10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kakek-Nenek Sayang Cucu Boleh Saja, Tapi… Yuk Belajar Parenting, Biar Tak Sesat Pikir

Candra Puspita DewibyCandra Puspita Dewi
May 30, 2020
inEsai
Kakek-Nenek Sayang Cucu Boleh Saja, Tapi… Yuk Belajar Parenting, Biar Tak Sesat Pikir

Penulis dan anaknya

137
SHARES

Memiliki anak dan kemudian menjadi orang tua, tentu jadi hal yang diidam-idamkan bagi siapa pun pasangan yang sudah menikah. Biasanya ada beberapa usaha yang dilakukan oleh sepasang suami istri untuk bisa cepat dapat momongan. Dimulai dari cara sederhana, semisal makan makanan sehat, mengubah gaya hidup, ikut program hamil, hingga ikut program bayi tabung yang tentu membutuhkan segudang uang.

Nah, sebelum menjadi orang tua, kita sering kali mendengar nasihat dari orang-orang bijak. Bahwa menjadi orang tua mesti siap lahir batin. Ya semua orang tau itu. Sebab butuh kesiapan fisik, mental, hingga materi. Ya semua orang juga tau itu. Tapi selain itu, ada satu hal lagi yang mesti diingat. 

Bahwa menjadi orang tua bukan hanya mesti siap fisik, punya mental yang bagus, dan punya uang, tapi juga mesti cukup ilmu . Ilmu apa? Ilmu parenting. Jadi perlu belajar lagi. Seperti membaca buku-buku parenting atau ikut kelas-kelas parenting, saya rasa menjadi wajib dilakukan oleh para orang tua atau calon orang tua.

Yang dibahas dalam buku atau kelas parenting biasanya seputaran pemberian ASI, MPASI paling tepat, alasan pentingnya bermain bagi anak, sampai membahas pola asuh terbaik. Pokoknya bahasan-bahasan ilmu parenting yang aktuallah. Supaya ga tersesat saat nanti punya anak.

Tapi tapi tapi, ada satu lagi yang dilupakan. Bahwa belajar parenting bukan hanya penting untuk orang tua dan calon orang tua. Namun juga penting untuk calon kakek nenek atau yang sudah sah jadi kakek nenek. Kenapa penting, ya itu untuk menyamakan sikap saja saat menghadapi, merawat, dan mengasuh seorang anak. Lebih-lebih pada orang tua yang butuh bantuan kakek nenek untuk membantu menjaga anak mereka nanti.

Bayangin deh tu ya, uda berapa generasi coba? Pola-pola pengasuhan anak yang dulu-dulu apa masih bisa diterapin? Kalau kaya bahasa sekarang kan, mesti diupgretlah itu kan ya.

Sering saya melihat, antara orang tua dan kakek nenek berjalan dengan pintarnya sendiri-sendiri. Seperti tidak mau mengalah. Si ibu bapak, pintar bersama ilmu-ilmu barunya. Si kakek nenek, pintar bersama ilmu-ilmu lama mereka yang belum tentu semuanya bisa terpakai atau diterapkan di saat sekarang. Yang sebenarnya lebih tidak baik lagi adalah, kakek nenek biasanya menggunakan pengalaman mereka saat merawat anaknya dulu sebagai senjata untuk membenarkan cara mereka dalam merawat dan mengasuh cucunya yang jelas-jelas hidup di zaman yang berbeda.

Padahal, ada beberapa pengalaman yang tidak sesuai lagi, jika diterapkan pada saat ini. Semisal, memberi makan anak di bawah usia enam bulan. Kalau dulu-dulu sih, banyak yang biasa anaknya dikasi makan sebelum usia enam bulan ya. Padahal belum boleh sebenarnya. Sebab usus anak di bawah usia enam bulan belum dapat mengolah makanan padat.

Ah, harusnya ga usah saya jelasin, ibu-ibu baru pasti paham betul tentang itu. “Tapi buktinya si ini dan si anu dulu saya kasih makan umur empat bulan, buktinya sampai sekarang umurnya tiga puluh, masih hidup.

“Oh iya Nek, syukur masih hidup. Itu namanya Nenek lagi beruntung. Ya bagus kalau beruntung. Kalau pas ga beruntung, gimana? Nanti paling-paling alasannya tidak tahu. Tapi kalau dikasih tahu apa percaya? Nah itu maksudnya, belajar parenting jadi bisa dimanfaatkan untuk mengonfirmasi, apakah pola asuh yang dulu-dulu masih bisa dipakai atau tidak di zaman sekarang ini. Ya kalau ga percaya sama ibu bapak dari cucu kalian, setidaknya kalau dokter yang kasih tahu, yang jelasin, yang ngajarin, kakek nenek pasti lebih percayalah ya.

Ada salah satu sanak saudara yang pernah curhat pada saya. Ia punya anak. Anaknya bernama Naumi. Naumi adalah cucu yang lama sekali dinanti-nanti. sehingga saat lahir, Ia disayang sekali oleh seisi rumah. Terutama oleh  kakek neneknya. Hari-hari Naumi dipenuhi kasih sayang dari kakek dan nenek. Seluruh fasilitas, lengkap tersedia untuk Naumi. Tak pernah lepas perhatian mereka untuk naumi. Sepanjang hari Naumi selalu dipangku, ditimang-timang, dan digendong. Tenaga dan napas mereka, direlakan demi Naumi. Naumi bak tuan puteri. Ia harus selalu bersih. Tidak boleh ada kotor apalagi terluka tubuhnya.

Saat Naumi berumur satu bulan atau dua bulan, mungkin sah saja jika Naumi tak pernah lepas dari gendongan orang tua atau  kakek nenek. Tapi ketika usianya lebih dari itu, menggendong tidak boleh terus-terusan dilakukan. Itu bisa menghambat kamampuan motorik anak. Itulah yang terjadi pada Naumi. Naumi tak dibiasakan bebas bergerak melatih otot-ototnya. Sehingga Naumi belum bisa tengkurap. Naumi juga belum bisa duduk. Padahal anak-anak seusianya sudah mulai belajar duduk. Bahkan ada yang sudah mulai belajar merangkak. Ibu dan ayah Naumi sudah memberi tahu kakek nenek untuk sesekali memberi kesempatan pada Naumi bergerak bebas. Tapi kata kakek nenek, “Nanti kalau sudah waktunya juga pasti bisa”. Jadi, karena kakek nenek tak bisa diberitahu, akhirnya ibu Naumi melatih Naumi secara diam-diam.

Saat Kakek Nenek sedang tidur, ibu Naumi akan membiarkan Naumi bergerak bebas sesuka hati Naumi. Naumi bergelinding ke sana dan ke mari. hingga akhirnya ia bisa tengkurap dan duduk tanpa ada luka dan tanpa ada tulangnya yang patah. Bagi ibunya, kalau berlatih, pasti terbiasa dan jadi bisa. Yang penting sudah cukup umur untuk boleh dilatih.

Ada lagi cerita dari teman kuliah saya yang katanya anaknya selalu disuruh tidur oleh kakek dan neneknya. Bahkan saat anaknya sedang senang-senangnya bermain. Ayah si anak sudah memberi tahu kakek nenek bahwa tidur memang penting. Tapi mengajak anak bermain juga tak kalah pentingnya. Lebih-lebih saat si anak berusia sepuluh bulan. Bermain bisa melatih akal anak, kata ayahnya.

Tapi kakek nenek tak mau percaya. Kasian kata mereka kalau cucunya capai. Padahal bayi akan memberi sinyal pada pengasuhnya kalau dia sudah capai. Semisal, nangis atau rewel. Semula, kakek nenek ini akan diajak ke acara seminar parenting. Tapi mereka tak mau ikut. Karena tak mau, ayah dari si anak punya akal.

Di rumah, ia memutar video-video seminar yang membahas ilmu-ilmu parenting. Itu dilakukannya setiap hari. Supaya kakek nenek menonton. Atau jika tak mau menonton, setidaknya mereka mendengar informasi-informasi terbarulah tentang cara mengasuh anak dari video-video itu. Dengan harapan, meluruskan kekeliruan tentang pengasuhan anak.

Belum selesai sampai di sana. Ada juga tetangga sebelah rumah yang bersedih cerita pada saya  perihal anaknya yang tak kunjung bisa berjalan. Yang kakinya selalu terbungkus kaos. Sebab kakek neneknya takut kalau-kalau nanti ia kedinginan dan sakit. Diumurnya yang sudah satu tahun delapan bulan, si anak belum juga bisa berjalan. Padahal itu adalah batas usia seorang anak bisa berjalan. Kalau belum bisa, berarti ada masalah.

Orang tua si anak juga sudah sering memberi tahu kakek nenek. Karena merasa tak pernah dipercaya dan didengar. Akhirnya ibu dan ayah si anak memutuskan membawa anaknya sekaligus kakek neneknya ke dokter anak langganan. Jadi semuanya diboyong ke sana. Setelah ditanya ke dokter, kenapa si anak belum bisa berjalan, ternyata salah satunya mungkin dikarenakan kaki yang selalu terbungkus kaos. Membungkus kaki anak dengan kaos tidak selalu baik rupanya. Sebab jari-jari kakinya tak terlatih untuk mencengkram tanah. Sehingga ia tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya saat berdiri.

Siapa lagi ya?? Oh iya seorang ibu yang saya kenal di puskemas. Waktu itu kami sama-sama mau berobat. Tapi yang sakit bukan dia, tetapi anaknya yang balita. Saya tanyakan sakit apa. Dia bilang sakit batuk pilek. Setelah itu dia curcol. Katanya, batu pilek itu berasal dari kakek nenek si anak. Kebetulan hari-hari si anak yang asuh kakek neneknya. Sebab ibu ini mesti kerja. Ayah si anak sudah meninggal. Jadi dia mesti tekun cari uang. Sebelum tertular batuk pilek, ibu ini udah bilang ke kakek nenek menyarankan pakai masker.

Tapi, bukannya mengiyakan malah ibu ini dikatai terlalu berlebihan. Malahan, si nenek mengatakan bahwa kalau anak batuk itu karena si ibu yang makan makanan manis. Kebetulan ibu ini masih memberi ASI selepas kerja. Jadi, yang di salahkan malah si ibu. Padahal, ya jelas batuk pilek berasal dari virus kan? Mungkin waktu itu imun si anak sedang kurang bagus jadi gampang tertular virus.

Nah, penularannya dari mana? Ya dari orang yang kena batuk pilek juga bukannya? Kalau yang kena batuk pilek ga pakai masker, jelas virus mudah menyebar. Nah, sesat pikir kan jadinya kalau kakek nenek ga mau perbarui pengetahuannya.

Sudah selesai. oh tunggu-tunggu saya baru ingat obrolan tahun lalu bersama kawan sekantor saya tentang anaknya yang mesti harus kudu wajib makaaaaannn mulu. Makan terooss. Kakek neneknya takut kalau telat makan, cucunya jadi sakit lambung. Alhasil, anak teman saya tak mau makan. Padahal, bukan begitu sebenarnya. Kita perlu juga membuat bayi merasa lapar. Coba deh orang dewasa kalau lapar, pasti kita akan makan kan? Sama juga dengan bayi. Yang penting jangan kelamaan ga dikasi-kasi makannya.

Nah, kalau baru lima menit lalu menyusu, habis 100 ml, ya mana mungkin bayi merasa  lapar. Jelaslah ia bukan tak mau makan. Tapi  sudah kenyang. Jadi, Perihal makan, bayi butuh jeda. Si ibu cuma butuh waktu  ngatur jam makan saja kok. Bukan malas. Nah, kalau yang ini, untung kakek neneknya cepat bisa beradaptasi dengan hal-hal baru tentang pemberian MPASI. Jadi tak pusing-pusing lagilah nyari cara untuk meyamakan pandangan dan sikap dalam mengahadapi dan merawat anak.

Nah begitulah jadinya kalau yang belajar parenting cuma orang tua dan calon orang tua. Supaya tidak terus bertentangan, supaya punya cara yang sejalan dalam meyikapi anak, alangkah baiknya kalau kakek nenek dilibatkan juga belajar parenting. Yuk belajar bareng-bareng! [T]

Tags: anak-anakibuKeluargaparenting
Previous Post

Balada “Gelebeg” – [dengan rasa hormat kepada almarhum bapa]

Next Post

Dendam Seorang Arwah Gentayangan

Candra Puspita Dewi

Candra Puspita Dewi

Lulusan Undiksha Singaraja, kini jadi guru di Denpasar. Di sela mengajar, ia juga main teater di Komunitas Mahima dan Teater Kalangan

Next Post
Dendam Seorang Arwah Gentayangan

Dendam Seorang Arwah Gentayangan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co