11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buku Puisi, Buku Cerpen, dan Kemungkinan-kemungkinan Lain – [Catatan dari Siar Siur Kalangan]

Dedek Surya MahadipabyDedek Surya Mahadipa
December 9, 2020
inUlasan
Buku Puisi, Buku Cerpen, dan Kemungkinan-kemungkinan Lain – [Catatan dari Siar Siur Kalangan]

Pembicara dalam acara bedah buku di Warung Men Brayut Denpasar

Sabtu, 5 Desember 2020, merupakan hari berbahagia bagi Agus Wiratama, Devy Gita, Manik Sukadana, dan Jong Santiasa Putra. Pasalnya hari itu, buku pertama mereka diluncurkan. Agus dan Devy dengan buku kumpulan cerpennya, serta Manik dan Jong dengan buku kumpulan puisinya.

Malam itu pula ada acara diskusi dan bedah buku mereka, para pembedahnya ada Dharma Putra seorang pegiat lontar, Satyawati seorang penulis juga mahasiswa linguistik serta dimoderatori oleh Sidhiy seorang kurator dan penulis.

Menerbitkan karya sendiri ke dalam sebuah buku tentu menjadi impian bagi setiap penulis. Tulisan menjadi lebih tertata dengan dijadikannya sebuah buku. Terkadang kita sering membuat catatan atau tulisan lainnya, tetapi tercecer di mana-mana. Maka dengan dijadikannya sebuah buku, ceceran-ceceran itu lebih tersusun.

Suasana bedah buku dalam acara Siar Siur Kalangan di Warung Men Brayut Denpasar

Buku juga menjadi catatan perjalanan kepenulisan atau barangkali menjadi sebuah arsip bagi penulisnya. Entah itu arsip bagi dirinya atau orang lain, karena dengan buku setidaknya kita telah mencatat sebuah peristiwa, ide atau gagasan. Dengan begitu penulis atau peristiwa itu akan hidup lebih lama dalam benak para pembacanya. Misal kita ambil saja contoh seperti Pramudya Ananta Toer yang sampai saat ini namanya bahkan masih didengungkan melalui karya-karyanya. Atau contoh lainnya seperti Vitruvius seorang penulis dan arsitek Romawi yang berasal dari abad ke-1 SM yang tulisan-tulisannya sangat berpengaruh di dunia arsitektur.

Bayangkan saja seseorang masih diingat dan dikenang meski sudah dua ribu tahun lebih berlalu pasca kematiannya. Tulisan juga bisa menjadi penentu ke mana arah dunia ini akan melaju. Itu adalah salah satu contoh dari manfaat menulis, tetapi yang lebih penting itu adalah bagi si penulis. Bagaimana ia mengolah isi pikirannya ke dalam sebuah tulisan. Dan bagaimana ia melihat sekitarnya lalu menuangkannya ke dalam sebuah tulisan.

Seiring berjalannya waktu tulisan akan terus berkembang juga seiring dengan bagaimana seorang penulis melihat sekitarnya dengan cara yang berkembang juga. Jadi menulis bukan hanya menggaris tinta di atas kertas atau memencet huruf di keyboard. Tetapi juga bagaimana seorang penulis mengolah buah pikirannya dan diceritakannya melalui huruf.

Maka dari itu proses kepenulisan seseorang sangat menarik untuk diulik. Bagaimana ia memandang, mengolahnya, lalu kemudian menjadikannhya sebuah tulisan. Semua itu menarik untuk disimak dan membuat pembaca juga bisa mengulik tidak hanya tentang karyanya tetapi juga penulisnya.

Dari karya pun kita bisa membaca bagaimana karakter penulis, bagaimana tendensinya dalam menulis, dan apa saja yang mempengaruhi tulisannya. Seperti cerpen Devy yang banyak menyeruakan kegelisahan bagaimana orang-orang memandang perempuan dan posisi perempuan di masyarakat.

Jong dengan catatan lukanya, sebagai pengingat bahwa luka itu pernah singgah dan menetap di tubuhnya. Manik dengan segala harapan serta angan-angan dan dokumentasi perasaannya saat menulis puisi. Serta Agus akan kegelisahannya yang dituangkan dalam cerpennya, serta bagaimana cerpen menjadi media belajar untuk proses kepenulisannya.

Manik Sukadana, oenulis yang bukunya dibedah dalam acara Siar Siur Kalangan

Saat ini Agus, Devy, Manik, dan Jong telah membuat sebuah langkah dari perjalanannya. Mengarsipkan perjalanan kepenulisannya serta membagikan apa yang selama ini dipikirkan, membagikan semua kegelisahannya. Karena saya yakin sebuah tulisan hadir untuk mengutarakan apa yang tak bisa disampaikan secara langsung oleh penulis.

Sama seperti pendapat Dharma Putra mengenai puisi Manik dan Jong. Ia berpendapat apa yang mereka sampaikan di puisi itu terasa sangat berjarak dengan penyairnya. Seakan-akan ia seperti diri penyair yang lain, diri yang berbeda dengan apa yang kita lihat ketika memandang mereka. Memang pada suatu titik kita tidak tahu mau dibawa ke mana apa yang kita rasakan atau dengan siapa mau diungkapkan. Maka menulis menjadi jalan keluar bagi hati-hati yang gelisah, menjadi media untuk mengungkapkan apa yang tak bisa diungkapkan. Jadi jangan heran jika terkadang tulisan memiliki image yang berbeda dengan penulisnya. Kertas menjadi ruang privat untuk penulis, tempat dia menorehkan setiap angka dan huruf, mengkurasinya dan membentuk sebuah pengarsipan gagasan. Bagaimana ia memandang ruang privat tersebut menjadi sebuah arena bermain atau arena peperangan dalam mengalih wahanakan gagasan dalam sebuah karya.

Selain itu dalam acara diskusi malam itu juga merupakan pembukaan dari program Siar Siur Kalangan. Sebuah program di mana karya-karya Agus, Devy, Manik, dan Jong dibaca, direspon, dan dialih wahanakan dalam sebuah medium lain. Bisa berupa pembacaan, respon atau menjadi lagu dan musik. Dalam program ini selain mengalih wahanakan juga menjadi alternatif bagi para pendengar dalam menyerap atau mendengarkan karya sastra.

Selain itu dalam program ini juga dapat mempertemukan dua titik. Di mana mempertemukan bagaimana musisi dan penulis dalam melihat karya sastra. Bagaimana musisi membaca sebuah cerpen atau puisi lalu memindahkannya ke medium bunyi. Tentu saja kesejarahan tubuh seorang musisi dan jenis musik yang digelutinya akan menciptakan hasil yang berbeda. Menjadikan respon mereka terhadap karya cerpen dan puisi menjadi beragam dengan taste dan melodi musiknya berbeda pula.

Hasil ciptaan musisi akan respon mereka terhadap cerpen dan puisi tersebut akan memberikan warna baru atau mungkin pemaknaan lain. Musik juga meenghadirkan pemaknaan yang berbeda, bagaimana sebuah melodi menghasilkan perasaan tertentu. Apakah respon tersebut akan memperkuat makna dari karya sastra atau malah memberikan pemaknaan yang berbeda. Tetapi terlepas dari perdebatan antara memperkuat atau menghadirkan makna lainnya, dengan mengalih wahanakan dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan baru. Misalnya saja dalam efisiensi waktu dalam membaca karya sastra. Dalam kecepatan dunia sekarang, terkadang banyak orang memilih sesuatu yang instan.

Mengalih wahanakan karya ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang tak sempat untuk membaca. Atau saat bersamaan ketika mendengarkan bisa juga melakukan aktivitas lainnya. Misal mengerjakan tugas atau kerjaan lainnya. Itu adalah salah satu contoh bagaimana keuntungan dari pengalih wahanaan karya sastra tersebut. Tetapi yang jelas dengan adanya pengalih wahanaan ini membuat penyebaran karya sastra bisa lebih luas. Bisa memiliki kemungkinan-kemungkinan baru, entah adanya jalinan kolaborasi lebih lanjut antara penulis dengan musisi atau kemungkinan lainnya.

Kehangatan terasa menyambar seluruh sisi Warung Men Brayut yang menjadi tempat acara bedah dan perilisan buku empat penulis…

Pengalih wahanaan karya sastra ini ke medium lain juga menurut saya menjadi cara pengarsipan yang lain. Tidak hanya buku tetapi juga menjadi sebuah musik yang bisa didengar kapanpun dan di manapun. Tentu kita bisa menikmati sebuah karya lebih praktis dengan hanya memutarnya dalam kanal youtube di layar gawai. Jika suatu ketika lupa membawa bukunya atau ingin mengingat kembali apa yang pernah dibaca, dalam hal ini menjadi pemantik dalam mengingat kembali memori yang lalu. Memori akan buku yang telah usai dibaca.

Tetapi dari sekian banyaknya kemungkinan yang hadir, acara bedah buku serta respon cerpen dan puisi ini menjadi sebuah ruang pertemuan. Di mana penulis, musisi, dan sahabat bertemu kembali. Berincang-bincang setelah sekian lama tak melihat wajah satu sama lain. Berbincang akan rencana-rencana masa depan serta karya yang baru saja dibaptis pada malam itu.

Kehangatan terasa menyambar seluruh sisi Warung Men Brayut yang menjadi tempat acara bedah dan perilisan buku tersebut. Membawa serta merta percakapan yang telah lama tertunda serta rindu untuk saling bertemu yang telah mengendap dalam setiap jengkal tubuh. Buku tidak hanya menjadi pengarsipan akan sebuah gagasan pikiran atau dokumentasi hidup seseorang. Juga tidak hanya menjadi sebuah pertemuan bagaimana pandangan seorang musisi dan penulis dalam memandang karya sastra. Tetapi juga menjadi alasan untuk berkumpul kembali, berincang kembali. Melebur rindu dalam setiap halaman waktu. [T]

Previous Post

Gitaris Muda, Gitar Ibanez, dan Dangdut

Next Post

Bergerilya di Bangli

Dedek Surya Mahadipa

Dedek Surya Mahadipa

I Wayan Dedek Surya Mahadipa. Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa. Anggota Teater Kampus Warmadewa. Mulai ingin serius mendalami teater di Teater Kalangan.

Next Post
Atat Yang Bijaksana #1

Bergerilya di Bangli

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co