2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kolaborasi LPD dan Pekerja Migran Membangun Desa

I Nengah SuarmanayasabyI Nengah Suarmanayasa
April 19, 2020
inEsai
Kolaborasi LPD dan Pekerja Migran Membangun Desa

Pekerja Migran Indonesia (PMI) baru datang dari luar negeri

18
SHARES

Berbicara desa membuat pikiran imajinatif pembaca mengarah pada sebuah kondisi yang memperihatinkan. Seperti rendahnya kualitas SDM, terbatasnya infrastruktur, sedikitnya pertokoan, sedikitnya ragam profesi seperti dokter, pengacara, dosen, hakim, dominannya profesi sebagai petani, bahkan banyak menjadi petani gurem, karenanya angka kemiskinan lebih banyak terdapat di desa. Demikian wajah desa secara umum yang ada di Indonesia.

Karena itu pula, saat ini fokus dan lokus pembangunan Indonesia diarahkan ke desa. Desa diyakini sebagai harapan baru dalam mewujudkan Indonesia maju. Undang-undang No.6/2014 tentang desa memberi semangat baru kepada warga desa. UU ini hadir sebagai bentuk keberpihakan negara kepada desa. Dana desa sebesar Rp 1 M per desa per tahun yang digelontorkan pemerintah pusat membuat wajah desa berubah. Infrastruktur makin baik, sekolah-sekolah TK makin banyak, kantor kepala desa makin megah, penataan pasar desa makin baik, internet mulai masuk desa, dan banyak lagi perbaikan yang sudah terjadi.

Bali yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata dunia juga mengalami perubahan. Disamping terbantu oleh suntikan dana desa dari APBN, desa di Bali khususnya desa adat banyak terbantu oleh LPD (Lembaga Perkreditan Desa). LPD didirikan untuk membantu warga desa dalam akses keuangan. Adanya LPD membuat warga desa yang awalnya tidak memenuhi syarat meminjam uang di bank (bank umum dan BPR) menjadi mendapat pinjaman di LPD.

Kelonggaran syarat yang ada di LPD membuat warga desa mendapat pinjaman/kredit. Kondisi ini menjadikan warga desa lebih berani membuat perencanaan hidup menuju kehidupan yang lebih baik. Misalnya perencanaan setelah tamat SMA. Umumnya, anak muda di desa bersekolah sampai jenjang SMA saja (wajib belajar 12 tahun). Keputusan itu diambil karena alasan ekonomi sehingga tidak berani melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Di samping itu, jika pun dipaksakan untuk kuliah, maka setelah lulus belum ada jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Begitulah cerita-cerita atau obrolan yang biasa diobrolkan warga di desa saat bertemu di sawah maupun saat ngobrol di balai banjar.

Hadirnya LPD di desa membuat cerita hidup berubah. LPD menciptakan program yang memberikan kredit/pinjaman yang disesuaikan dengan kondisi peminjam/debitur. Sebagai contoh, banyak LPD terutama yang berada di pinggiran membuat program dengan nama kredit kapal pesiar bagi warga yang akan berangkat ke kapal. Skema kreditnya adalah membiayai seluruh biaya keberangkatan warga desa yang akan berangkat ke kapal.

Ada juga LPD yang memberi kredit sejak warga desa mulai sekolah di sekolah kapal pesiar (jenjang D1) sampai keberangkatan. Angsuran boleh dibayar setelah debitur mendapat gaji pertama setelah bekerja di kapal. Debitur dapat mengirimkan angsurannya dari tempatnya bekerja. Program ini benar-benar membantu warga desa. LPD bersinergi dengan anak muda yang akan berangkat demi kebaikan bersama. Program ini adalah simbiosis mutulalisme. LPD memeroleh pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan, anak muda mendapat kepastian biaya untk keberangkatan. Hal ini sejatinya adalah bagian dari upaya untuk membangun desa. Biasanya dengan sekali atau dua kali keberangkatan, semua utang di LPD akan lunas.

Umumnya, setelah berangkat yang 3 kali, perubahan hidup mulai dirasakan. Perubahan diawali dengan pembuatan rumah untuk orang tuanya, membeli mobil, kemudian untuk persiapan menikah. Setelah keberangkatan kelima maka sudah mulai memikirkan investasi. Apakah membeli tanah di Denpasar atau membuat usaha (bisnis). Dua atau tiga kali keberangkatan, keluarga yang di kampung sudah mulai merasakan perubahan hidup.

Kiriman uang perbulan mulai datang, orang tuanya yang rata-rata seorang petani mulai menggunakan baju bermerek luar negeri, menggunakan celana bahkan sudah terbiasa membawa handphone kemana-mana. Orang tua sudah tidak berutang lagi di warung, sudah bisa bayar peturunan di desa adat dengan lancar, dan cerita lainnya yang menunjukkan adanya perbaikan secara ekonomi.

Yang paling penting, adanya seorang kakak yang berangkat ke kapal pesiar membuat sang adik yang masih sekolah baik di SMA atau di SMP menjadi memiliki jaminan untuk bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Umumnya, jika adik dari seorang pekerja kapal pesiar sedang duduk di bangku SMA, sang adik akan mengikuti jejak sang kakak. Caranya juga hampir mirip dengan cara kakaknya.

Dimulai dengan sekolah di sekolah kapal pesiar selama 1 tahun, berikutnya meminjam uang di LPD sekitar Rp 40 juta untuk persiapan keberangkatan. Surat panggilan keberangkatan (job letter) dijadikan jaminan dan pembayaran angsuran dilakukan setelah mulai bekerja di kapal. Cerita berikutnya akan mirip dengan sang kakak. Dan keluarga yang bersangkutan kian mengalami peningkatan kualitas hidup.

Cerita sukses kakak beradik yang bekerja ke kapal pesiar akan berkabar ke tetangga yang ada di desa maupun di luar desa. Cerita ini akan membius semangat anak muda lainnya untuk mengikuti jejaknya.

Pertanyaan-pertanyaan mulai diajukan, seperti dimana sekolah agar bisa berangkat ke kapal? Siapa yang membantu sehingga bisa kerja di kapal? Berikutnya disusul pertanyaan, berapa biaya yang dihabiskan kalau mau berangkat ke kapal? Pertanyaan kunci, dimana atau bagaimana caranya mendapatkan uang tersebut agar bisa berangkat ke kapal?

Jawaban atas pertanyanaan-pertanyaan tersebut dibagi dengan riang gembira oleh para orang tua yang anaknya sudah duluan berangkat. Sampailah pada cerita bahwa LPD-lah sebagai pembuka pintu perbaikan hidup. LPD membantu semua biaya untuk keberangkatan. LPD berkolaborasi dengan calon pekerja kapal pesiar untuk membangun desa. Intinya LPD hadir sebagai solusi.

Layanan yang diberikan LPD akhirnya diadopsi oleh LPD-LPD di luar desa sehingga banyak LPD yang memberikan layanan kredit untuk calon pekerja ke kapal pesiar. Tidak heran jika di Bali banyak dijumpai sekolah kepal pesiar. Tidak heran juga jika banyak dijumpai anak muda yang umurnya di bawah 25 tahun sudah beberapa kali berangkat ke kapal pesiar.

Hampir di semua kabupaten di Bali banyak anak mudanya yang bekerja di kapal pesiar. Jumlah anak muda yang bekerja di kapal pesiar tiap tahun kian bertambah seiring adanya harapan dan kepastian untuk perbaikan hidup. Dan biasanya anak muda yang bekerja di kapal pesiar adalah anak muda yang berasal dari desa. Bahkan desa yang ada di pinggiran. Ini sangat berbeda dengan pilihan anak muda yang tinggal di kota yang lebih memilih melanjutkan kuliah setelah lulus SMA.

Seminggu belakangan ini media online maupun media cetak saling berlomba memberitakan orang yang bekerja di kapal pesiar. Awalnya orang yang bekerja di kapal disebut TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Belakangan sebutannya berubah menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia).

Salah satu surat kabar memberitakan bahwa saat ini (April 2020) setidaknya ada 78.000 orang Indonesia yang bekerja di kapal pesiar, dari jumlah tersebut, sebanyak 22.000 orang berasal dari Bali. PMI asal Bali menyumbang devisa sebanyak Rp 12 Triliun per tahun. Angka ini sangat besar dan sangat bermakna bagi perekonomian Bali. Berkat jasa tersebut, tidak berlebihan jika PMI disebut pahlawan devisa.

PMI biasanya bekerja di kapal antara 4-6 bulan, setelah itu kembali ke kampung halaman, Bali. Orang tua, sanak saudara, istri, anak, bahkan tetangga pun merasa bahagia mendengar berita jika ada salah satu anggotanya yang pulang dari kapal. Mereka bahagia karena akan segera berjumpa dan kebahagiaan dibarengi dengan adanya kepastian membawa lembaran uang dollar.

Orang rumah akan mendapat oleh-oleh yang semuanya berbau luar negeri. Mulai dari parfum, baju, celana, kaca mata, sepatu dan sebagainya. Intinya semua merasa bahagia tatkala PMI pulang kampung. Hadirnya teror Covid-19 membuat cerita menjadi mendadak berubah. Semoga Covid-19 segera kabur sehingga cerita-cerita bahagia saat seorang PMI pulang kampung segera terdengar kembali. PMI adalah harapan keluarga, pejuang desa sekaligus pahlawan devisa. Terima kasih PMI. [T]

Tags: desakapal pesiarLPDpekerja migran
Previous Post

Stigma & Stigmata

Next Post

“The Flu”, “The Contagion”, dll. — Menonton Film Pandemi untuk Selamat dari Pandemi

I Nengah Suarmanayasa

I Nengah Suarmanayasa

Staf pengajar di FE Undiksha-Singaraja

Next Post
“The Flu”, “The Contagion”, dll. — Menonton Film Pandemi untuk Selamat dari Pandemi

“The Flu”, “The Contagion”, dll. -- Menonton Film Pandemi untuk Selamat dari Pandemi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co