2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mari Bawa Kembali Agama ke Ruang Privat

Putu Arya NugrahabyPutu Arya Nugraha
January 5, 2021
inEsai
Hal-hal Lucu Saat Wabah Covid-19

“Tuhan bersemayam dalam hati setiap insan, usah lagi berkelana untuk mencarinya.”—- (Jalaludin Rumi)

Akankah sabda sederhana sang pujangga ini akan pernah menjadi pegangan hidup setiap insan di bumi? Berkali-kali alam memberi kode kepada kita, hal-hal sederhana telah menentukan yang vital. Oksigen (O2) dan airlah (H2O) yang menjaga kehidupan mahluk hidup bukannya C2H5OH (alkohol) atau C8H15 (bensin).

Tapi apa yang telah kita lakukan selama ini? Sangat terang, memusnahkan sumber oksigen dan air yang vital dengan merusak hutan belantara secara membabi buta. Tepatlah sindiran ahli astrofisika Hubert Reeves, “Manusia adalah makhluk yang paling gila. Mereka memuja Tuhan yang tidak terlihat dan merusak alam yang terlihat tanpa menyadari bahwa alam yang sedang mereka rusak sebenarnya adalah manifestasi Tuhan yang mereka puja.”

Kelahiran yang ditunggu-tunggu misalnya, sesungguhnya tak menuntut perayaan apapun, ia hanya butuh tangisan. Maka untuk bayi baru lahir, tangisan adalah kehidupan. Ini sebuah prototype betapa kehidupan begitu sederhana. Lalu kita membuatnya sedemikian rumit dan menyusahkan, bahkan tak sedikit mengundang bencana dan kehancuran.

  Suriah dan mungkin juga beberapa bangsa lain di Timur Tengah adalah satu model yang sangat baik bagaimana agama menjadi pemusnah masal. Dari mana pujangga-pujangga besar yang telah menggugah kebijaksanaan kita berasal, Jalaludin Rumi atau Kahlil Gibran. Di negeri-negeri yang indah dan kaya itu, manusia memang telah menciptakan praharanya sendiri, dalam konflik sosial berkepanjangan atas nama agama, bahkan dengan yang seiman.

Maka tepat rasanya ucapan Gandhi, sang jiwa agung, “Orang yang berkata bahwa agama tidak ada kaitan sama sekali dengan politik, tidak tahu apa sebenarnya arti agama.” Gagasan ini terasa menjadi begitu visioner jika kita amati fenomena politik saat ini, tidak hanya di Timur Tengah, pun di dalam negeri.

Apakah kemudian cuma agama Islam yang oleh segelintir pemeluknya dibawa menciptakan kerumitan? Tentu saja tidak, hampir setiap pemeluk telah menyeret agama dan keyakinannya untuk menjadi bengis.

Kita pasti masih ingat betapa mengerikannya pembantaian warga muslim  yang sedang beribadah di sebuah masjid oleh seorang ekstremis Kristen di kota Christcurch yang tenang di Selandia Baru.

Di India, tanah kelahiran sang jiwa agung Mahatma Gandhi pun tak luput dari prilaku intoleransi sekelompok militan Hindu. Dan yang paling fenomenal tentu saja pernyataan-pernyataan provokatif anti Islam seorang biksu radikal di Myanmar bernama Ashin Wirathu hingga ia dijuluki sebagai “Buddhist bin Laden”.

Mungkinkah sejak awal kelahirannya, agama adalah sebuah kekeliruan? Kecemasan ini mudah dimaklumi, misalnya kenapa hingga kini agama telah begitu banyak menciptakan tangisan. Bukankah bagi seorang bayi, untuk sebuah kelestariannya, tangisan sudah cukup saat kelahirannya saja? Sepertinya romantisme spirit pertarungan dalam melahirkan agama-agama manusia ini, tanpa disadari telah diwariskan kepada sejumlah penganutnya.

Spirit inilah yang menurut Gandhi kemudian mudah diinfiltrasi oleh motif politik kekuasaan. Secara primordial agama memang telah membatasi dirinya dengan penganut yang lain, lalu politik meninggikan tembok berduri kawatnya. Sekali keluar, bukan lagi untuk hangat berjabatan tangan, namun terbakar untuk menyerang yang lain dalam spirit glory, kemenangan agama. Politik memanfaatkan identitas dan tradisi yang berbeda antar agama, bahkan yang sering kali bertolak belakang. Inilah yang hari ini secara vulgar disuguhkan terang-terangan sebagai pertarungan suci yang harus dimenangkan.

Sudah saatnya identitas, simbol dan tradisi agama dikembalikan ke ruang-ruang hening pribadi kita semua. Cukuplah esensi-esensi agama yang kita sebut sebagai spiritualitas untuk disajikan dalam kehidupan bersama.

Nilai-nilai spiritual, karena ia esensi dalam setiap agama, maka ia akan mudah melebur dan menyatu dalam denyut nadi kehidupan semua manusia di bumi, universal. Jika Hindu merayakan Galungan dan Nasrani menyambut Natal, atau Muslim pergi ke Masjid dan Budha sembahnyang di Wihara, itu adalah warna-warni keindahan pelangi agama-agama di Indonesia. Di atas keindahannya ada kekuatan spiritual yang sama yaitu kebaikan.

  • BACA KOLOM DOKTER LAIN DARI PUTU ARYA NUGRAHA

Dalai Lama mengatakannya dengan, “Agamaku adalah kebaikan.” Atau boleh juga cara pandang sederhana budayawan Cak Nun, “Agama itu letaknya di dapur. Tidak masalah mau pakai wajan merk apa di dapur, yang utama adalah makanan yang disajikan di warung sehat. Maka ukuran keberhasilan orang beragama bukan pada sholat atau umrohnya, melainkan pada perilakunya.” Sedemikian menyentuh, mendasar dan universal.

Kita rindu ruang-ruang hening agama yang telah lama kita tinggalkan. Tumpah ruah hingar bingar kita bawa agama ke jalan-jalan layaknya perayaan karnaval. Ia perlu dipamerkan untuk mendapat riuh tepuk tangan. Jika mungkin bahkan perlu like dan subscribe sebanyak-banyaknya, demi juara atau pendapatan. Untuk itu kita butuh agresivitas, intimidasi bahkan kebohongan, demi kompetisi dan persaingan ini.

Kita rindu ruang-ruang hening agama yang telah lama kita tinggalkan karena seperti tangisan bayi baru lahir, agama adalah kesederhanaan vital yang lain. Ia meminta kita untuk berhenti, karena hanya dengan diam kita punya kesempatan mendengarkan dan melihat hati kita. Lalu bersepakat dengan Jalaludin Rumi, Tuhan ada di sana. [T]

Previous Post

Vaksin Tiba Dinihari

Next Post

“Blind In Paradise”, I Gede Made Surya Darma | Gelap dalam Gemerlap Dunia

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Next Post
“Blind In Paradise”, I Gede Made Surya Darma | Gelap dalam Gemerlap Dunia

"Blind In Paradise", I Gede Made Surya Darma | Gelap dalam Gemerlap Dunia

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co