran yang terjadi di masyarakat. Menyampaikan pesan mendalam yang melibatkan berbagai macam simbol, perihal pentingnya mempertahankan budaya tradisi dan nilai-nilai yang termaktub di dalamnya.

Sena menegaskan bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa, dan tidak berwenang untuk mengomentari apa pun selain memilih dengan cara berkutat dengan pemikiran melalui bahasa rupa dan simbol-simbol. Secara visual karya ini terbagi atas dua lapisan yaitu latar depan dan latar belakang, komposisi juga terbagi dua atas dan bawah.

Karyanya menerapkan teknik tradisional yang ketat dimulai dengan mensketsa (ngorten), membuat gelap terang (ngabur/banyuin), mencari dan menegaskan bentuk (ngucek, ngeskes), dan diakhiri dengan membuat detail (nyawi). Teknik melukis ini sudah mentradisi di daerah Ubud dan Batuan, walaupuan terdapat perbedaan dalam penekanan prosesnya.

Teknik klasik yang diterapkan dalam karya-karyanya tidak hanya sebatas perkara media untuk mengungkapkan gagasan, tetapi juga bagian dari konten yang tengah dibahasakan melalui bahasa rupa khas. Komposisi antara gelap dan terang tidak hanya berhenti menjadi permainan visual semata, tetapi memiliki maksud untuk mengungkapkan konten.

Pembagian gelap yang menjadi latar belakang (background) adalah refleksi dari narasi kehidupan yang tengah ia soroti. Sedangkan bagian depan (foreground) dibuat lebih menonjol secara visual melalui warna dan pencahayaan, adalah lapisan makna yang memiliki dimensi filosofi disadur dari kitab Itihasa yaitu Mahabarata.

Pola bercerita dengan metode dua lapisan dimensi antara foreground dan background, digabungkan dengan pola klasik pembagian ruang menjadi dua yaitu ruang bawah dan ruang atas. Ruang bawah adalah dimensi mikro kosmos alam manusia yang terikat nilai, dan ruang atas adalah dimensi makro kosmos alam yang maha agung yang bebas nilai.

Sebagai manusia biasa ia menyadari dirinya hanyalah setitik kecil yang berada di dalam lingkaran sosial, sehingga keterikatan diri dengan lingkungan dan bahkan alam adalah sebuah keniscayaan. Sebagaimana tercermin dalam motif khas yang menyerupai api atau awan (aon) yang ternyata berasal dari motif Patre Punggel. Sebuah motif klasik dalam khasanah seni ukir Bali. Berupa titik yang melingkar berbentuk spiral dan terhubung satu dengan lainnya, seperti itulah Sena memaknai dirinya menjadi bagian dari masyarakat dan bahkan alam. [T]

  • Tulisan ini merupakan nukilan dari pengantar Kurator PameranTunggal Ida Bagus Sena “ Muter Tatwa” di Museum Puri Lukisan Ubud, Agustus 2018

BACA JUGA

Ilustrasi: Ida Bagus Sena sedang melukis [Vincent Chandra]

Gurat Memoar | Ida Bagus Sena, Pelukis yang Mengaku Bodoh, yang Memetik Pelajaran dari Mana-mana

Tags: baliIda Ketut Bagus SenaPameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

Mengening | Membaca Dinamika Siklus Kehidupan

Next Post

Makanan Bukan Sekadar Sajian | Bisa Jadi Karya Seni, Simbol Kekerabatan dan Persembahan

Seriyoga Parta

Seriyoga Parta

Wayan Seriyoga Parta, M.Sn, lahir di Tabanan 1980, pengelola program Komunitas Klinik Seni Taxu, redaksi Buletin Komunitas Seni Rupa Kitsch (2004-2005), staf pengajar seni rupa di Universitas Negeri Gorontalo, Founder Gurat Institute. Founder & Kurator Arc of Bali Art Award,

Next Post
Makanan Bukan Sekadar Sajian | Bisa Jadi Karya Seni, Simbol Kekerabatan dan Persembahan

Makanan Bukan Sekadar Sajian | Bisa Jadi Karya Seni, Simbol Kekerabatan dan Persembahan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Film Cina dan Drama Cina, Mana yang Paling Seru?

by Satria Aditya
May 18, 2025
0
Film Cina dan Drama Cina, Mana yang Paling Seru?

ADAKAH yang rindu dengan Wong Fei Hung? Atau sebutan kakak pertama, kedua dan ketiga? Di sini saya mengatakan kejujuran bahwa...

Read more

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co