16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tibet, Poliandri dan Pandemi

Putu Arya NugrahabyPutu Arya Nugraha
September 26, 2020
inEsai
Hal-hal Lucu Saat Wabah Covid-19

“Teman-teman lama pergi, teman-teman baru datang. Hal ini sama seperti hari. Hari yang lama berlalu, hari baru tiba. Yang penting adalah untuk membuatnya berarti, seorang teman yang berarti atau sebuah hari yang berarti.” (Dalai Lama)

Rangkaian kata-kata Dalai Lama ke-14, Tenzin Gyatso ini, rasanya relevan di masa pandemi Covid-19 yang telah mengombang-ambingkan perasaan sebagian besar manusi di bumi. Hingga kini, jumlah kematian global akibat pandemi SARS-Cov-2 ini telah mendekati 1 juta jiwa dan sepertinya akan terus terjadi. Tak terhitung sudah, gundukan kesedihan dan derai air mata yang menyertainya. Namun,  Dalai Lama berpendapat sedemikian sederhana soal kematian. Mungkin saja inilah sesungguhnya realitas yang selama ini kita tampik dan ingkari. Kehidupan dan kematian, kedatangan dan kepergian, teman-teman, hari dan waktu, sepenuhnya semua dalam ketepatan sebuah perhitungan, namun sedikit pun tak bisa kita intip dalam tabir misteri yang abadi. Bahkan melampaui ketinggian negeri atap dunia, negeri bangsa Tibet, hingga mereka pun mengikhlaskannya segala takdir berputar meluncur pada orbit keniscayaannya. Lalu, Tibet pun tak tersentuh pandemi dan globalisasi.

Akan globalisasi, seakan kota Lhasa yang bisu menggugat, sepenting apakah globalisasi? Betulkan dengan globalisasi kalian bahagia, lebih dari kebahagiaan kami? Masyarakat Tibet yang seakan berputar di sekitar titik nol memang hampir tidak ambil pusing dalam dinamika hubungan transnasional yang mendalam dan sangat saling mempengaruhi. Bahkan mereka cenderung diam saat pemerintah RRC nyata-nyata telah menindas dan merampas kebebasan mereka. Tak ada pemberontakan seperti di Mindanao, Filiphina atau Palestina di Timur Tengah. Dalai Lama, sebaliknya melakukan perjuangan non kekerasan yang hingga saat ini hidup dalam pengasingannya di Dharmasula, India. Apakah sebaliknya mereka lebih baik dan bahagia? Terdapat beberapa fenomena yang sangat menarik untuk diketahui, karena sama-sama terjadi baik di dalam masyarakat liberal barat atau masyaraakat terbuka di timur maupun di dalam masyarakat konservatif Tibet, namun semuanya dikunci pada perspektif yang sangat berbeda. Misalnya dalam perkawinan dan hubungan seks atau ritual penguburan jenazah.

Masyarakat Tibet menerapkan praktek poliandri. Fenomena ini mengingatkan kita pada kontroversi kisah Mahabrata. Diceritakan, kelima anak Kunti berbagi seorang istri, Drupadi. Secara harfiah, kisah ini takkan pernah kita bisa terima atau dapat kita cerna dengan baik dan melegakan. Selamanya ada rasa risih dan keinginan untuk melawan drama yang janggal ini. Namun faktanya, dalam kehidupan sehari-hari yang terselubung dalam kabut gelap hipokrit masyarakat timur, setiap hari ada perselingkuhan seksual. Kaum lelaki yang diam-diam telah berbagi wanita. Bahkan di dalam masyarakat liberal barat, adegan persetubuhan seorang wanita dengan banyak lelaki pun adalah hal jamak dijadikan lahan bisnis hiburan. Keduanya, seakan mengalir normal biasa saja. Sebaliknya, masyarakat Tibet memang serius menjalankan tradisi poliandri ini, saat seorang wanita memiliki suami lebih dari seorang dan dapat melahirkan anak-anak dari kedua suaminya. Dan mereka hidup bersama. Bukan dalam kisah-kisah gelap yang disembunyikan atau hanya sebagai hiburan belaka. Manakah yang lebih bahagia? Rasa ngeri-ngeri sedap tabir perselingkuhan yang setiap saat bisa terkuak? Atau wanita-wanita yang dibagi kaum lelaki yang erotis digandrungi namun dicibir? Atau poliandri yang berjalan kalem setara dengan poligami? Poliandri bisa jadi merupakan sebuah fakta penaklukan diri sendiri lelaki Tibet, yang sebaliknya bagi lelaki di dunia lain dituntut untuk menaklukkan orang lain, terutama wanita.

   Dalam tradisi dunia barat dan timur pada umumnya, masyarakat sangat menghormati jenazah dan diwujudkan dalam penatalaksanaannya. Coba lihat misalnya, sebuah pemakaman mewah di Los Angeles, bernama Westwood Village Memorial. Pemakaman ini meski terletak di pusat kota namun mengesankan suasana sangat asri pedesaan. Perlu merogoh kocek puluhan juta rupiah untuk dapat dikubur di sana. Atau yang dekat-dekat di kampung kita sendiri di Bali, upacara Ngaben untuk pemakaman jenazah dapat menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah dengan berbagai sarana yang sarat seni dan ritual. Nah, bandingkan sekarang dengan tradisi masyarakat Tibet yang terkenal ekstrim bernama “Pemakaman langit”. Prosesi ini diawali dengan mendoakan jenazah, kemudian membawanya ke puncak gunung tempat dimana banyak burung pemakan bangkai berada. Di puncak gunung, jenazah ditelungkupkan, kemudian disayat-sayat oleh seorang petugas agar mengundang burung pemakan bangkai datang dan menghabiskannya hingga tulang belulang orang mati tersebut. Bukankah tradisi ini terasa mengerikan dan seakan-akan tak etis maupun brutal alih-alih spiritual?

Masyarakat Tibet percaya, mereka akan tetap bahagia, tanpa globalisasi. Buktinya, mereka pun tak dihampiri pandemi Covid-19. Hanya ada laporan satu orang pasien terkonfirmasi yang itu pun adalah pelancong dari China dan sudah dinyatakan sembuh sekitar bulan Pebruari yang lalu. Wabah global yang merisaukan ini sepertinya mengingatkan kita semua, ambisi akan kejayaan dan kemenangan memang selamanya berada di bawah ancaman kejatuhan dan kekalahan. Ambisi menguasai dunia dan menginvasi antariksa, dengan sedemikian enteng diluluhlantakkan oleh seuntai RNA SARS-Cov-2 yang bagaikan imajinasi. Virus ini memastikan pada dasarnya kita semua sama, satu dalam rasa takut dan ketidakberdayaan. Satu-satunya terapi yang paling mujarab saat ini adalah, melihat semua kekacauan ini dengan cara sederhana seperti Dalai Lama, “Seberapa pun kesulitannya, seberapa pun sakitnya pengalaman tersebut, jika kita kehilangan harapan, saat itulah bencana yang sesungguhnya.”[T]

Previous Post

Mengantisipasi “Burnout” pada Tenaga Kesehatan

Next Post

Desa Sanur, Padang Sanur & Toponimi Bali

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Next Post
Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

Desa Sanur, Padang Sanur & Toponimi Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more

Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

by Mang Tri
May 16, 2025
0
Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

SORE itu beruntung hujan tidak turun seperti hari-hari sebelumnya. Krisna Satya atau yang kerap saya panggil Krisna sedang berada di...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co