13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

KETURUNAN GAJAH MADA DI BALI

Sugi LanusbySugi Lanus
January 25, 2021
inEsai
Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

ILustrasi tatkala.co / Nana Partha

Catatan Harian Sugi Lanus, 25 Januari 2021


1. Gajah Mada memiliki keturunan di Bali. Kisah ini masih beredar di Bali tahun 1842.

Kisah yang diturunkan secara turun-temurun ini mengatakan bahwa Gajah Mada memiliki keturunan dan tinggal di Bali Tengah yang sekarang dikenal dengan nama kawasan Mengwi. Keturunannya dikabarkan tinggal di sana, sebelum akhirnya terbentuk Kerajaan Mengwi sekitar tahun 1723.

2. Dimana bisa ditemukan naskah dan catatan yang menyebutkan Gajah Mada punya keturunan di Bali?

  • Di Kerambitan terdapat naskah ketikan yang mengatakan bahwa Gajah Mada memiliki 8 putra. Penjelasan ini terselip di antara kisah tentang para bangsawan di kerajaan di Bali. Sayangnya, naskah lontar aslinya tidak bisa saya temukan hanya tertinggal salinan dalam bentuk ketikan.
  • Tahun 1842 ada utusan Belanda ke Bali mencatat khusus bagaimana sistem pemerintahan dan strata sosial di Bali. Catatan khusus ini dilaporkan ke ke Jean Chrétien baron Baud — Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-44 yang berkuasa antara tahun 1834 – 1836. Dalam catatan terungkap cukup panjang lebar tentang bagaimana keturunan Gajah Mada dan para Arya yang datang dari Bali menjadi penyusun strata kebangsawanan baru di Bali setelah mereka hijrah ke Bali. Sebelumnya tidak terdapat strata kebangsawanan di Bali, Gajah Mada dan keluarga para Arya serta pandita dari Majapahit yang membuat kemunculan atau adanya strata kebangsawanan di Bali.
  • Catatan lain yang juga ditulis penelit Belanda, yaitu R. Friederich (1887), mencatat bahwa ada keturunan dari Gajah Mada menjadi penguasa lokal yang tersebar di Bali. Catatan panjang R. Friederich seperti membenarkan catatan lain sebelumnya yang ditulis 1842. Gajah Mada dan keluarganya disebutkan sebagai penguasa dan wilayah Mengwi sebelum terbentuknya Kerajaan Mengwi dan Kerajaan Badung. Disebutkan pula bahwa informasi keberadaan Gajah Mada di Bali dihilangkan dari lontar USANA JAWA. Terjadi rekontruksi penulisan sejarah tradisional Usana dan Babad yang menghilangkan informasi keberadaan Gajah Mada di Bali.

3. Dari catatan bertanggal 14 Maret 1842 (Laporan ke Jean Chrétien baron Baud — Gubernur-Jenderal Hindia Belanda) kita mendapat informasi bagaimana terbentuknya kebangsawanan di Bali dan sistem strata di Bali adalah bagian dari dampak kepindahan masyarakat Jawa ke Bali. Muncullah gelar kebangsawanan di Bali yang tidak dikenal sebelumnya. Stara sosial pasca kedatangan bubaran  Majapahit ke Bali ini membentuk strata sosial yang ditemukan di Bali tahun 1842.

Catatan tersebut jelas menyebutkan bahwa:

  • Telah terjadi pergantian atau konversi agama di Majapahit.
  • Raja tua tidak rela ada pertumpahan darah dengan putranya. Raja Brawijaya tidak ingin ada pertumpahan darah antar masyarakat Majapahit. Oleh karena itu bagi yang setia mengikuti “paham Brahma” mereka diajak pindah ke Bali.
  • Disebutkan Raja Brawijaya berjuang keras pindah ke Bali bersama rombongan besar. Tidak terhindarkan ada penolakan dari masyarakat Bali. Terjadi pertumpahan darah di Bali akibat exodus masyarakat Majapahit. Penolakan masyarakat Bali menyebabkan banyak bentrok-bentrok di kalangan masyarakat pendatang Majapahit dan Bali mula.
  • Raja Brawijaya sendiri yang disebutkan men-setting berdirinya kerajaan baru di wilayah sekitar Klungkung [kemungkinan yang dimaksud adalah Samprangan dan Gelgel].
  • Gajah Mada menduduki wilayah Bali bagian tengah, yang kini dikenal sebagai Mengwi.
  • Semenjak itulah terjadi pembentukan strata sosial dan muncul gelar kebangsawanan di Bali. Kerumitan gelar kebangsawanan muncul karena ada kebiasaan berpoligami sehingga muncul berbagai gelar yang sangat rumit — kemungkinan yang dimaksud adalah asal strata dari istri atau latar belakang keluarga pihak perempuan turut menentukan penamaan atau gelar kebangsawanan dari anak-anak mereka. Sekalipun berayah atau bapak sama, tapi kalau beribu dengan latar belakang berbeda mereka menyandang status berbeda, tergantung juga sah tidaknya hubungan mereka, ini yang kadang membuat keturunannya punya beragam gelar, bahkan tidak memakai gelar formal, sekalipun masih diakui sebagai keturunan atau keluarga mereka.

4. Keturunan Gajah Mada disebutkan dalam laporan 1842 dan R. Friederich (1887) mereka masuk sebagian menjadi keturunan penguasa kerajaan Mengwi, bangsawan Marga, sebagian di Badung, dan sebagian ikut menyusun kebangsawanan di Karangasem. Keturunan Gajah Mada disebutkan bergelar Gusti.

5. Saya sendiri mendengar dari penuturan langsung dari Biang Bulan Trisna Djelantik (Prof. Dr. dr Ayu Bulantrisna Djelantik, spesialis THT) yang lebih dikenal sebagai maestro Legong, tak lain putri dari Dr. AA Made Djelantik, saudara dari Raja Karangasem terakhir, bahwa di masa kecilnya mendengar penuturan dari keluarganya kalau keluarga mereka punya darah kebangsawanan terkait Patih Gajah Mada. Informasi ini tidak umum di Bali namun “informasi internal” keluarga bangsawan inti ini masih ada jejaknya, kalangan terbatas yang lahir tahun 1940-an masih mengetahui kisah keberadaan keluarga yang punya leluhur terkait dengan Gajah Mada. Kisah lisan ini sejalan dengan catatan bertahun 1842 yang ditujukan kepada Gubernur-Jenderal Hindia Belanda Jean Chrétien baron Baud, dan sesuai dengan yang ditulis oleh R. Friederich (1887).

6. Teks lets Over Bulie en deszelfs bewoners (bertanggal 14 Maret 1842, yang merupakan laporan ke Jean Chrétien baron Baud — Gubernur-Jenderal Hindia Belanda) dan tulisan R. Friederich (1887) ‘An account of the island of Bali’ dimuat dalam Miscellaneous Papers Relating to Indo-China and the Indian Archipelago, Volume 2 (1887), menjadi rujukan menarik dan perlu dipelajari lebih jauh mengingat disebutkan oleh R. Friederich bahwa keberadaan Gajah Mada disengaja dilenyapkan dalam penulisan USANA JAWA. Kini USANA JAWA menjadi banyak rujukan penulisan sejarah lokal Bali. Demikian juga kisah “lenyapnya Gajah Mada” dan hilangnya jejak misterius Gajah Mada lenyap tanpa keturunan yang beredar di Jawa, yang menjadi opini yang beredar luas, ternyata sangat berbeda dengan sejarah lisan di Bali tahun 1842.

Pembentukan Kerajaan Mengwi tahun 1723 akhirnya “menumpuk” dengan sejarah sebelumnya, kedatangan Majapahit yang dikenal umum bertahun Śaka “sirna hilang kertaning bhumi” (1400) atau 1478 M. Sejarah Kerajaan Mengwi yang seakan menumpuk kisah keluarga Gajah Mada, membuat jadi tidak lagi terjejaki, padahal kisah itu dahulunya jelas disebutkan bahwa keturuan Gajah Mada disebutkan menjadi penguasa atau tinggal di wilayah Bali bagian tengah — dikenal selanjutnya sebagai Kerajaan Mengwi setelah dibentuk kerajaan ini. Seiring bertumbuhnya Kerajaan Mengwi itulah diperkirakan memudar pula ingatan keberadaan kedudukan Gajah Mada dan keluarganya di Bali bagian tengah ini.

7. Catatan saya pribadi, setelah membandingkan Usana Bali dan Usana Jawa, ada beberapa kejanggalan Usana Jawa memang sepertinya direvisi dan beberapa hal yang sensitif dihilangkan. Seperti Arya Damar yang dalam peperangan melawan laskar Bali secara “tidak sengaja” membunuh Pasung Grigis, lalu dalam USANA BALI disebutkan Pasung Grigis diajak berperang ke Sumbawa dan gugur di sana. Usana Jawa masih memuat gugurnya Pasung Grigis dalam perang di wilayah Ularan menghadang pasukan Arya Damar. Kebencian penduduk Bali mula yang berperang menolak Majapahit sepertinya ingin dilunakkan dalam penulisan Usana Bali dengan mengatakan Pasung Grigis — mahapatih di Kerajaan Bali sebelum ditaklukkan Majapahit — tidak gugur dalam perang di Bali melawan Arya Damar, tapi disebutkan berpulang melawan penguasa Sumbawa. Nama keturunan Arya Damar di Bali tersamar seperti “berganti nama” (?) atau “disamarkan” (?) menjadi Arya Kenceng, kemungkinan ingin “menghapus ingatan” dari masyarakat Bali mula yang ditundukkan oleh pasukannya Arya Damar bersama Gajah Mada. Demikian juga, kalau kita percaya sumber informasi dari R. Friederich — bahwa Usana Jawa telah diubah dan dihapus nama keberadaan Gajah Mada dan keturunannya yang berkuasa di kawasan Mengwi Revisi — mungkin punya maksud tertentu. Ada kemungkinan “pelenyapan informasi” keberadaan keluarga Gajah Mada di Bali sengaja dilakukan agar tidak ada sentimen atau kebencian muncul di kalangan masyarakat Bali mula yang ditundukkan di masa lalu. “Pelenyapan informasi” keturunan Gajah Mada ini juga sekaligus untuk menjamin kedamaian dari keturunannya untuk hidup sebagai “orang kebanyakan” yang tidak perlu lagi dibebani sejarah perang masa lalu yang sangat besar melekat pada nama Gajah Mada.

Previous Post

Membaca Raja Purana Pura Ulun Danu Batur

Next Post

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co