8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Balada “Gelebeg” – [dengan rasa hormat kepada almarhum bapa]

I Wayan ArtikabyI Wayan Artika
May 30, 2020
inEsai
Balada “Gelebeg” – [dengan rasa hormat kepada almarhum bapa]

Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

33
SHARES

Yeh memesu (mata air) di antero barat kaki Gunung Batukaru, Tabanan, Bali, yang mencapai ratusan, besar kecil, bersumber dari danau kembar (Buyan dan Tamblingan), tepatnya di timur laut desa. Alas tutupan (hutan lindung) dan kawasan hutan lainnya memberi kontribusi besar pada pasokan air sepanjang tahun. Sungai dan pangkung berhulu di perkebunan kopi atau perbatasan hutan, dijadikan sumber air sejumlah subak.

Esai pendek ini bercerita tentang berakhirnya sejarah ekonomi padi hanya dalam 250 tahun saja.

Catatan yang saya buat menunjukkan bahwa usia subak di kaki Batukaru adalah 250 tahun (2020, anak saya generasi VI). Ayah kompyang saya adalah generasi pertama, memulai ngebet alas (membuka hutan untuk sawah), menemukan mata air, membangun empelan, telabah, aungan serta mendirikan Bedugul (pura subak) atau Pura Jero Sedahan.

Ngebet atau mencetak sawah tidak butuh waktu lama. Namun menjadikan sawah siap berproduksi yang didukung oleh terbangunnya habitat sawah, terbentuknya lumpur, tumbuhnya rumput dan gulma yang khas, berkembangbiaknya aneka siput (pici pici, binga binga, buit buit, kakul), lintah, ikan (nyalian bengkeng, gajor), dan yang paling khas adalah lindung; dibutuhkan waktu yang sangat lama.

Sejak waktu mulai ngebet (generasi I) dan masih dikembangkan lagi oleh generasi II) membutuhkan waktu 100 tahun. Pada masa ini subak belum siap atau sudah mendekati siap berproduksi yang merupakan masa perintis. Namun demikian pada masa ini subak sudah bisa memberi kehidupan walaupun tetap ada ancaman sayah atau paceklik. Pada masa ini pula generasi II telah mengenbangkan berbagai teknologi kerta masa (sistem atau pola tanam), pengolahan lahan, tata ekonomi (sistem upah kerja yang dibayar dengan padi atau beras), numerasi (seping, tanggapan, sibak, cekel, tegen, tenah, ceeng, bokoran), aturan subak, teknologi pascapanen (penyimpanan, gelebeg), berbagai upacara (membenih, menanam, persiapan panen, panen, dan pascapanen).

Maka kejayaan atau masa emas subak atau ekonomi padi dicapai oleh generasi III dan IV (kakek dan bapak saya). Pada masa ini ekonomi padi benar-benar satu-satunya dan segala. Desa tanpa uang, tanpa urbanisasi, tanpa pendatang, padi/beras menjadi komoditas dan alat tukar, aturan subak terjaga, pasokan air aman, mandiri tanpa campur tangan pemerintah, berbagai varietas padi terpelihara dengan baik, hama terkendali, biaya tenaga kerja masih rasional, subak menjadi sentra kehidupan sosial, tanpa pupuk kimia dan pestisida, sapi menjadi tenaga utama, seluruh kerja subak dilakukan oleh tangan manusia (membenih, mengolah lahan, panen, pengolahan hasil panen, pengangkutan).

Generasi saya (V) bertepatan dengan Revolusi Hijau Orde Baru dan Pembangunan Nasional. Di depan mata direntang janji dan harapan sehingga saya hanya tinggal di desa sampai setamat SD dan ikut kerja di sawah ketika libur sekolah, yang nyatanya setelah tamat sarjana tidak pernah lagi karena kerja di Singaraja sebagai dosen. Di bagian lain, Bali menyediakan kerja baru: pariwisata. Urbanisasi melanda kaki Batukaru. Tenaga muda yang kuat untuk kerja di sawah tidak ada lagi, menjadi awal krisis tenaga kerja tani. Pembangunan Nasional dalam bidang hidup sehat mengambil jatah air subak untuk proyek air bersih. Yang mana nyatanya air jauh lebih penting ketimbang semenisasi empelan, jangkaan, dan telabah dalam sistem instalasi air. Semua ini memang menjadi perhatian Bapak Soeharto namun apa gunanya saluran irigasi yang bagus anti bocor jika tiada air?

Generas V menghadapi sejumlah persoalan pelik yang pada akhirnya tidak terpecahkan: krisis tenaga kerja karena urbanisasi, tawaran berbagai kerja baru dan penggunaan uang sebagai alat pembayaran atau upah, serta krisis air. Selain itu, Revolusi Hijau sendiri menimbulkan persoalan baru: kimianisasi, masuknya aneka varietas baru, punahnya varietas padi lokal. Ego sektoral juga menimbulkan persoalan pelik di kaki Batukaru, antara sektor pertanian atau perkebunan dan sawah. Ketika harga komoditas panili, cengkeh, atau kopi meroket, para petani mengubah sawah jadi kebun.

Salah satu ciri kejayaan ekonomi padi yang dikembangkan di atas sistem subak, adalah bangunan gelebeg yang menjadi simbol kekayaan atau status sosial. Gelebeg telah melampaui status sekadar menjaga ketahanan pangan keluarga atau desa. Maka berlomba-lomba membangun gelebeg saka (bertiang) empat atau enam dari kayu kelas tinggi, yang mungkin bisa didapat dari dalam alas tutupan Batukaru.

Gelebeg juga menjadi pertanda kehancuran ekonomi padi-subak. Memasuki generasi VI, satu per satu gelebeg dibeli oleh kolektor barang antik. Alasan utama menjual karena tidak cukup lagi padi disimpan akibat produksi merosot. Dalam kondisi ini, muncul asumsi baru: kebutuhan lahan pemukiman bagi keluarga urban yang sukses di kota dan ingin menunjukkannya di desa dengan membangun rumah baru (walaupun kecil, berhimpit).

Generasi VI, anak saya, mungkin akan menghadapi persimpangan jalan. Kemanakah Revolusi Industri 4.0 akan membawanya? Apakah di tangannya kejayaan subak generasi III (kompyangnya) akan kembali, tentu dengan memanfaatkan teknologi revolisi 4.0.

Menyimak video dokumenter Ekspedisi Indonesia Biru tentang Kasepuhan Cipta Gelar di kaki Gunung Halimun, di mana ekonomi padi tetap menjadi basis, wajar jua saya bertanya, “Mengapa usia ekonomi padi kaki Batukaru sedemikian pendek?” [T]

Tags: Gunung Batukarupadipertaniantabanan
Previous Post

Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Next Post

Kakek-Nenek Sayang Cucu Boleh Saja, Tapi… Yuk Belajar Parenting, Biar Tak Sesat Pikir

I Wayan Artika

I Wayan Artika

Dr. I Wayan Artika, S.Pd., M.Hum. | Doktor pengajar di Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha Singaraja. Penulis novel, cerpen dan esai. Tulisannya dimuat di berbagai media dan jurnal

Next Post
Kakek-Nenek Sayang Cucu Boleh Saja, Tapi… Yuk Belajar Parenting, Biar Tak Sesat Pikir

Kakek-Nenek Sayang Cucu Boleh Saja, Tapi… Yuk Belajar Parenting, Biar Tak Sesat Pikir

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co