19 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bagaimana Jika Akhirnya Kita Terbiasa dengan Situasi ini? – [Renungan di Masa Pandemi]

I Gusti Bagus Weda SanjayabyI Gusti Bagus Weda Sanjaya
August 16, 2021
inEsai
Bagaimana Jika Akhirnya Kita Terbiasa dengan Situasi ini? – [Renungan di Masa Pandemi]

Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

132
SHARES

Sampai kapan kita terkarantina karena situasi ini? Bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Berbagai perasaan muncul dalam sebulan ini. Hari-hari pertama, mungkin banyak yang merasa senang. Murid-murid dan para pekerja menikmati libur terselubung di balik istilah WfH dan SfH, setelah sekian lama terkungkung dalam aktivitas monoton yang terjebak menjadi rutinitas memuakkan.

Seminggu, sebulan, setahun, berlalu, yang sebelumnya menikmati indahnya hari-hari di rumah mulai merasakan bosan. Terlebih, tidak semua bisa menjalankan WfH dan SfH ini dengan ideal. Ada berbagai kendala dalam menjalankannya. Sebut saja koneksi internet yang tidak merata sampai ke pelosok desa, mahalnya paket internet, atau mungkin tidak adanya fasilitas pendukung untuk mengakses internet. Tidak bisa dipungkiri, bekerja dan belajar dari rumah sangat erat kaitannya dengan internet.

Lebih menyakitkannya, ada banyak saudara kita yang akhirnya dirumahkan secara permanen, atau di PHK. Ini merupakan sebuah keputusan pahit, baik bagi yang diPHK, ataupun bagi perusahaan yang akhirnya harus memPHK. Kita tidak bisa menuntut perusahaan mempekerjakan dan menggaji semua karyawannya, sementara perusahaan tidak bisa menghasilkan pemasukan.

Di tengah perkembangan situasi ini, semua pihak tentunya berjuang untuk dapat bertahan. Kantor-kantor dan perusahaan-perusahaan membuat pola kerja dari rumah seefisien mungkin. Sekolah-sekolah mulai memperkuat Learning Management System secara daring untuk dapat memastikan pembelajaran tetap berlangsung. Pihak-pihak lainpun mulai mendukung kegiatan ini. RRI dan TVRI mengeluarkan terobosan dengan membuat siaran belajar bersama dari rumah. Komunitas-komunita membuat acara secara daring untuk membuat orang semakin betah di rumah. Ini merupakan sebuah perkembangan positif yang perlu kita catat.

Lalu bagaimana jika akhirnya kita nyaman dengan situasi ini?

Bagaimana jika akhirnya para orang tua yang sebelumnya merasa tertekan saat mendampingi anak-anak mereka mengerjakan tugas, sekarang mulai mendapati bahwa mereka tak usah mencemaskan masalah jawaban dari tugas anaknya. Mereka mulai fokus pada pembinaan karakternya, mengajari mereka cara belajar, cara mencari informasi dari berbagai sumber. Tentu, internet salah satunya.

Para orang tua ini akan mulai bersyukur, melihat perkembangan anaknya secara penuh. Bagaimana saat dia baru bangun, bagaimana saat dia bermain, saat belajar, saat marah, atau saat mengantuk. Tidak sedikit orang tua yang melewati masa ini karena sebelumnya harus meninggalakan rumah pagi hari untuk bekerja dan baru bisa pulang saat malam hari.

Anak-anak usia sekolah mulai menemukan bahwa sumber belajar tidak hanya buku paket, dan tulisan guru di papan tulis. Mereka mulai terbiasa menemukan informasi di internet dengan browsing pada berbagai situs untuk mendapatkan suatu informasi. Para siswa ini mulai merasa senang, karena bisa memutuskan sendiri waktu belajar mereka. Mungkin pagi hari bisa bersepeda dulu di halaman rumah sampai pukul 9. Setelah mandi, baru bersiap untuk belajar. Oya, nonton TVRI juga salah satunya.

Sore hari mereka masih punya cukup energi untuk menjelajah area rumah. Menemukan tunas pohon silik di pojokan taman, atau sekadar mengetahui bahwa di samping pelinggih tunggun karang ada sebuah benda berwarna biru yang berisi angka-angka penunjuk penggunaan air di rumah.“Eh, ini seperti yang ada di buku paket IPA.” Begitu kira-kira pikiran mereka.

Guru-guru mulai terbiasa membuat perencanaan pembelajaran jarak jauh yang lebih menekankan pembelajaran bermakna – tak sebatas megejar ketuntasan kurikulum. Toh UN sudah dihapuskan. Untuk apa lagi deret nilai itu? Yang penting anak-anak memahami bahwa belajar adalah kepentingan mereka.

Untuk mempertanggungjawabkan tugasnya, guru-guru membuat media pembelajaran online. Membuat chanel belajar di youtube,postingan materi pelajaran di sosmed mereka, dan mengembangkan blog sendiri terkait bidang studi mereka. Tanggung jawabnya tidak hanya pada siswa di sekolahnya, tetapi pada seluruh anak bangsa.

Media-media mulai mendukung proses ini. ada kolom-kolom belajar dari rumah di koran-koran, dengan narasumber guru-guru kreatif. Radio dan televisi berlomba-lomba membuat tayangan edukasi. Kta akan mengucapkan selamat tinggal pada acara kompetisi dangdut berdurasi enam jam. Atau sinetron geng motor remaja yang jatuh cinta saat tabrakan. Media-media elektonik akan berlimpah sumber-sumber pengetahuan.

Ibu-ibu rumah tangga mulai menikmati untuk menjalankan hobi mereka di dapur. Berbagai resep di internet mereka coba dengan antusias, kemudian berhasil, kemudian mereka foto, kemudian pamerkan di sosial media. Teman-temannya memberi jempol, jantung, dan memberi komentar pujian. Ibu-ibu ini menemukan kesujatian mereka sebagai seorang ibu. Penguasa dapur.

Tunggu, untuk urusan dapur, uangnya dari mana?

Ya, tentulah di balik hal-hal baik itu, ada hal yang tidak mengenakkan untuk kita. Terutama bagi yang akhirnya harus diPHK, atau bagi pekerja harian yang tidak bisa bekerja, karena harus di rumah. Dalam hal ini, para pekerja pariwisata salah satu yang paling terdampak.

Syukurnya, manusia adalah makhluk yang adaptif. Banyak teman-teman yang kita lihat mulai beradaptasi dengan situasi ini. Ada yang memulai berjualan dari rumah. Ada yang mulai belajar berkebun. Dan hal-hal lain yang bisa produktif di masa seperti ini. Beberapa pemerintah desa juga mulai merespon dengan menyediakan pekerjaan bagi warganya yang terdampak situasi ini.

Jika semua desa akhirnya mampu melaksanakan program serupa, orang-orang yang sebelumnya merantau akan mulai kembali pulang. Mereka menjalankan hidup di desa. Kemudian tersadar, hidup di desa tidak begitu menyeramkan. Juga tidak begitu memalukan – sebagaimana pandangan mereka saat menjadi orang kota.

Beberapa orang yang kreatif kemudian mencoba menerapkan cara bercocok tanam modern yang mereka temukan di internet. Anggaplah berhasil dan menghasilkan. Beberapa lagi membuat sebuah pola pemasaran online dari desa langsung ke konsumen, sehingga memutus jalur panjang barang dari produsen ke konsumen. Lagi pula, bukankah saat ini ke pasar adalah hal yang tidak mengasikkan? Lebih baik jika ada penjual yang mau membawakan ke rumah. Ya, semprot disinfektan sajalah dulu.

Akhirnya, orang-orang mulai menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang adaptif. Manusia adalah makhluk yang berevolusi. Makhluk yang bisa bertahan dalam segala keadaan. Situasi karena Covid ini bukan hal besar bagi ciptaan Tuhan maha sempurna ini. Kita mampu mengatasinya.

Dan nanti, ketika virus ini sudah pergi. Bagaimana jika kita tetapkan saja seperti ini? [T]

Tags: belajar di rumahcovid 19pandemi
Previous Post

Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

Next Post

Kesetaraan Gender: Evolusi Sebuah Ideologi

I Gusti Bagus Weda Sanjaya

I Gusti Bagus Weda Sanjaya

Pembelajar yang ditugaskan menemani pembelajar lain untuk belajar. Serupa guru. Lahir di Tabanan, lereng selatan Gunung Batukaru.

Next Post
Kesetaraan Gender: Evolusi Sebuah Ideologi

Kesetaraan Gender: Evolusi Sebuah Ideologi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Film Cina dan Drama Cina, Mana yang Paling Seru?

by Satria Aditya
May 18, 2025
0
Film Cina dan Drama Cina, Mana yang Paling Seru?

ADAKAH yang rindu dengan Wong Fei Hung? Atau sebutan kakak pertama, kedua dan ketiga? Di sini saya mengatakan kejujuran bahwa...

Read more

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co