2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kantin itu “Perpustakaan” Mahasiswa Pemalas…

Putu Nata KusumabyPutu Nata Kusuma
December 18, 2020
inEsai
Membicarakan “Kenapa Memilih Hukum” di Sudut Kantin Kampus

Diskusi antara dosen dan mahasiswa di sebuah kantin kampus

Berangkat dari sebuah kewajiban untuk mengerjakan sebuah tugas penulisan opini oleh seorang dosen tempo waktu, mau tak mau saya yang seorang pemalas ini mencoba mengobrak-abrik kembali pemikiran kritis yang sudah setahun lebih tak pernah dibuka lagi. Maklum, pasca setahun setelah lulus kuliah dan selama beberapa bulan berdiam diri di rumah saja, saya sangat jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Perasaan nyaman berada di dalam kamar dan berbaring di atas kasur membuat saya membunuh insting berpikir kritis secara tidak langsung. Hingga tiba pada momen ini, saya harus kembali mencari informasi terkait perubahan, tema besar dalam tulisan ini.

Oleh karena saya seorang pemalas; malas membaca, malas googling, malas membersihkan kamar dan malas-malasan lainnya, maka saya memutuskan untuk pergi ke sebuah coffee shop di pusat kota. Saya cukup sering berkunjung ke coffee shop itu. Pelayannya ramah dan situasinya tak ramai dan tak sepi, pas untuk saya yang mencoba mencari inspirasi. Setiap sudut ruangan mulai terisi dengan pengunjung. Ada yang datang sendirian, ada yang datang berpasangan, ada yang mahasiswa, ada juga yang pegawai kantoran. Mata dan telinga ini mencoba mengamati keadaan sekitar. Banyak topik pembicaraan yang terdengar jelas di telinga. Mulai dari tugas kuliah, keluh pegawai kantor dan masalah pribadi salah seorang pengunjung.

Samar-samar, ada ingatan masa lalu yang melintas dalam benak saya. Sebuah memori manakala saya masih seorang mahasiswa S1 tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi. Suasana kafe saat itu telah membawa saya bernostalgia kembali ke masa-masa sulit tersebut. Kala itu, saya yang seorang pemalas sangat kesulitan mencari titik terang di perpustakaan untuk bahan penelitian saya. Alhasil, saya lebih sering berkunjung ke kantin saat yang lain berkunjung ke perpustakaan kampus. Namun, dari sanalah semua pencerahan menulis skripsi saya dapatkan. Sejak saat itu saya percaya bahwa Kantin adalah “Perpustakaan” versi mahasiswa pemalas seperti saya ini.

Kejenuhan akan suasana perpustakaan terlepas dari pribadi saya yang seorang pemalas, membuat saya betah berdiam lama di Kantin kampus. Yang mulanya hanya ingin sekadar nongkrong sembari ditemani segelas kopi dan 2 buah pisang goreng, tapi lama kelamaan hal itu tidaklah cukup.

Pada suatu siang, kantin kampus terlihat lebih ramai dari biasanya. Tampak terlihat beberapa dosen, mahasiswa-mahasiswa semester akhir yang serumpun dengan saya, petugas kebersihan dan satpam serta supplier yang menyerahkan barang dagangan ke penjaga kantin. Semua kelompok tersebut nampak asyik membicarakan sesuatu. Kelompok mahasiswa akhir yang membicarakan kekesalannya atas dosen pembimbing mereka, petugas kebersihan dan satpam yang membicarakan tentang kehidupan rumah tangga mereka serta 2 orang dosen yang mendiskusikan tentang jam tangan yang baru saja dibeli oleh salah seorang dari mereka.

Saya yang notabene nya seorang diri di pojok kantin mencoba nimbrung dengan kelompok mahasiswa tadi yang kebetulan sepertinya sedang diberi wejangan oleh salah seorang dosen. Saya ingat betul apa yang dikatakan oleh dosen tersebut

“Kalau kalian mau cari kerja nyaman, cari saja PNS. Tapi kalau mau cari yang bisa mengembangkan potensimu, cari kerja di swasta”

Sungguh singkat pesan beliau namun sedikit tidaknya membuka mata kami yang masih bingung setelah wisuda mau kemana. Selanjutnya, dosen tersebut memberikan pandangannya tentang hidup yang ia dasarkan dari pengalamannya semasa muda. Perbincangan pun lanjut kepada sebuah diskusi antara mahasiswa dan dosen. Sungguh luar biasa pembelajaran hidup yang kami dapatkan yang mungkin tak bisa kami temukan dalam perpustakaan. Selepas hari itu, kantin menjadi salah 1 TOP List saya jika berkunjung ke kampus.

Di lain hari, sekedatangan saya dari perpustakaan, saya kembali singgah ke kantin. Kali ini, kantin tidak terlalu ramai. Beberapa teman seangkatan yang saya kenal dan seorang dosen sedang berdiskusi di pojok kantin. Sebut saja Raka, salah seorang teman saya. Raka menceritakan keluh kesahnya tentang ia yang sulit sekali mencari waktu bimbingan dengan dosen pembimbing. Raka bercerita dengan wajah berapi-api menandakan ia sangat kesal dengan perlakuan dosen pembimbingnya tersebut.

Seusai ia bercerita, sang dosen yang ada di hadapannya mencoba menjawab dengan pelan dan tenang apa yang menjadi alasan mengapa seorang dosen terkadang sulit untuk dihubungi. Sembari menyiup segelas kopi dan menikmati sebatang rokok ditangan kanannya, ia mulai bercerita. Diskusi antara Raka dan dosen kami itupun mampu membuat Raka termenung sesaat mencoba memahami situasi yang terjadi.

Raka sadar bahwa ternyata dunia tak hanya berpusat kepadanya. Bukan Raka seorang yang menjadi prioritas dari dosen tersebut dan bukan hanya 1 tugas dari seorang dosen. Setelah mendengar penjelasan tersebut, Raka meminta maaf dan obrolan berlanjut dengan Raka yang meminta saran untuk penelitian yang sedang dikerjakan dengan dosen kami tersebut.

Hari ke hari, minggu berganti minggu, akhirnya saya menemukan sebuah pola yang selama ini tak pernah saya sadari khususnya tentang para pengunjung kantin di kampus. Bahwasannya para pengunjung kantin adalah rata-rata mereka yang jenuh dengan keruwetan pembelajaran di dalam kelas dan mencari sedikit angin segar di kantin. Entah itu berupa obrolan santai bersama teman atau seperti yang dilakukan teman saya Raka atau sekelompok mahasiswa yang diberikan wejangan kehidupan oleh seorang dosen beberapa hari lalu. Ini bukan tentang bahwa nongkrong di perpustakaan itu buruk dan nongkrong di kantin itu baik. Akan tetapi ini hanya tentang bagaimana seseorang yang merasa dirinya pemalas, mampu mencari tempat dimana rasa malasnya tersebut dapat ia kurangi pelan-pelan.

Di samping itu, saya melihat bahwasannya memang benar kalau perpustakaan yang kita miliki saat ini memang minim sekali dengan ruang untuk berdiskusi. Alih-alih berdiskusi, berbicara sedikit saja bisa langsung ditegur oleh petugas perpustakaan. Perpustakaan harusnya menyediakan sebuah ruangan khusus untuk berdiskusi agar para pengunjung bisa bertukar pikiran dengan orang lain terkait literature yang baru saja mereka baca. Hal inilah yang menjadi point plus yang dimiliki oleh kantin kampus.

Tak jarang saya temui beberapa mahasiswa menggunakan kantin sebagai tempat belajar atau bahkan bekerja kelompok membuat tugas kuliah. Ini mungkin sebuah “alih fungsi lahan” dari Kantin yang awalnya sebatas tempat bersantai kini juga menjadi tempat belajar. Kantin memiliki ruang diskusi yang bebas bisa dimasuki oleh siapa saja dan dilakukan sampai kapan saja.

Bahkan, diskusi yang dihadirkan pun tak sebatas tentang teori dalam buku saja namun juga diskusi tentang situasi yang terjadi disekitar kita. Sebuah wadah bertukar pikiran yang mengedepankan sisi holistik didalamnya. Meskipun perlu diakui bersama bahwa terkadang suasana kantin kurang kondusif dalam berdialog, namun itu bukanlah kendala besar bagi mahasiswa yang juga disaat yang sama memang mencari “hiburan” saat melihat banyak orang yang bertransaksi atau sekadar berlalu lalang di sekitar kantin.

Sekali lagi, di mana pun tempatnya bukanlah masalah asalkan itu bisa membuat kalian nyaman dan syukur syukur bisa memberikan pandangan baru dalam menjalani hari. Akhir kata, saya tetap menganggap bahwa kantin adalah “perpustakaan” yang sangat baik bagi mahasiswa pemalas. Itu bukan hanya “perpustakaan buku” namun juga “perpustakaan kehidupan sosial”.

Oleh karena ternyata kopi yang saya minum di coffee shop saat itu sudah habis terminum tanpa terasa, maka itu waktunya saya kembali ke rumah, sebuah “perpustakaan kehangatan”. Salam perubahan. [T]

Previous Post

Tantangan “Ngayah”, Individualisme dan Era New Normal

Next Post

Album Muspus Danumaya dari Satrio Welang || Terinspirasi Pria Eropa Timur

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma, S.Pd., Mahasiswa S2 Pascasarjana Program Ilmu Manajemen Undiksha. Hobi: menulis, menyanyi, membuat video, dan mencintai diam-diam.

Next Post
Album Muspus Danumaya dari Satrio Welang || Terinspirasi Pria Eropa Timur

Album Muspus Danumaya dari Satrio Welang || Terinspirasi Pria Eropa Timur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co